Enggak pernah terbayangkan sedikit pun di pikiranku kalau aku akan menikah muda. Terlebih lagi aku baru saja lulus SMA. Padahal sedari aku kecil aku sudah memutuskan untuk bisa menjadi seorang guru dengan masuk universitas yang aku inginkan melalui jalur undangan.
Tapi sayang seribu sayang, aku enggak bisa kuliah. Bukan karena orang tuaku enggak ada uang. Tapi memang enggak bisa. Alasannya itu karena seseorang yang sekarang lagi meluk tubuhku sembari tertidur.
Niko namanya. Nikolas Atmaja nama lengkapnya. Suamiku statusnya. Iya suami! Aneh memang aku menikah dengan seseorang dan seseorang itu berpangkat menjadi suami yang padahal seharusnya aku menjadi suami. Tapi dalam hubungan kami ini terlihat jelas sekali kalau akulah yang menjadi pihak istri.
Kalau pakai sound TikTok mungkin aku akan membuat konten yang begini, "hai? Capek ya? Sama kok aku juga." Tentunya dengan wajah yang berlinang air mata. Tapi enggak mungkin juga, soalnya aku enggak paham cara buat konten TikTok.
Huh!
Aku baru dua minggu menikah, kalau kata orang masih bau-bau pengantin baru, masih bau-bau mesra. Halah kampret! Enggak ada kemesraan yang bisa aku rasakan dari Niko. Niko itu orangnya kaku kayak jalan tol. Bahkan jalan tol aja ada yang berbelok, kalau Niko cuma orientasi seksualnya yang belok. Selain itu ya enggak ada. Lurus.
Kayak sekarang ini, dia tidur meluk erat pinggangku. Sengaja dia biar aku enggak bisa berberes pagi-pagi. Biar aku tetap bau iler, jadi kalau ada anak muda yang lihat aku pasti langsung mual. Enggak ada jiwa pengertiannya sedikit pun. Harusnya ya dia ini dukung aku biar rapi, wangi, ganteng, biar kalau dilihat orang lain pun terkesima. Ini enggak, malah kepengin istrinya dilihat kayak orang gila.
Mau komen begitu pun ke dia enggak ada gunanya. Dia bakal cuma ngangguk-ngangguk aja biar udah begitu. Tapi besok diulangi lagi. Terus nanti aku komen lagi, dia terus ngangguk-ngangguk lagi. Tapi terus besoknya diulangi lagi. Jadi ya aku bosan, makanya kalau sekarang aku biarin aja. Toh nanti yang diejek dia, enggak bisa nyenangin hati istri. Pffttt!
"Dek?"
Eh? Udah bangun ternyata si suami durhaka!
Mata Niko terbuka perlahan, kayak biasa orang ganteng pasti bakal ada situasi slomonya yang bisa bikin dia makin tambah ganteng! Sial! Tapi memang ganteng sih. Suamiku ini punya mata yang biasa aja kayak manusia lainnya, tapi warna bola matanya yang bikin aku suka lihat matanya. Warna hitam pekat, jadi setiap melihat matanya aku pasti merasa kayak aku itu lagi dihipnotis.
"Apaan?" jawabku sedikit jutek. Kesal banget aku woi!
Bukannya menjawab pertanyaanku, suamiku ini malah menelusupkan wajahnya di leherku. Menggesek-gesek hidungnya di permukaan leherku yang membuatku kegelian. Aku tetap enggak terbiasa sama tingkahnya ini.
"Kamu wangi, Dek."
"Iya wangi iler!"
Niko ketawa pelan dengan suara yang rendah, serak, terus dalam. Aduh jantungku! Ngefly woi!
"Meskipun wangi iler ya tetap wanginya aku suka."
Aku mengernyit jijik mendengar perkataannya. Aneh! Jangan-jangan?
"Kamu punya fetis sama iler ya?!"
Iya 'kan? Soalnya Niko ini memang orangnya rada-rada. GGS, gila-gila sedeng.
Niko enggak menjawab pertanyaanku yang sedikit memiliki kewarasan itu. Ada sekitar lima detik kami saling melihat terus dalam sekejab mata sekarang Niko udah ada di atasku, enggak sampai menimpa, tapi ya tetap aja sesak.
"Jangan aneh-aneh!"
"Aku suka iler, apa lagi kalau ilernya kamu, Dek."
Tunggu dulu! Ini lain nih!
Sedetik kemudian sebuah kecupan menghampiri bibiku yang seksi.
CHUP!
"Bangs—"
CHUP!
"Tunggu woi anj—"
CHUP!
"Kimak, Nik—"
CHUP!
"ANJING! Mhhh—"
Dari kecupan beralih ke ciuman yang panas. Niko mengecap bibir bawahku dengan kasar, sesekali menggigitnya. Bisa ku pastikan bibir bawahku bakalan bengkak. Setelah merasa puas dengan 'mengunyah' bibirku, kini Niko mulai menelusupkan lidahnya ke dalam mulutku.
Mulutku bisa merasakan kalau lidah Niko menjelajahi setiap sudut di dalam. Menoel-noel atap mulutku yang membuatku mendesah kecil. Enak! Sesudah menelusuri mulutku, lidah Niko mulai mengajak bermain lidahku. Bisa ku rasakan ada saliva yang menetes dari sudut mulutku. Ini enak banget!
"Enghh! Ni–Nikoohh enak!"
Niko menghentikan ciumannya dan menatapku dengan tatapan yang sebenarnya masih membuatku takut. Mata Niko yang menyipit setengah, lalu wajahnya yang memerah dan bibirnya yang ia gigit. Raut wajah seperti itu berhasil membuatku merinding.
Aku memalingkan wajahku ke samping, enggak berani melihat lebih lama raut wajahnya. Dadaku naik turun ketika aku merasakan jemari Niko yang menelusuri leherku yang terekspos karena posisi kepalaku yang menyamping.
"Dari dulu aku selalu menginginkanmu, Nola. Aku selalu memimpikan kamu di bawah rengkuhanku."
Niko kembali menelusupkan wajahnya di leherku, menghirup dengan rakus aroma yang entah mungkin udah menjadi candunya.
"Peluk aku."
Dengan tangan gemetar aku melingkarkan tanganku di tubuhnya. Aku memeluknya, aku bisa merasakan kalau Niko sedang menyeringai sekarang. Tanpa bisa ku tahan, air mataku jatuh lagi untuk kesekian kalinya.
Aku tahu kalau Niko sebenarnya cuma memiliki obsesi dengan tubuhku. Aku tahu alasan Niko menikahiku cuma untuk memuaskan fantasinya. Aku tahu kalau Niko masih memiliki seorang kekasih yang sangat dicintainya. Niko menikahiku hanya untuk menuntaskan hasratnya yang enggak bisa dia tuangkan ke kekasihnya.
Aku tahu semua itu.
Tapi aku bodoh 'kan? Tetap mau menjadi istrinya. Tetap mau menyerahkan tubuhku kepadanya. Iya aku bodoh. Aku mencintainya sungguh. Aku sangat mencintainya meskipun—
Hah!
Kayaknya aku memang perlu membuat konten TikTok, "hai? Capek ya? Sama kok aku juga."
•••••
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Talk to Me, Honey!
Teen FictionNola yang memiliki kepolosan setebal dinding dan kesabaran setipis tisu, ditakdirkan untuk harus mengimbangi sex drive Niko yang tinggi. "Enggak sakit-sakit banget 'kan? Boleh ya?" "Anjing ya kamu!" -- Note : Apa pun yang terjadi di dalam cerita in...