5

3 5 0
                                    


Di Hari selasa ini kelasku baru memulai memilih perangkat kelas yang dibimbing langsung oleh wali kelas ku. Setelah selesai kami diperintahkan ke depan untuk memperkenalkan diri, hal yang sangat menyebalkan bagiku.

"Gyuri Anata, yang mana itu orangnya?" Tanya walasku setelah membaca urutan absen.

"Saya buk"

"Ayo silahkan maju ke depan, perkenalkan dirinya" Perintah walasku, yang kuikuti dengan malas-malasan. Sungguh tampil didepan 35 orang ini saja begitu menyulitkan bagiku.

"Perkenalkan nama aku Gyuri Anata, kalian bisa memanggil aku Gyuri, ataupun yuri, aku dari kelas 10 IPA 5, Semoga kita bisa berteman baik ya, Terima kasih" Ucapku dengan satu tarikan nafas yang ku akhiri dengan senyuman tipis.

"Baik ada yang mau kalian tanyakan kepada Gyuri?"

"Hm itu, gue pikir lo anak baru, soalnya gue ga pernah liat lo" Ucap seorang anak lelaki yang tidak ku tahui namanya.

"Gyuri tu emang gitu, dia jarang keluar kelas, kalo ada acara apa gitu disekolah dia libur, anaknya ga suka keramaian" Jawab Oji, oji ini juga sekelas denganku waktu kelas 10, makanya dia tau betul sikapku. Aku hanya menanggapi dengan senyuman.

"Oji tau banget ya tentang Gyuri" Goda buk avi selaku wali kelasku.

"Iya, soalnya kita bestie, ya ga yuri" Oji menaik turunkan alisnya kepada ku, yang ku angguki saja.

"Itu kata Zio, udah punya pacar belum?" Tanya salah seorang lelaki dikelas ku lagi lagi aku tidak tau namanya, dia menunjuk teman disampingnya yang katanya bernama Zio.

"Heh ada ada aja nanyanya ya kamu" Tegur bu avi.

"Gyuri kalo ga mau jawab gapapa kok" Tambah walasku.

"Heh Zio, walaupun Gyuri tu ga punya pacar, dia juga ga akan mau pacaran sama lo dih" Lagi lagi Oji yang menjawab pertanyaan. Aku pikir mungkin semua orang dikelas ini kenal dengan Oji, karna dia orang yang gampang bergaul, dan juga lumayan tampan.

"Lah emang gue kenapa?" Tanya Zio heran sambil menunjuk dirinya sendiri.

" Ya karna lo bukan tipenya yhaha" Balas Oji sambil tertawa diikuti oleh teman yang lain. Padahal tidak ada yang lucu.

"Gue aja ni ya dari kelas 10 ga pernah liat yuri ngomong sama cowok, kalo bukan cowoknya duluan yang ajak ngomong itu pun yuri jawabnya singkat banget, padahal siapa si yang ga mau deket sama yuri gue juga mau, tapi para cowok tu malah minder duluan deketin yuri,kek apa ya merasa ga pantas gitu lah sama yuri karna sikap yuri setertutup itu... ya gitu, menurut versi gue aja ni yuri itu vibes cewek mahal gitu jir" Tambah Oji lagi. Oji ini emang orangnya alay dan lebay bagi yang sekelas dengan kelas 10 pasti paham betul dengan dia.

"Cie Oji, suka ya sama Gyuri?" Balas walasku meledek Oji diikuti teman yang lain.

"Pernah si bu, dulu tapi hehe"

"Sekarang udah ga lagi ni?"

"Ah ibu, Oji ini kan terkenal playboy kakak kelas aja dia pacarin, gue yakin ni bentar lagi adek kelas juga dia sikat semua" Ledek cowok yang bertanya tadi.

"Oji kamu jangan mempermainkan perasaan perempuan gitu, kamu mau ibu kamu dipermainkan gitu?" Nasihat walasku kepada Oji.

"Iya bu saya akan berusaha keras agar tidak begitu lagi" Balasnya yang hanya dibalas gelengan kepala oleh walasku.

"Gyuri kamu boleh kembali ketempat"

"Terima kasih bu" Ucapku.

"Selanjut Gilang maju ke depan" Berlanjut sampai absen terakhir Zea. Setelah itu kami dibebaskan bermain ataupun istirahat dan berbincang agar lebih akrab lagi.

"Yuri keluar yuk, sumpek nih gue dikelas mana panas lagi" Ajak Zea sambil mengipasi wajahnya dengan buku, kelasku cuma ada satu kipas itupun dibelakang jadi tidak sampai anginnya kesini.

"Yuk duduk dikursi depan aja ya"

Kami berdua duduk dikursi panjang depan kelas, disini kita bisa melihat kegiatan dibawah yaitu kelas 10 yang sedang dijemur sambil meneriaki yel-yel mereka. Aku menoleh ke arah kiri tepatnya ke kelas 11 IPA 7. Disana aku melihat Razka sedang duduk juga di kursi depan kelasnya sambil bermain game bersama teman-temannya. Ternyata dia gampang bergaul ya, hari kedua sudah mendapatkan banyak teman. Sangat bertolak belakang denganku.

Lama aku menatapnya sampai dia mungkin merasa ada seseorang yang menatapnya lekat, akhirnya dia melihat kearah ku, aku sama sekali tidak berniat mengalihkan pandanganku, entah kenapa menatapnya membuat aku candu, dan ingin terus melakukannya. Dia tersenyum kepadaku dan rasa itu kembali muncul di diriku rasa yang sudah hampir 1 tahun ini tidak kurasakan. Rasa suka, rasa menyukai seseorang yang membuat hati ku terus berdebar bahkan ketika hanya mendengar namanya. Susah payah aku melupakan rasa sukaku kepada teman SMP ku dahulu yang baru bisa ku hilangkan setelah 2 tahun. Padahal hubungan itu hanya sebatas aku menyukainya dan dia yang mengetahui aku menyukainya dan mencegahku untuk melupakannya dikarenakan dia sudah mempunyai kekasih. Sungguh, aku tidak ingin seperti itu lagi, dipaksa melupakan padahal kenangan kita saja tidak ada, dipaksa mengikhlaskan padahal ku genggam pun belum. Aku tidak mau lagi aku menjadi lemah hanya karna lelaki, menjadi bodoh hanya karna lelaki, semoga rasa itu tidak tumbuh lagi di diriku.











"Aku sungguh berharap, bahwa rasa itu tidak pernah lagi aku alami, apalagi kepada lelaki seperti kamu"




Hi!
Terima kasih banyak untuk kamu yang sudah membaca sejauh ini💐🥺






FavoritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang