Saat di pagi hari, Risa memeriksa kondisi Sita. Ternyata Sita jatuh sakit. Badannya panas, tubuhnya lemas, hingga matanya terlihat sayu. Risa pun segera memberikan obat kepada Sita. Ia takut sakitnya semakin bertambah parah.
Kejadian malam itu benar-benar membuat Risa terkejut. Ia temukan Sita kondisi yang kacau. Sampai-sampai membuat Sita jatuh sakit. Kini sudah dua orang di rumah ini yang sakit. Ada Atok Ali dan Sita. Kelihatannya Risa harus lebih berjaga-jaga lagi.
"Hanin ayo bangun! Sekolah!" Risa membangunkan Hanin setelah memberikan obat kepada Sita.
Hanin langsung terbangun dari tidurnya, walau ia masih terlihat mengantuk. Ia pun duduk sebentar di atas tempat tidur, menunggu nyawanya terkumpul semua.
"Buruan Hanin! Nanti kamu telat."
"Iya." Hanin mengucek-ucek matanya.
Hanin turun dari tempat tidur dengan tubuh yang tidak bergairah. Lalu Hanin melihat obat di samping Sita. Ia pun penasaran kenapa bisa ada obat di sana.
"Itu obat siapa, Bu? Sita sakit?" Hanin bertanya.
"Iya Sita sakit," jawab Risa.
"Kok bisa? Padahal kemarin baik-baik aja. Uyut sakit. Sekarang Sita juga sakit. Lagi musim sakit ya, Bu?"
"Begitulah," balas Risa singkat. "Ya sudah kamu buruan siap-siap nanti terlambat."
"Iya."
Hanin segera ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan tentunya menyegarkan diri. Ini adalah kegiatan rutinnya setiap pagi.
Setelah memberikan obat kepada Sita, kini Risa memberikan obat kepada atok. Risa memberikan obat itu bersama dengan air hangat. Ia letakkan obat dan air hangat itu di atas nakas.
"Diminum ya, Tok! Biar cepat sehat," ucap Risa.
Kemudian ia pergi dari kamar. Risa berjalan ke dapur. Ia mau membuatkan serapan dan bekal untuk Hanin.
Ia pecahkan beberapa butir telur. Lalu ia kocok sampai kuning dan putih telur tercampur rata. Lalu ia beri garam dan penyedap sebanyak dua jumput jari. Lalu ia kocok lagi telur tersebut dengan sendok. Setelah ia rasa sudah merata, lalu ia tengkrengkan wajan bersama minyak. Ia nyalakan kompor. Lalu ia tunggu hingga minyak di wajan panas.
Setelah ia rasa sudah panas, langsung saja Risa tuangkan telur tadi ke dalam wajan. Perlahan-lahan telur tersebut pun mulai memadat, menandakan telur mulai matang. Lalu Risa balik telur tersebut, agar atasnya juga ikut matang dengan merata.
Kemudian Hanin keluar dari kamar mandi. Setelah sekian lama, akhirnya ia selesai juga.
"Cepat pakai bajumu Hanin! Liat udah jam berapa itu!" ucap Risa.
Hanin buru-buru berlari ke kamar untuk siap-siap. Ia terlalu lama di kamar mandi sampai lupa kalau waktu terus berjalan. Dan dengan kekuatan super kilat, ia pakai baju dan rok sekolahnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Setelah selesai ia kemudian pergi ke dapur sambil menenteng tas sekolahnya.
"Bu Hanin gak serapan ya! Udah mau telat!" ucap Hanin yang panik.
"Makan! Sesuap dua suap pun gak papa."
"Tapi!"
"Kan teman-teman kamu juga belum jemput. Biasanya kan mereka jemput? Jadi makan dulu!"
Hanin pun mencoba menghabiskan sarapannya dengan secepat mungkin. Setiap suapan masuk ke dalam mulut dengan hitungan yang tidak normal. Suapannya bisa terjadi dalam lima detik sekali. Hanin mencoba bekerja ekstra agar ia tidak terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONI HITAM
Horror[ON GOING] Di tahun 2000, lelaki tua yang merupakan seorang Veteran bernama Ali, yang akrab disapa Atok Ali sedang dihadapkan pada sebuah dilema kematian. Ia ingin segera mati. Ia selalu menunggu ajalnya tiba. Namun Malaikat Izrail seolah tidak mau...