promise

31 4 0
                                    

Ting

Kenzie melihat beberapa pesan masuk disaat dia sedang bermain game. "Siapa sih met" tanya Galuh karena notif itu semakin menganggu.

Kenzie menggeleng tanda tak tau. Dia membuka pesan dari nomor tak dikenal itu.

0852××××××89

📍Location

Dateng kalo mau dia selamat

Kenzie melotot. "Sialan!" Kenzie mengambil jaket dan kunci motornya. "Galuh! Bawa mobil buruan"

Mereka semua bingung namun tetap menuruti perkataan Kenzie. Galuh, Liyana, dan velyn menaiki mobil sedangkan yang lain mengikuti Kenzie. Mereka bisa pastikan pesan yang didapatkan Kenzie sangat penting hingga membuatnya kewalahan seperti ini.

Mereka sampai di sebuah jalanan sepi yang cukup sempit membuat Galuh, Liyana, dan Velyn harus turun.

"ALKA!" Calvin turun dari motornya lalu berlari kearah Alka. Kenzie melihat keadaan sekitar, dia mencari keberadaan Diandra. "Bawa dia ke rumah sakit" Kenzie pergi ke motornya.

"Lo mau kemana?"

Kenzie tidak menjawab Galuh. Dia menghidupkan mesin motornya hendak pergi namun Galuh dengan cepat mengambil kunci itu.

Kenzie menatap tajam Galuh. Galuh yakin Kenzie sedang dikuasai amarah yang seharusnya tidak boleh diganggu tapi kali ini dia tidak punya pilihan lain selain mencegah Kenzie. Biarkanlah jika dia harus dipukuli oleh Kenzie.

"Dengerin gue Ken, kita ngga tau ini ulah siapa. Lo jangan gegabah yang ada lo ngga bisa selamatin Diandra, kita tanya baik-baik dulu ke Alka tentang kejadian ini. Lo percaya kan sama kita semua? Diandra pasti selamat"

Galuh menepuk pelan pundak Kenzie pertanda memberi semangat kepada sang ketua. "GOBLOK BURUAN ANGKAT DIA!" teriak Calvin yang kewalahan mengangkat Alka.

Mereka membawa Alka kerumah sakit yang biasanya Alkaleo datangin bersama Calvin. Dokter mengatakan Alkaleo baik-baik saja hanya perlu waktu untuk istirahat karena efek obat.

Kenzie sibuk mengotak-atik ponselnya. Kenzie mengacak rambutnya dengan frustasi. "Dek, kalau gue ngga bisa nemuin lo gimana? Gue takut dek, gue ngerasa ngga guna" Kenzie menahan air matanya sambil melihat ponselnya yang menampakkan dirinya dan Diandra sedang tersenyum lebar disana.

Kenzie bangkit dari sofa. Dia tidak bisa terus menunggu Alka, bayangkan saja dia telat menyelamatkan Diandra hanya karena harus menunggu.

"Ken! Jangan gegabah" tegur Galuh.

Kenzie berbalik, dia tersenyum remeh kearah Galuh. "Jangan gegabah lo bilang? KALAU ADEK GUE MATI DISANA CUMA KARENA GUE NUNGGU KAYAK ORANG GILA DISINI GIMANA? LO MAU TANGGUNG JAWAB KALAU DIA TERGORES?"

"Maaf" Kenzie melihat kearah ranjang. Disana sudah ada Alkaleo yang menunduk, dia merasa bersalah karena tidak langsung mengajak Diandra ke basecamp.

"Maaf?" Kenzie terkekeh sinis. Kenzie berjalan kearah ranjang Alkaleo, dia membanting gelas yang berada disamping tempat tidur Alkaleo. "MAAF LO BILANG? UDAH GUE BILANG KAN KALAU FIRASAT GUE BURUK? INI AKIBAT LO SEMUA TERLALU SEPELE!"

Mereka semua menunduk membuat Kenzie semakin geram dengan sikap kekanakan-kanakan mereka. "JANGAN DIAM AJA ANJING! CARI KEBERADAAN ADEK GUE!"

Alkaleo mengangguk. "Gesta, Gesta yang nyulik Diandra bang.."

Kenzie menggenggam erat tangannya. "AKSA SIALAN!"

Kenzie keluar ruangan Alkaleo. Mereka mengejar nya begitupula dengan Alkaleo dibantu oleh Calvin. Mereka sempat kewalahan dengan cara mengemudi Kenzie yang ugal-ugalan.

Kisah AlkaleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang