[25] Salah?

3K 540 204
                                    

ramein, yaaaaaah. tiap tembus 300 like dan 100 comment aku update langsung.

selamat baca.

••







Jordan tidak ingat kapan terakhir mobilnya bermasalah, karena seingat dia, Jordan hampir
tidak pernah lalai dan lupa ke bengkel untuk service.

Tapi sialnya, malam ini saat Salsa sedang terburu-buru karena ada urusan, mobilnya malah mendadak mogok dengan mesin mobil berasap.

"Aku pesenin taksi online aja," segera Jordan mengeluarkan ponsel setelah mendapat solusi. "Sudirman, kan?"

"Wait. Kamu gimana?"

"Aku udah panggil orang bengkel."

Salsa dua kali lipat merasa tidak enak karena dia harus meninggalkan Jordan sendirian. Tapi bagaimanapun, dia juga harus segera melanjutkan jadwalnya karena tadi sang ibu terus-menerus menelpon.

Gadis itu ikut mengeluarkan ponsel, kini mengetik sebuah pesan kepada ibunya, memberi tahu bahwa ia diantar teman dan mobil yang mengantarnya malah mogok di tengah jalan.

Beruntung, akhirnya sang ibu menjawab "oke" saja lalu meminta Salsa untuk tidak pulang terlalu malam.

"Gak usah pesen taksi. Aku tungguin aja."

Jordan mengangkat wajah dari ponsel. "Bukannya ada acara?"

"Ibu bilang gak papa."

Akhirnya, Jordan meminta Salsa untuk duduk di kursi kayu di depan toko yang sudah tutup. Mereka berdua hanya diam selama beberapa saat. Semilir angin malam ini tidak berhembus terlalu kencang, setidaknya Jordan tidak perlu memberikan jaket kepada gadis itu karena pakaian Salsa pun cukup tertutup.

"Ibu apa kabar, Sa?"

"Baik. Masih sehat dan kuat."

Jordan melengkungkan senyum kecil. Kepalanya bergerak naik turun.

Laki-laki itu ingin meminta ampun pada Tuhan apabila yang ia lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan. Maksudnya, Jordan juga tidak tahu apakah normal dia berbincang santai dengan Salsa seperti ini? Sekalipun perasaannya pada Salsa biasa saja, lebih seperti teman lama yang baru bertemu kembali setelah sekian tahun. Apakah normal? Jordan harap iya.

"Kalau bunda kamu?"

Jordan memainkan lidah di dalam mulut. Euforia di sekitarnya tiba-tiba sedikit sendu karena Salsa menanyakan sang bunda.

"Baru cerai."

Jordan tidak tahu kenapa ia memilih memberikan informasi terbaru pada gadis itu, tapi dia hanya ingin.

Respon dari gadis itu sesuai dengan ekspetasi Jordan. Salsa menutup mulutnya yang terbuka karena terkejut. Matanya melebar tak percaya.

"Ini beneran? Oke, pasti beneran. Ngapain juga, kan, bercanda?" Salsa mencerocos gelisah sendiri. Masih sangat terkejut. "I'm sorry to hear that. Kamu pasti gak baik-baik aja."

"Udah lebih baik sekarang."

Keduanya kembali berdiam diri. Salsa mengayunkan kaki-kakinya dengan kedua tangan menopang tubuh di kursi. Pikirannya melalang buana.

Seingat Salsa, orang tua Jordan selalu terlihat manis dan harmonis. Dia memang tidak permah ke rumah Jordan secara personal. Hanya pernah dua kali saat kerja kelompok berramai-ramai. Tapi dia masih ingat bagaimana hangatnya orang tua Jordan dan bagaimana keluarga laki-laki itu terlihat sangat harmonis.

eight letters.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang