Hari ini Risa pulang cepat lagi. Setelah waktu ashar selesai, Risa memutuskan pulang. Hal ini ia lakukan karena Atok Ali sedang sakit di rumah. Akan sangat kasian jika tidak ada yang menjaga dan merawatnya. Pun Hanin akan kerepotan jika ia dibiarkan menjaga Atok Ali sendirian. Belum lagi harus menjaga Sita. Pasti Hanin akan sangat kerepotan.
Risa berjalan masuk ke rumah. Terlihat Sita sedang bermain masak-masakan di ruang tengah sendirian. Tidak ada Hanin di sana. Biasanya jika ada Sita pasti ada Hanin yang akan menemaninya.
"Lagi apa, Nak?" tanya Risa kepada Sita.
"Lagi main masak-masakan."
"Kakakmu kemana? Kok gak kelihatan?"
"Itu di kamar sama uyut," jawab Sita.
Risa kemudian berjalan ke kamar. Dan ternyata benar Hanin ada di dalam kamar, ia sedang bersama Atok Ali.
"Di sini kamu ternyata Hanin?" ucap Risa yang berdiri di depan pintu kamar.
"Eh ibu udah pulang!" Hanin tersenyum senang.
Risa berjalan masuk ke kamar. Atok Ali sedang tergeletak di sana. Risa mengeluarkan sebuah kantong plastik dari tasnya. Dan di dalam kantong plastik tersebut terdapat beberapa obat untuk Atok Ali.
"Ini nanti diminum ya, Tok!" Risa menaruh kantong plastik tersebut di atas kasur.
"Kamu udah mandi Hanin?" tanya Risa.
"Belum. Hanin masih mau ngobrol sama Uyut, ibu duluan aja mandinya," balas Hanin.
"Oh ya sudah."
Risa keluar dari kamar dan berjalan menuju ke kamarnya untuk mengambil baju serta handuk.
Akhir-akhir ini Hanin kembali dekat dengan Atok Ali. Semenjak Atok Ali sakit, Hanin yang merawatnya di rumah. Membuat Hanin kembali sering mengobrol dengan Uyutnya itu. Dan Atok Ali suka sekali menceritakan hal-hal di masa lalunya kepada Hanin. Tentang bagaimana ia menjadi Pejuang. Tentang bagaimana ia menghadapi penjajah di Sarepah. Padahal ia sedang sakit, tapi ia paksakan bercerita di kondisinya yang sedang tidak sehat ini. Terkadang sampai suaranya bergetar. Dan Hanin senang sekali mendengar cerita-cerita tersebut. Ia selalu antusias.
Setelah selesai mengambil baju dan handuk bersih, Risa keluar dari kamar.
"Sita di dalam rumah aja ya! Jangan keluar-keluar rumah!" ucap Risa.
"Iya," jawab Sita yang sedang asik bermain.
Risa berjalan ke kamar mandi. Ia langsung masuk dan ia tutup pintu kamar mandi. Pakaian bersih dan handuk yang ia bawa dicantolkannya di paku. Satu-persatu pakaian yang ia kenakan dilepaskannya dari tubuh.
Sementara Hanin masih asik mengobrol dengan uyutnya. Ia masih terus mendengarkan dan beberapa kali ia melontarkan sebuah pertanyaan sehingga cerita terus bersambung dan bercabang-cabang.
Atok Ali dengan senangnya menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Ia terus bercerita tentang masa lalunya, masa mudanya, dan masa-masa kejayaannya. Saat ceritanya selesai, Hanin akan melontarkan sebuah pertanyaan, hingga cerita baru dilanjutkan. Tak ada habisnya. Hingga....
"Hanin," ucap Atok Ali.
"Apa, 'Yut?" jawab Hanin
"Kamu mau nyelamatin kita dari makhluk-makhluk jahat yang pernah uyut ceritakan?" Suara Atok Ali terdengar lemah.
"Mau!" jawab Hanin dengan antusias.
Wajah Hanin terlihat senang. Ia ingin sekali bisa menjadi seperti uyutnya. Menjadi Atok Ali seperti di dalam cerita-cerita yang Atok Ali ceritakan kepada Hanin. Hanin merasa dirinya akan terlihat sangat keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONI HITAM
Horror[ON GOING] Di tahun 2000, lelaki tua yang merupakan seorang Veteran bernama Ali, yang akrab disapa Atok Ali sedang dihadapkan pada sebuah dilema kematian. Ia ingin segera mati. Ia selalu menunggu ajalnya tiba. Namun Malaikat Izrail seolah tidak mau...