jauhin Diandra.

13 1 1
                                    

Saat ini Alkaleo duduk diam di rooftop sambil mengisap nikotinnya, berniat ingin menenangkan kepalanya yang berisik. Hari ini adalah hari paling sial. Kalah dalam pertandingan, dikeluarkan dari Garva, dan mengecewakan Diandra. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Franc pasti akan sangat marah padanya.

"Kale, lo ngga senang gue datang?" Azalea menepuk pundak Alkaleo, membuat sang empu melihat ke belakang. Bukan tidak senang, hanya saja Alkaleo masih bertanya-tanya mengapa Azalea harus datang disaat ia ingin melupakan gadis itu.

Alkaleo menatap sendu mantan kekasihnya itu, "Kenapa lo balik lagi Za? Bukannya lo yang milih untuk pergi?"

Azalea menunduk, ia merasa hatinya sakit mendengar perkataan Alkaleo yang seakan-akan tak suka pada kehadirannya. "Gue ada alasan Kale" Alkaleo mengangkat dagu Azalea membuat netra mata mereka bertemu. "Jelasin semuanya"

Azalea menghela nafas kasar, ia menatap sendu wajah Alkaleo, wajah yang sangat ia rindukan hingga membuatnya berani kembali. "Temui gue malam ini di taman, taman dimana lo nembak gue" Alkaleo mengangguk mendengar ucapan Azalea.

"Gue beliin lo minum dulu ya, jangan dihisap lagi nikotinnya Kal. Lo ngga pernah berubah ya, selalu ngisap itu kalau ada masalah"

Azalea keluar dari rooftop meninggalkan Alkaleo yang masih terdiam, dan bertarung dengan pikirannya sendiri.

Alkaleo teringat dengan gadis manis itu, Diandra. Ia harus menjelaskan semuanya kepada gadis itu. Diandra pasti berpikir kejutan yang diberikan Alkaleo adalah kembalinya Azalea.

Alkaleo mengeluarkan benda pipih dari sakunya, ingin mengajak Diandra bertemu untuk memberikan penjelasan.

Alkaleo mengusak rambutnya dengan kasar, dia bingung. Dia tidak bisa membatalkan janjinya pada Azalea karena dia sangat penasaran apa yang membuat gadis itu meninggalkannya dan... sedikit merindukan gadis itu.

Grep

Alkaleo menoleh ke belakang melihat Azalea yang memeluknya. Azalea memejamkan matanya dan bersandar di punggung Alkaleo.

"Gue kangen banget sama lo Le, lo juga kangen sama gue kan?" Alkaleo terdiam, perasaannya sulit untuk di ungkapkan. Dia bingung, apakah dia masih menunggu Azalea dan berharap Azalea kembali padanya. Atau dia hanya merindukan momen dengan Azalea, sisanya sudah diisi oleh Diandra.

"Gue juga kangen lo Za" senyum Azalea terbit saat mengetahui bahwa Alkaleo juga merindukannya.

Azalea menarik tangan Alkaleo keluar dari rooftop pergi menuju parkiran. "Anterin gue pulang ya, gue kangen di bonceng sama lo" Alkaleo mengangguk, karena sejujurnya dia juga merindukan gadis itu.

Alkaleo memasangkan helm untuk Azalea, helm yang sama di saat mereka masih bersama. Saat Alkaleo selesai memasangkan Azalea helm dia melihat kearah barat terlihat teman-temannya bersama Diandra yang sedang melihat kearahnya.

Alkaleo menghampiri mereka, ia ingin berbicara kepada Diandra namun dengan cepat Calvin menangkis tangan Alkaleo membuat ia kesal dengan Abang sepupunya itu.

Alkaleo mendorong Calvin hingga ia punggungnya menabrak Mading sekolah. "Ga usah ikut campur bangsat"

Calvin menatap tajam Alkaleo, dia mendekati Alkaleo dan mencengkram kerah adiknya. "Gue berhak ikut campur karena lo mau sentuh adek gue" Alkaleo terkekeh miris melihat Calvin yang menatap tajam dirinya.

"Miris banget hidup lo bang, ga punya siapa-siapa sampai ngaku-ngaku Diandra adek lo?"

Calvin menggenggam erat tangannya, bahkan kuku nya sudah memutih akibat emosinya, wajah Calvin terlihat begitu marah, urat-urat di lehernya menonjol dan wajahnya sangat merah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah AlkaleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang