Seberapa tangguhkah dirimu? Seberapa tangguhnya diriku? Kamu mempertanyakan seberapa tangguh diriku? Hah? Asal kamu tahu ya, aku hampir mati karena ciuman maut dari suamiku sendiri!
Itu bukan tangguh! Aku tahu bangsat! Tapi itu termasuk tangguh karena aku berhasil melewati maut! Itu tangguh!
Huh!
Aku masih terus mengingat tentang kejadian tiga hari lalu itu, ketika aku dihukum habis sama Niko. Dasar suami kurang ajar! Untungnya aku bisa tetap hidup! Kalau aja aku sampai mati, aku janji orang pertama yang aku datangi pasti suamiku yang enggak ada otak ini!
Suami yang enggak ada otak yang sekarang lagi manja-manjaan sama pacarnya! Mana mereka duduk lagi di sampingku, terus malahan pacar Niko ini pula yang benar-benar duduk di sampingku! Dasar saingan enggak sadar diri!
Yaudah lah ya, mending lanjut nonton. Aku lagi nonton anime di TV. Hehe, ada fasilitas yang keren harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Pas aku lagi seriusnya nonton tiba-tiba aku rasain ada yang menaruh sesuatu ke telapak tanganku.
Niko anjing!
Jadi aku lebih memilih mengabaikan apa pun yang dilakukan Niko. Aku enggak mau kejadian itu terulang lagi. Tapi lagi dan lagi Niko tetap memegang tanganku dengan sedikit remasan. Anjing.
Emm, tapi ada yang agak lain. Tangan Niko setahuku itu besar terus lumayan kasar dan yang sekarang lagi megang tanganku ini permukaan tangannya halus. Lembut lagi. Coba aku raba ya. Aku gesek-gesek telapak tanganku ke telapak tangannya. Benar, halus dan lembut. Jarinya juga ramping.
Karena aku penasaran siapa yang berani mengajakku berselingkuh ini aku memutuskan untuk menoleh. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat tangan pacar Niko lah yang menyen—melecehkan telapak tanganku.
Wah! Kurang ajar. Bisa-bisanya dia mengajakku untuk berselingkuh disaat dia juga udah menjadi selingkuhan suamiku!
Aku mendengus kesal! Benar-benar kesal! Kenapa mengajak selingkuhnya baru sekarang? Kenapa enggak dari dulu? Hehe! Pacar Niko ini merupakan pacar yang sempurna. Personalnya yang lembut, ada jiwa kejahilannya juga, ceria, dan paling penting itu pintar masak! Kalau aku ditanya mau atau enggak jadi selingkuhannya jelas aku maulah!
Jadi dengan malu-malu aku menoel-noel telapak tangan pacar Niko dengan gemas. Aih! Aku malu! Ku lihat tangan pacar Niko yang menegang. Aku tahu itu pasti karena enggak menyangka aku bakalan mau selingkuh! Aduh, jangan begitu ah aku memang penuh kejutan.
Lagi aku toel-toel jariku ke telapak tangannya, bermaksud untuk semakin menggodanya dan memberikan sinyal kalau aku setuju untuk selingkuh. Ah, pasti kehidupanku jadi semakin berbunga.
Tapi bukannya aku mendapatkan respon yang aku inginkan justru tanganku di tepuk pelan. Ih! Apa pula nih? Oh! Jangan bilang dia malu? Salah tingkah? Aih, aih, aih! Pesonaku ternyata enggak bisa dihilangkan!
Sebelum aku kembali menoel tangannya, lebih dulu tindakanku terhenti karena mendengar calon selingkuhanku berbicara pada suamiku.
"Niko, bisa tolong ambilin aku minum? Aku haus," katanya. Ku lihat Niko mengangguk lalu beranjak dari duduknya ke dapur.
Setelah Niko enggak terlihat lagi, kepalaku ditempeleng sama pacar Niko. Sontak aku melotot penuh protes.
"Heh!"
"Husst!" Dia meletakkan jarinya di bibirku bermaksud untuk menyuruhku diam, mau saja aku protes lagi, sesuatu diletakkannya terlebih dahulu di telapak tanganku.
"Jangan banyak bertanya, kamu buka aja file di memo card ini, setelah itu aku harap kamu bisa menentukan langkah selanjutnya. Semoga kehidupan kamu membaik."
Sesudah ia mengatakannya, dia berdiri dan berlalu menuju dapur mungkin menyusul Niko. Aku melihat memo card yang diberikannya kepadaku. Hmm?
Apa nih? Sebuah rahasia? Melihat dari sikapnya yang berusaha menutupi ini dari Niko pasti isi dari memo card ini merupakan sebuah rahasia dari Niko atau ada sangkut pautnya ke Niko.
Berhubung karena aku penasaran jadi aku simpan terlebih dahulu memo card ini di kantong celana pendek rumahanku. Nanti malam atau besok diwaktu Niko pergi kuliah bakalan aku lihat.
Mari kita bongkar rahasi ini! Haha!
"Kamu kenapa senyum-senyum begitu, Dek?"
Aku terkaget! Anjing!
"Eh? Ini tuh animenya bikin ketawa." Kemudian aku tertawa dengan canggung. Niko cuma menggeleng aja sebagai respon.
"Oh iya, Dek. Bisa minta tolong antarin Jian ke halte depan?"
Aku mengerutkan dahiku penuh ketidakpuasan. Heh! Dimana ada seorang istri mengantar pacar suaminya ke halte ha? Dimana? Dasar bangsat!
"Ya udah ayok," ajakku sembari menarik tangan pacar Niko. Tapi sebelum aku melangkah, Niko menahan tanganku.
"Ganti celana kamu dulu dan pakai baju kamu," katanya. Oh iya! Aku dari tadi cuma pakai celana pendek ya. Aku menyengir sebagai balasan. Kemudian dengan lari seperti Naruto aku menaiki tangga dan menuju ke kamarku. Dengan kilat aku memakai celana panjang dan baju setengah lengan. Gaya pakaianku setiap aku keluar rumah. Seperti gembel.
Di perjalanan menuju halte aku diam-diam menggandeng tangan Jian. Eh kok aku menyebut namanya? Enggak, enggak boleh! Ulang-ulang.
Aku diam-diam menggandeng tangan pacar Niko. Dia enggak merespon, membuatku tersenyum senang. Ini artinya niat untuk mengajakku selingkuh enggak pudar. Bagus! Bagus!
Ehem, ehem!
"Sayang?" panggilku ke dia. Ugh, suaraku yang cetar membahana ini aku yakin berhasil menghipnotisnya.
Pacar Niko terdiam memandangku dengan raut seperti mengatakan, "ada apa dengan orang gila ini?", heh! Kenapa responnya berbeda dengan yang ku bayangkan?
Ah bodo amat, udah terlanjur! Harus langsung gas!
"Aku bersedia kok menjadi selingkuhan kamu," ucapku lagi sembari mengerjab-ngerjabkan kelopak mataku agar terkesan polos. Dan jangan abaikan senyum manisku yang sangat mempesona! Hahaha pasti dia terjerat oleh kharismaku.
"Aku ... aku bukan lesbi!"
Setelah mengucapkan sebuah pernyataan, pacar Niko langsung berlari terbirit-birit meninggalkanku sendirian di tengah jalan yang sepi ini.
Aku rasa dirinya enggak tahan dengan pesonaku. Ughh! Aku memang luar biasa! Berbanggalah kau Niko bajingan karena menjadi suamiku!
•••••
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Talk to Me, Honey!
Teen FictionNola yang memiliki kepolosan setebal dinding dan kesabaran setipis tisu, ditakdirkan untuk harus mengimbangi sex drive Niko yang tinggi. "Enggak sakit-sakit banget 'kan? Boleh ya?" "Anjing ya kamu!" -- Note : Apa pun yang terjadi di dalam cerita in...