-21

330 32 5
                                    








"kak, dia cuma temen. Aku ama dia ga ada apa-apa kak.."

"arti pelukan itu apa?"

"dia kangen. Aku juga pasti, dia teman ku dari masa kecil di New Zealand."

Zeyu hanya dia terduduk di samping kasur sambil menatap tajam ke arah annchi yang sedang berdiri di depannya.

"Teman? jadi maksud kamu, kamu boleh gitu pelukan sama cowo lain selain suami dan ayah kamu sendiri? jangan banyak alasan nchi, kaka ga suka."

"kaka percaya sama aku kan? aku ama dia hanya sebatas temen, kenapa kaka jadi marah gini sih? teman yang sudah lama tidak bertemu itu wajarlah kalo kangen terus pelukan, mungkin dia juga refleks kak. foto itu kaka dapet darimana?"

"ga perlu tau, kaka marah ya karna kaka ini suami kamu. Mana mungkin seorang suami hanya diam tanpa bertanya kepada istrinya siapa cowo yang dia peluk selain suaminya sendiri. wajar kata kamu? kamu udah gede kan? jadi mikir sendiri, pikirkan kesalahanmu di mana."

Setelah berkata seperti itu zeyu langsung meninggalkan annchi sendirian di kamarnya. Saat annchi menyusul untuk turun ke bawah, zeyu sudah tidak ada. Sepertinya zeyu keluar, entah kemana tapi ia tau bahwa zeyu sedang marah. Ia sekarang hanya ingin tau, darimana zeyu dapat foto saat dia dan xyvier sedang berpelukan di dalam kelas? Siapa yang memotret mereka berdua?

Annchi sedang cemas, ia tak tau harus berbuat apa. Dia sudah berkali-kali mencoba untuk menelpon zeyu namun tidak di jawab. Dia sudah menanyakan ke semua memb BS apakah mereka tau keberadaan zeyu, dan semuanya menjawab tidak.

Dia harus apa sekarang? Dia juga sudah bertanya kepada mami papi bahkan mama papa nya sendiri apakah mereka tau keberadaan zeyu dan jawapan mereka tetap sama, tidak. Dia bingung, zeyu kemana? Ini sudah malam, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Annchi merasa bersalah dan bodoh kerana telah menjawab seperti itu tadi kepada zeyu dan bukannya menjelaskan dengan benar, ia malah memarahi zeyu balik. Seharusnya ia tidak melakukan itu, jika bisa diputarkan kembali waktu. Semua ini pasti tidak akan berlaku dan zeyu pasti sedang memeluknya sekarang.

Oh ayoklah, zeyu dimana sebenarnya? Annchi tak bisa menunggu lagi, dia keluar. Iya, keluar sendiri untuk mencari zeyu. Tanpa supir dan mobil, ia terus berjalan mencari zeyu mulai dari taman yang tak terlalu jauh dari rumah mereka namun tidak ada. Saat ia berada di taman selanjutnya, tetap saja di sana tak ada zeyu. Ia merasa dingin, suasana waktu itu juga sudah mulai sepi dan tak ada orang. Supermarket terdekat juga sudah banyak yang tutup, dia berniat untuk ke pantai tempat yang zeyu pernah ceritakan kalau zeyu bermasalah maka pantai itu tempat pelariannya.

Walau jauh ia tak peduli, tetap saja ia berlari. Tak ia sadar bahwa hujan turun deras membuat tubuhnya tambah merasakan dingin, dia tak membawa jaket atau apapun. Dia hanya membawa dirinya, kerana terlalu cemas waktu itu bahkan hp nya saja lupa ia bawa. Sewaktu sedang berlari, tak sengaja ia terjatuh akibat kaki seorang pria tak dikenal. Sepertinya ia sengaja, kurang ajar.

Annchi lalu sedikit meringis akibat tangannya yang tergores batu-batu kecil di jalanan, bukannya dibantu tapi dia malah di tertawai oleh pria itu dan beberapa rekannya. Annchi tak peduli, yang ia ingat waktu itu hanya untuk mencari zeyu. Lalu ia berdiri dan membungkuk sedikit untuk meminta maaf.

"maaf, saya ga liat tadi."

Annchi pun mulai ingin berlari kembali namun samar-samar ia mendengar pria-pria di belakang itu sepertinya sedang mengejar dirinya. Ya tuhan, apa lagi kali ini? Dirinya tambah cemas, ia mempercepatkan lariannya berharap pria-pria tersebut tak bisa mengejarnya. Saat melihat kebelakang, mereka masih terus mengejar sambil memanggilnya. Sungguh, ia takut.

𝐒ecret 𝐑elay . 𝗬𝘂 𝗭𝗲𝘆𝘂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang