Alka berlari sekuat tenaganya, mengambil benda sekitarnya lalu melempar ke beberapa segerombolan orang didepannya.
"BANGSAT BURUAN KABUR" teriak Kenzie saat melihat mobil polisi mendekat.
Kenzie dan beberapa anggotanya buru-buru melarikan diri sebelum tertangkap polisi. "BANG KENZIE, ANGGOTA LO MASIH ADA YANG TERKAPAR" Alka memapah tubuh Calvin yang lemas akibat terkena pecahan botol.
"Shit!" umpat Kenzie.
"Rion!" Rion berhenti berlari, dia melihat kebelakang lalu segera lari kembali ke tempat asal.
Rion menyeret dua kaki anggotanya yang sedang terluka. "Anjing berat banget lo"
"Galuh lo gapapa?" Kenzie memegang kedua pundak milik Galuh.
Galuh menatap tajam Kenzie. "Lo liat aja tangan gue bodoh!" Kenzie menyengir.
Tibalah mereka di rumah sakit terdekat. Galuh, Calvin serta beberapa anggota mereka dirawat sementara.
"Kenzie! Ayah kan bilang jangan membawa anggota mu kedalam lubang!" teriak Zaki–Ayah Kenzie.
Kenzie menunduk membiarkan Zaki memarahinya didepan seluruh teman-temannya. Tidak ada lagi rasa malu karna Zaki sudah dikenal mereka seperti ini. "Tapi sekolah sebelah yang mulai"
"Ayah bilang geng kamu ini harus menyebar kebaikan bukan malah tawuran! Merusak nama baik sekolah saja"
"Om kalo mereka ngga mulai, kita juga ngga bakal mulai"
"Diam kamu Leo!"
Alka terdiam, susah sekali merayu Zaki yang 11 12 dengan Kenzie, keras kepala dan tidak ingin dibantah.
"Calvin, Galuh kalian baik-baik saja?"
"Saya baik om"
"Calvin sok sopan depan om Zaki" batin Alka mengejek
"Ayah tidak mau mendengar masalah ini lagi Zie, bimbing mereka ke jalan yang benar apalagi mereka ini adik sepupumu" Kenzie mengangguk. Dia tau ini kesalahannya sampai puluhan anggotanya terluka.
Zaki keluar kamar inap meninggalkan mereka dengan masing-masing pikirannya. "Bukan salah lo sepenuhnya bang"
Kenzie melihat Alka. "Salah gue" dia keluar kamar inap.
Alka menghela nafas. "Keras kepala"
"Woy, motor gue dibawa kesini kan?"
Alka menatap Rion. "Tanya bang Rion" Rion menatap tajam Alka yang sedang menyengir kearahnya.
Alka berharap abangnya bisa menyelamatkannya dari serangan maut Galuh.
"Jual"
Galuh melotot. "APA? JUAL? GILA LO"
"Gue sama bang Rion baik" Galuh menatap sengit Rion dan Alka. Dua saudara kandung yang sangat menyebalkan.
"Baik apanya" sambung Calvin.
"Diem kutub! Lo pikir aja deh bang, motor lo udah pasti terpampang di cctv toko terdekat situ. Nah! Kalo polisi tau gimana? Lo bakal masuk penjara, jadi gue yang baik hati jual motor lo supaya polisi nggak bisa tau"
Galuh mengangguk. "Hasil jual motornya mana?"
Alka menyengir menggaruk lehernya. "Ya udah bayar rumah sakit lah" Galuh mengangguk kembali.
Rion menatap kasihan kepada Galuh yang dibodohi oleh Alka. Sebenarnya polisi juga sudah tau mereka yang tawuran tapi berkat Zaki mereka selamat dan untuk uang rumah sakit tentu yang bayar Kenzie bukan hasil jual motor. Kemana uang motor? Alka korupsi.
"Bodoh" gumam Calvin, dia memang tidak tau tapi dia yakin Alka korupsi, Alka selalu licik soal uang.
💌💌💌
"Lana gimana hari pertama sekolahnya?" tanya Rissa disela-sela menyiapkan makan malam.
"Lana belum bisa akrab sama semua temen kelas"
Rissa mengangguk. "Gapapa nanti juga terbiasa"
Sagna duduk di samping Diandra. "Pake lo-gue kan tadi?" Diandra mengangguk.
"Ma, Pa, Lana boleh telpon Mama Papa Lana nggak?" Bram menatap Diandra dengan tatapan aneh, sedetik kemudian dia tersenyum. "Boleh"
Diandra tersenyum semangat, dia mengambil handphonenya lalu mencari nomor orang tuanya. Lama ia menunggu tapi belum juga diangkat.
Rissa menatap suaminya, Bram yang ditatap hanya menggeleng. "Em Lan mending kita makan dulu deh, orang tua lo mungkin masih sibuk" ujar Sagna mengambil beberapa lauk untuk Diandra.
Diandra meletakkan handphonenya, ia menunduk untuk menutupi kesedihannya. Sudah bertahun-tahun ia ingin menemui mereka tapi katanya mereka masih sibuk dan belum bisa pulang ke Indonesia.
"Jangan sedih dong, mama papa gue juga mama papa lo" Sagna merangkul tubuh menggemaskan milik Diandra lalu mencubit pipinya.
"Sakit kak!"
Sagna tertawa terbahak-bahak begitu juga Bram dan Rissa. "Udah ayo makan" ajak Rissa.
•
•
•
Sagna duduk di kasurnya sembari memainkan handphonenya. "Lan lo udah dapet temen belum?"
Diandra menoleh. "Udah"
Sagna duduk menatap Diandra. "What?! Siapa?"
"Alkaleo" Sagna melotot, hampir matanya keluar.
Nggak mungkin pasti bukan Alkaleo bocah ngeselin yang Sagna kenal. Tapi... Sagna tau kelas Diandra adalah kelas Alkaleo, kelas 10 MIPA 2.
Jangan sampai Diandra akrab dengan bocah ngeselin itu, jelas Sagna tidak mau Diandra yang polos ini berteman dengan Alkaleo, cowok yang terkenal bandel dan genit.
"Gini deh, mending cari temen cewek lain, jangan si Alka"
"Kakak kenal? Kok manggil dia Alka"
"YA KENAL! DIA ITU UDAH TERKENAL DI SEKOLAH" Sagna menutup mulutnya, dia seharusnya merahasiakan hal ini.
Diandra mengangguk. "Tapi dia baik kok"
Sagna menghela nafas, bagaimana cara menjelaskan yang sebenarnya? Alkaleo memang dekat dengan Sagna tapi Sagna tidak mau Diandra dekat dengannya.
"Aduh mending lo mulai sekarang deket sama gue aja disekolah, istirahat langsung ke kelas gue di lantai 4 berarti lo harus naik lift sekali, paham kan?" Diandra mengangguk.
"Kalo ada yang jahat bilang ke gue, gue osis keamanan" ujar Sagna bangga dengan jabatannya.
"Semacam satpam?"
Sagna melotot, mana mungkin ia terima jabatannya disamakan dengan satpam. "Bacot lo udah malem" Sagna membaringkan tubuhnya di kasur kembali, siap menuju alam mimpi.
💌💌💌
WOY VOTE GA LO?! BAYAR!!
ohh iya mau kasih tau yang namnya ganti lagi.
Rion : Gio
Galuh : Nathansekian terima Jaemin 🙏🏻🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alkaleo
Teen FictionCERITA UDAH SAMPAI 30 PART KEHAPUS! KETIK ULANG TAPI BEDA ALUR JADI NGGA AKAN RUGI BACA ULANG! NAMA KARAKTER JUGA BEDA! UTAMAKAN SEBELUM MEMBACA HARUS FOLLOW!! JANGAN LUPA VOTE, SATU VOTE SANGAT BERHARGA BAGI SAYA! IG : @rsyhkia TT : @mangeaksya IG...