[11] Pengakuan

4.9K 801 152
                                    

"Emang lo gak pernah gitu ngobrolin hal-hal begituan sama Jena?"

Pertanyaan Echan tadi, saat mereka berdua sedang mengobrol di kamar sementara Gellar udah ngorok duluan, kembali terngiang di kepala Jordan.

Dia langsung mengangkat alis tinggi-tinggi. Seolah kalimat Echan adalah kalimat paling konyol di muka bumi.

"Itu normal, njing," Echan menjelaskan. "Bukan lo harus bahas gituan pas abis cipokan. Itu, sih, jatohnya lo emang lagi pengen. Tapi obrolan ringan pas lagi macet, kek, atau lagi makan berdua."

"Tujuannya?"

"Biar tahu aja? Maksudnya jadi lo kalau mau nyentuh dia bisa mikir ulang. Even buat ngasih cupang. Siapa tahu Jena gak pernah?"

Jordan hening, tidak bersuara sama sekali.

"Dari muke lu sekarang, sih, kayaknya masih 0 experience, ya," Echan menyimpulkan. "Ajakin, lah, Jena ngobrol. Gak salah, kok. Dilihat-lihat dia juga bukan cewek yang close minded."

"Gue gak pernah, sama sekali, punya niat buat ngerusak Jena."

Yang diajak ngobrol ngangguk-ngangguk. "Gue juga bukannya nyuruh lo buat begitu."

"Tau."

"Tapi gue kepo, dah," Echan memperbaiki duduknya. "Iya gue tahu lo berdua baru berapa bulan jadian. Tapi pas intimate moment masa punya lo gak berontak?"

Jordan tersedak air mineral yang baru ia teguk, bahkan sampai terbatuk. Dia meraih tisu dengan cepat untuk mengeringkan minumannya yang membasahi kaos.

"Gue bukan Gellar."

Echan ngakak. Ya bener, sih. Tapi tetep aja dia penasaran. "Sama sekali gak pernah?"

"Lo emang suka gitu?"

Yang ditanya mengangguk tenang. "Sering. Padahal juga dari rumah pas berangkat udah niat gak bakal aneh-aneh. Tapi pas ketemu beda."

"Itu, mah, emang lonya."

"Ye, apa kabar temen lo satunya, tuh."

Jordan sebenarnya gak tahu apakah itu normal atau enggak. Hal kayak gini bisa terjadi karena dia dan dua temannya mungkin sama-sama kelebihan hormon atau bisa jadi karena setan beneran selalu bisik-bisikin manusia biar icip-icip lebih kalau lagi berduaan. Makanya, kan, pacaran tuh dilarang?

Tapi Gellar emang one of a kind. Jordan tahu Jeff jaman muda pergaulannya emang liar, tapi dia terkesima bisa-bisanya nurun plek-ketiplek ke Gellar.

Bedanya mungkin kalau Gellar ada bibit suka jajan sana-sini sementara Jeff dari awal naksir Hanna, ya, terus sama Hanna seorang.  Gak heran kalau Gellar bisa sampai dibenci cewek sekampus.

Dulu aja kalau Echan nanya, "Cewek lo baru lagi? Yang kemaren gimana?"

Gellar dengan gamblangnya bakal bilang. "Ya sama dua-duanya."

"Lah, bisa gitu?"

"Ya gimana. Gue ditembak pas lagi ada pacar. Masa gue tolak?"

"Pilih satu yang lo suka, goblok!"

"Kalau suka, ya, dua-duanya suka."

Echan cuman bisa mengumpat. Kadar bajingan di darah Gellar dari dulu emang mendarah daging. Si bengal itu gak tahu rasanya patah hati.

Beruntung dia cepet sadar dan bucin mampus sama Tita. Coba kalau enggak?

"Gue sama Gellar biasanya ngomongin lo." kata Echan tiba-tiba.

Jordan menoleh meminta klarifikasi. "Apaan gue?"

"Sebenernya, terima gak terima, kita bertiga sama-sama bajingan. Bedanya gue sama Gellar kelihatan jelas, lo enggak. Ya, kan?"

eight letters.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang