Mohon kemurahan hatinya untuk menekan VOTE🙏🥺
Terimakasih sudah mampir di siniSepanjang malam Atok Ali tidak dapat tidur. Ia mencoba memaksakan dirinya agar bisa tidur, tapi semakin ia paksa malah semakin tidak bisa. Berjam-jam ia memfokuskan pikiran agar dapat tidur, namun tetap saja tidak bisa.
Dia merasa gelisah. Pikirannya tak tenang. Ini sudah lewat tengah malam, bahkan hampir mendekati subuh. Dan beberapa jam lagi fajar akan tiba menerangi langit yang masih tampak gelap.
Atok Ali terlihat begitu cemas. Sekujur tubuhnya basah karena berkeringat. Padahal malam ini suhu udara terasa sejuk, tak ada panas-panasnya sama sekali. Tetapi pikirannya yang membuatnya terasa panas, bahkan di malam yang tak hangat.
Di malam yang kosong seperti ini, ia dapat mendengar banyak suara yang mungkin tidak dapat terdengar di siang hari. Mulai dari suara kodok, suara burung malam, suara jangkrik, atau mungkin suara orang yang sedang mengorok.
Satu hari lagi adalah hari ulang tahunnya. Hari di mana umurnya akan bertambah menjadi 80 tahun. Genap 80 tahun. Sudah lebih dari setengah abad ia menjalani hidup di dunia. Saatnya untuk mati. Karena ini sudah sesuai perjanjian. Jika Atok Ali melanggar janjinya itu, marabahaya akan datang.
Namun mati bukanlah perkara mudah. Jika ajalnya belum tiba, bagaimana ia bisa mati? Namun jika ia tetap biarkan dirinya hidup begini, akan lebih bahaya lagi untuk dirinya, bahkan keluarganya akan terkena impasnya.
Atok Ali benar-benar pusing memikirkan semua ini. Kepalanya panas, hingga tubuhnya terus berkeringat. Sampai ia tidak dapat tidur nyenyak.
"A-apa aku bu-bunuh diri saja?" gumam Atok Ali. Wajahnya tampak pucat.
Ia lelah mencoba untuk tidur. Maka ia buka saja matanya, tanpa mencoba untuk memejamkannya lagi. Tampaknya ia memang tidak akan bisa tertidur dengan semua tekanan yang membebani kepala. Maka ia mulai melamunkan hal-hal yang menakutkan di atas kasurnya.
Ia terlentang dan menatap langit-langit kamar. Membayangkan semua kemungkinan yang akan terjadi jika ia tidak kunjung mati.
"Mereka akan datang jika aku tidak kunjung mati." Sebuah ucapan yang mungkin telah ia katakan lebih dari sekali.
Siapa mereka yang dimaksud Atok Ali sebenarnya? Karena tampaknya Atok Ali sangat ketakutan jika akan berhadapan dengan mereka ini.
"Tapi, aku punya ayam-ayam hitam itu untuk menangkal mereka." Lalu muncul kalimat yang dapat menenangkan dirinya sejenak.
"Tetapi i-itu hanya akan menahan me-mereka sebentar saja. Jika ayam-ayamku semuanya sudah habis, ke-kemungkinan terburuk dan yang paling buruk a-akan tetap terjadi juga." Atok Ali sangat dilema pada kematiannya. Yang kemudian membuat pikirannya semakin terbebani.
Baju yang ia kenakan sudah basah. Karena keringat terus mengucur dari pori-pori kulitnya.
"Mu-mungkin aku harus melakukan hal yang buruk, agar kemungkinan yang le-lebih buruk tidak dapat terjadi. A-aku harus bunuh di-diri." Tampaknya Atok Ali mulai membulatkan sebuah keputusan.
Maka ia mulai beranjak dari kasurnya. Ia bangkit dan melangkahkan kaki menuju luar kamar. Ia berjalan dengan tertatih-tatih. Atok Ali berpikir mungkin malam itu hanya dia yang terbangun dan semua orang tertidur, maka ini waktu yang pas untuk bunuh diri.
Saat Atok Ali sudah berada di dapur, ia mencoba mengambil tali yang berada di atas lemari yang terbuat dari kayu jati. Tinggi lemari tersebut melebihi tinggi Atok Ali saat ini. Maka ia membutuhkan sesuatu untuk menggapai tali tersebut. Kursi. Atok Ali menarik kursi yang ada di meja makan. Ia menyeret kursi kayu tersebut menuju ke depan lemari. Sebisa mungkin ia mencoba untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun, agar tidak ada yang bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONI HITAM
Horror[ON GOING] Di tahun 2000, lelaki tua yang merupakan seorang Veteran bernama Ali, yang akrab disapa Atok Ali sedang dihadapkan pada sebuah dilema kematian. Ia ingin segera mati. Ia selalu menunggu ajalnya tiba. Namun Malaikat Izrail seolah tidak mau...