"Shany," panggil Kay. "Nggak ada gunanya nelpon aku." Nada suaranya getir.
"Mas, semua itu fitnah! Harusnya konfirmasi! Di foto-foto itu bukan aku! Jangan mudah percaya sama omongan Sherina dan Gio! Mas bisa nanya ke sahabatku di Surabaya, atau ke Paman Haris, adek papa. Atau ke temen-temen dokter di rumah sakit sana. Waktuku habis di rumah sakit, Mas!"
Hening sejenak. Terdengar suara tarikan napas panjang yang berat dari Kay. Seakan-akan, ada beban menghimpit dadanya.
"Mas percaya aku, kan? Kita udah bersama-sama sejak SMA. Tujuh tahun, bukan waktu yang singkat. Mas tau gimana aku. Cuma kamu satu-satunya pria yang dekat denganku."
"Nanti kita bicara lagi. Aku masih capek abis nikahan. Trus ayah ibuku rempong nyiapin resepsi dua bulan ke depan."
"Harusnya itu resepsi kita, kan, Mas? Iya, kan?"
Kay kembali diam.
"Mas, batalin pernikahan dengan Sherina! Kembalilah .... Percayalah padaku."
"Nggak bisa, Shan. Sherin hamil anakku ...."
Shayna terperangah. Dadanya mendadak nyeri bagai ditikam pisau tak kasatmata.
"Nggak mungkin. Mas Kay yang kukenal sangat menjaga kehormatan wanita. Buktinya, kita nggak pernah ngapa-ngapain. Sherin pasti bohong. Dia manipulatif. Pacarnya banyak---"
"Shan, aku nggak mengira kamu tega menjelekkan kakak sendiri. Kamulah yang berlindung di balik sikap sok suci semenjak bertekad hijrah dua tahun yang lalu!" Tiba-tiba Kay membentak. Intonasi suaranya meningkat. "Sherin benar, kamu cuma nutup-nutupin watak aslimu selama bersamaku. Begitu kita jauh, kamu selingkuh! Menjijikkan!"
Shayna tersentak. Kaget bukan kepalang. Ia terbiasa dengan sikap lembut Kay. Tak disangkanya lelaki itu kini tega berkata kasar padanya.
Seluruh fitnah itu mungkin disengaja agar dirinya tampak buruk di mata Kay dan semua orang. Sementara Sherina tampil bercahaya sebagai malaikat penolong Kay yang terkhianati. Tak akan ada yang menuduh Sherina merebut tunangan adiknya sendiri.
Orang akan menganggap Shayna jahat jika memaksa Kay meninggalkan Sherina.
Belenggu kemalangan terasa kian ketat menjerat dirinya. Namun, diperkuatnya tekad. Ia harus meyakinkan Kay bahwa dirinya betul-betul berproses hijrah dan hanya menanti Kay seorang sebagai calon imamnya.
"Mas, aku mau bicara langsung denganmu! Kita ketemu hari ini atau aku yang datang ke rumah Mas!" tegasnya.
"Nggak perlu lagi, Shan. Kita udah selesai." Suara Kay terdengar berat. Ada jejak ketidaksabaran dalam kalimatnya.
"Kita tetap harus bicara!" Shayna keras kepala. "Aku yakin, kamu dimanipulasi Sherin! Mas, aku nggak sanggup kehilangan kamu ...." Tangis gadis itu meledak.
Kay diam beberapa saat. "Berhentilah menangis," katanya, enam puluh detik kemudian.
Satu bujukan lembut Kay, bagai tombol mute yang menghentikan isak tangis Shayna dalam sekejap. Ia terhibur, Kay masih di seberang sana, mendengarkan tangisnya. Seperti dulu, Kay selalu siap jadi tempat curahan hati Shayna. Menyayanginya. Memperhatikannya. Sherina pasti berbohong ketika mengatakan Kay tak lagi mencintainya. Shayna yakin mampu membujuk Kay kembali padanya.
"Aku hancur, Mas ...." Parau suara gadis itu. "Aku ke rumahmu sekarang, ya."
"Jangan. Tunggu aku malam ini di kafe favorit kita." Kay memutus sambungan telepon di akhir kalimat.
Shayna termangu sejenak. Kafe favorit kita. kata "kita" melambungkan harapannya. Kay masih menganggap kafe yang sering mereka kunjungi berdua sebagai favorit milik mereka. Hatinya berdenyut rindu dan menabur asa. Mereka pasti akan bersama lagi. Pernikahan Kay dan Sherina adalah kesalahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/329748858-288-k708047.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN PERNIKAHAN SEMUSIM
RomanceDISELINGKUHI TUNANGAN, DILAMAR DOKTER KONGLOMERAT Tak cukup derita Shayna gara-gara diselingkuhi tunangan, Shayna juga difitnah dan diusir dari rumah. Takdir mempertemukannya dengan Erwin yang didesak nenek kakeknya untuk menikah. Dengan mahar 1 mi...