Mohon maaf karena telah menghilang beberapa saat🙏 karena ada satu dan lain hal. Tapi sekarang saya sudah kembali, dan ini lanjutan dari Koloni Hitam. Silakan dinikmati😚
Peristiwa kemarin malam membuat tubuh Risa sakit-sakit dan nyeri-nyeri. Sehingga ia memutuskan untuk tidak pergi ke klinik hari ini. Risa ingin istirahat di rumah saja. Melepaskan penat dan berusaha melupakan tragedi malam itu. Tragedi yang begitu mengerikan jika diingat-ingat kembali.
Risa rebahan di atas kasurnya di pagi yang lembab dikarenakan hujan kemarin malam. Ia terus-menerus teringat oleh kejadian malam itu. Gak masuk akal. Sama sekali gak masuk akal. Dirinya dikejar-kejar oleh para sosok hitam yang menakutkan. Dengan tubuh besar, mata merah menyala, dan sekujur tubuh hitam. Makhluk macam apa itu? Batin Risa.
Risa berusaha untuk melupakan tragedi kemarin malam. Mengingat wujud dari sosok-sosok hitam itu membuatnya menjadi trauma. Namun, klip-klip peristiwa malam itu terus terlintas di pikirannya. Apa yang harus aku lakukan supaya tidak mengingat-ingat kejadian malam itu? Batin Risa.
"Aku harus tetap mencari kesibukan walaupun sedang di rumah." Risa masih terus berbaring di kasurnya.
Kemudian Sita masuk ke kamar Risa. Sita terlihat habis bangun tidur. Rambutnya acak-acakan. Wajahnya kusam. Sita berjalan sambil mengucek-ucek matanya.
"Udah bangun, Nak?!" tanya Risa.
Sita mengangguk-angguk sambil mengucek matanya.
"Lapar Bu."
"Oh mau makan ya? Bentar ya!"
Risa langsung beranjak dari tempat tidurnya. Tubuhnya terasa pegal-pegal dan nyeri-nyeri. Lututnya terlihat memar. Begitu juga dengan lengannya. Saat ia mencoba membangkitkan badannya, terdengar bunyi, kretek kretek kretek.
"Akh! Ya Allah sakitnya."
Ia berjalan sambil menggandeng Sita. Ia berjalan ke dapur. Kakinya terasa nyeri dan nyut-nyutan. Untung ia tidak sampai demam.
"Duduk di sana!" Risa menunjuk ke arah meja makan.
Sita berjalan dan duduk di salah satu kursi pada meja makan. Lalu ia melipat kedua tangannya di atas meja, kemudian menjatuhkan kepalanya di sana.
Risa melihat pintu kamar mandi tertutup. "Siapa di dalam?" Risa bertanya.
"Hanin!" teriak Hanin.
"Tumben bangun cepat. Biasanya harus dibangunkan baru mau bangun. Kalau hari minggu begini cepat ya Hanin bangunnya."
"Hehehe." Hanin tertawa di dalam.
Risa membuka lemari tempat bahan makanan. Ia mau memasak nasi terlebih dahulu. Risa pun mengambil beras dan menanakkan beras tersebut di rice cooker.
Setelah itu, Risa mengambil empat butir telur di dalam kulkas. Ia pecahkan keempat telur itu dan ia aduk di dalam mangkuk. Risa ingin membuat telur dadar. Sebuah makanan yang sangat mudah untuk di buat.
Selesai mengaduk keempat telur tersebut. Risa pun memasukkannya ke dalam kuali yang telah dipanaskan di atas kompor. Telur pun langsung mengembang setelah tercebur ke dalam minyak yang panas. Perlahan-lahan telur mulai matang. Aroma harum telur tersebut mulai tercium di seluruh ruangan.
"Emmm! Wangi banget...!" Hanin keluar dari kamar mandi dan ia segera duduk di kursi.
Telur pun telah matang. Risa langsung meniriskan telur tersebut. Setelah itu, ia membagi telur dadar itu dengan memotongnya menjadi beberapa sisi.
"Tunggu nasinya matang dulu ya! Tunggu bunyi 'cetek' tandanya udah matang nasinya. Ibu mau mandi dulu." Risa berjalan menuju kamar untuk mengambil baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONI HITAM
Horror[ON GOING] Di tahun 2000, lelaki tua yang merupakan seorang Veteran bernama Ali, yang akrab disapa Atok Ali sedang dihadapkan pada sebuah dilema kematian. Ia ingin segera mati. Ia selalu menunggu ajalnya tiba. Namun Malaikat Izrail seolah tidak mau...