Pagi hari tiba. Saat ayam telah berkokok. Dan matahari tampak di permukaan. Di saat beginilah semua orang mulai tampak sibuk dengan urusan masing-masing.
Seperti biasa, Risa akan membantu Hanin bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Mulai dari menyiapkan baju, menyiapkan sarapan, serta bekal yang akan dibawa anaknya ke sekolah. Kegiatan selayaknya seorang ibu rumah tangga. Yang semua kebutuhan anggota keluarganya, dia yang menyiapkan.
Setelah Hanin selesai mandi, kemudian selesai memakai baju, dan selanjutnya selesai serapan, Kini Hanin segera berangkat ke sekolah. Tidak lupa sebelum berangkat ia pamit terlebih dahulu kepada ibunya. Hanin mencium tangan ibunya.
"Bu Hanin berangkat!" ucapnya.
"Hati-hati ya Hanin. Kalau sudah pulang langsung pulang! Jangan kelayapan!"
"Iya Bu." Hanin berjalan ke luar rumah, dengan baju putih dan rok merah, serta tas merah jambu yang ia gendong di belakang badan.
Dan saat melewati bingkai pintu, tidak lupa Hanin berpamitan dengan Atok Ali yang sedang mejeng di atas tempat tidur. Atok Ali kelihatan sedang melamun sambil menatap ke arah pohon-pohon di seberang rumah.
"Uyut! Hanin pamit mau berangkat sekolah."
Atok tak membalas ucapan Hanin. Dia hanya menganggukkan kepalanya saja. Bahkan tanpa menengok dan juga melirik ke arah Hanin. Ia terus melamun.
Hanin lanjut jalan menuju teras rumah. Dan tampak di ujung pagar beberapa temannya telah berdiri di sana menunggu dirinya. Seperti sediakala. Mereka pun berjalan bersama-sama menuju ke sekolah. Dan tentunya dibarengi dengan obrolan-obrolan anak-anak SD.
Di ujung. Hanin dan teman-temannya akan berhenti di depan rumah bercat biru. Rumah itu adalah rumah teman mereka juga.
"Ira! Ira! Ayo berangkat!" ucap Hanin.
"Sebentar! Sebentar!" Ira berlari-lari ke luar rumah dengan sepatu di tenteng bersama tas.
Ira segera mengenakan kaos kaki dan sepatunya. Tentunya dengan terburu-buru. Karena ia takut terlambat ke sekolah.
"Bentar! Aku pakai sepatu dulu"
"Tumben lama? Biasanya gak kesiangan Ra," ucap Syifa.
"Gak. Gak mungkinlah aku kesiangan. Aku kan selalu sholat subuh. Namanya juga anak Solehah."
"Iyalah tuh. Terus karena apa?"
"Tadi malam aku lupa ngerjain pr Bahasa Indonesia. Jadi tadi buru-buru ngerjain prnya dulu."
"Emang hari ini Bahasa Indonesia ada pr ya? Aku lupa," ucap Klara.
"Ada. Pilihan berganda kalau gak salah," jawab Hanin.
"Duh! Aku juga gak ngerjain. Ayo! Cepetan dong Ira! Biar aku ngerjainnya di kelas."
"Iya bentar-bentar! Dikit lagi selesai ini." Ira buru-buru mengikat tali sepatunya. "Oke... udah. Yuk!"
Mereka segera berangkat ke sekolah bersama-sama.
"Agak cepetan dikit dong jalannya. Nanti gak sempat aku ngerjain pr," ucap Klara.
"Yuk lari yuk biar cepat sampai!" usul Ira.
"Yuk! Yang duluan sampai dia yang menang!" Hanin langsung berlari tanpa aba-aba.
"Hei! Curang!" ucap Ira.
Teman-teman di belakangnya ikut berlari dan segera menyusulnya.
Sementara itu. Di rumah. Risa kembali sibuk. Setelah urusan dengan Hanin selesai. Kini urusan dengan rumah yang harus dijalankan. Sebelum ke klinik Risa harus segera membereskan rumah terlebih dahulu. Agar rumah kembali bersih dan tampak rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONI HITAM
Horror[ON GOING] Di tahun 2000, lelaki tua yang merupakan seorang Veteran bernama Ali, yang akrab disapa Atok Ali sedang dihadapkan pada sebuah dilema kematian. Ia ingin segera mati. Ia selalu menunggu ajalnya tiba. Namun Malaikat Izrail seolah tidak mau...