suprise

17 3 0
                                    

Sagna menepuk pundak Calvin. Ia mengelus sejenak pundak Calvin. "Kalian udah berusaha, kalian tetap hebat jadi jangan ngerasa gagal"

Calvin melirik tangan Sagna di pundaknya. Dia menatap satu persatu teman-temannya. "Gapapa Vin, lo udah berusaha" mereka mengangguk setuju dengan ucapan Rion.

Alkaleo melihat Franc yang pergi meninggalkan aula. Dia menunduk merasa bersalah atas apa yang dilakukannya. Tangannya bergetar menahan ketakutan serta amarah. Kepalanya pusing, tidak sanggup menerima kata-kata Franc. Alkaleo meninggalkan lapangan begitupun Calvin membiarkan teman-teman mereka yang masih diam.

Alkaleo kini berada di aula osis tempat mereka beristirahat, lebih tepatnya hanya dia dan Calvin karena ruangan ini dapat digunakan atas izin Kenzie. Alkaleo menatap paper bag lalu dia teringat dengan Diandra. Ah.. iya dia lupa hari ini akan memberikan kejutan padanya.

Alkaleo tersenyum memikirkan gadis itu. Apakah ini jatuh cinta? Alkaleo mengeluarkan handphone nya untuk menghubungi Diandra. Setelah mendapat jawaban dari Diandra, dia segera bangkit dan menyiapkan semuanya.

Ceklek

Alkaleo tersenyum, ternyata Diandra sangat cepat datang. Alkaleo berbalik menatap orang yang masuk, senyum di wajahnya pudar menatap orang tersebut. Kaget, dia sangat kaget. Dua wanita sedang berhadapan dengannya dan satunya.. wanita itu?

Azalea Veronicha.

"Lama ngga ketemu Le" sapa wanita itu sambil tersenyum manis, senyuman yang dirindukan Alkaleo. Senyum itu.. masih sama seperti dulu, sangat indah.

Seperti terkena sihir kuat, Alkaleo melangkahkan kakinya mendatangi Lea lalu memeluknya. "Gue.. gue kangen za, gue kangen lo"

Azalea membalas pelukan Alkaleo. Dia mengelus punggung Alkaleo yang sedikit bergetar, dapat Azalea rasakan pundaknya sedikit basah akibat air mata Alkaleo.

Audrey Rosalina. Gadis yang datang bersama Azalea itu memberi ruang untuk mereka. Dia memilih diam dan menyaksikan adegan mereka. Karena faktanya dia tidak tau apa yang sedang terjadi mulai dari dia datang ke sekolah ini.

Ceklek

Pintu terbuka. Seperti ditusuk beribu anak panah. Diandra melihat kejutan yang diberikan Diandra olehnya, sangat sakit. Diandra menunduk membiarkan bulir air mata jatuh di lantai, kenapa sakit? Sakit, sakit ketika melihat Alkaleo memeluk cewek lain di hadapannya.

Tuhan.. kenapa harus dia? Dia baru saja masuk ke dunia luar tapi mengapa harus bertemu sakit yang luar biasa. Setelah ditinggal orang tuanya, sekarang dia harus kehilangan cintanya? Alkaleo tidak sebaik pria yang di harapkannya. Jahat, sungguh semesta jahat padanya.

"Masa lalu Alka" bisik Rion.

Diandra menoleh melihat abang-abang dan kakak-kakaknya sudah ada di belakangnya. Dia buru-buru menghapus air matanya. "Kalian dari kapan disitu?" Mereka diam. Mereka menatap sendu Diandra yang kini memberikan senyuman pada mereka.

Kenzie membawa Diandra kedalam dekapannya, dia mengelus surau rambut Diandra dengan pelan. "Ngga usah dilihat bikin mata lo sakit" punggung Diandra bergetar hebat, dia tidak kuat menahan ini didepan Kenzie. Dia menangis dengan memeluk erat Kenzie. Kenzie meletakkan dagunya di atas kepala Diandra. Dia merasakan sakit yang sama dengan apa yang Diandra rasakan. Kenzie menahan air matanya agar tidak mengalir didepan Diandra. "Nangis sepuasnya dek"

Sagna yang geram dengan perlakuan Alkaleo mendatangi mereka yang sedang berpelukan lalu melepas pelukan Alkaleo dan Azalea. "NGAPAIN BALIK SIH LO HAMA? INI SIAPA? TEMEN HAMA LO?"

"Sag udah, tenangin diri lo" Calvin menarik tubuh Sagna kedalam dekapannya untuk membuat Sagna tenang. Dia memberi kode pada Alkaleo untuk membawa Azalea dan temannya pergi meninggalkan aula osis.

Kisah AlkaleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang