beginning

79 8 0
                                    

Bruk

Sagna memukul meja makan saat keluarganya sedang asik makan.

"NGGAK PA, SAGNA NGGAK MAU DIANDRA SEKOLAH DISITU" bentaknya pada Bram–Papanya.

"Kenapa? Biarkan dia merasakan apa yang dirasakan anak-anak pada umumnya"

"Nggak! Jangan disekolah Sagna Pa!"

"Papa nggak bisa sekolahin dia ditempat lain, dia baru masuk ke dunia luar sayang. Kamu harus bisa jagain dia"

Sagna mengehela nafas. "Sagna cuma nggak mau ngeliat dia disakitin orang-orang disana.."

"Fine."

Diandra tersenyum. "Yeyy, jadi aku udah bisa sekolah di sekolah umum kayak kak Sagna?" Bram mengangguk.

"Kamu harus nurut ke Sagna ya Na" Rissa–mama Sagna merapikan sedikit rambut Diandra yang berantakan.

"Siap Mama!" balasnya dengan memberi hormat.

💌💌💌

"LANA! BURUAN" Sagna berteriak memecahkan kedamaian di pagi hari.

"IYA KAK IYAA"

Diandra melihat Sagna yang melipat kedua tangannya didepan dada. "Sempet gue telat gara-gara lo awas aja" ketusnya menyambar kunci mobil.

Sagna memarkirkan mobil di parkiran khusus mobil murid SMA Glora. "Lo mau terus-terusan di dalam?"

Diandra turun dari mobil. "Kak.. aku bisa komunikasi sama mereka nggak ya?"

Sagna menaikkan kedua bahunya acuh. "I don't know"

"Inget 3 kata yang harus lo ucapin?"

Diandra mengangguk. "Maaf, tolong, terimakasih" Sagna mengacungkan kedua jempolnya.

"Dan satu lagi, jangan pake aku-kamu nanti dikira cupu. Lo-gue harus pake itu" jelas Sagna.

"Lo.. gue?" Sagna mengangguk.

"Kalo ada apa-apa telpon gue, ruang kepala sekolah di lantai 3 tanya sama murid lain, lo harus bisa berinteraksi" Sagna pergi meninggalkan Diandra yang masih mematung di parkiran sekolah.

"Tapi.. maaf, tolong, terimakasih" Diandra mengangguk meyakinkan dirinya.

Diandra masuk ke lobi sekolah. Ia bisa lihat murid-murid disana melihatnya dengan wajah tanda tangan tapi bagi Diandra itu menakutkan.

"Pe-permisi.." Diandra berusaha menanyakan dimana ruang kepala sekolah. Pasalnya sudah berputar-putar sepuluh kali masih saja belum menemukannya padahal ia sudah naik ke lantai 3.

"Lo murid baru ya?" Bukannya menjawab Diandra, siswa itu malah menanyakan sesuatu kepada Diandra.

Diandra mengangguk. "Kantor kepala sekolah ada di lantai paling atas, mau gue anterin?" tawar siswa tersebut.

Seolah tau Diandra akan menanyakan apa siswa tersebut menjawab dengan benar. "Makasih" Diandra menunduk lalu segera pergi ke lantai paling atas.

Siswa tersebut tersenyum melihat kepergian Diandra. Aneh?

💌💌💌

tok tok tok

"Permisi pak" Diandra masuk, ia bisa lihat bukan hanya satu orang didalam melainkan 6 orang dewasa.

"Diandra ya? Sini nak duduk" ujar salah satu guru wanita yang masih muda.

Diandra duduk. "Kamu sebelumnya homeschooling?" tanya Pak Joko-kepala sekolah SMA Glora.

Kisah AlkaleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang