Sudah hampir sebulan sejak terakhir kali aku melihat Razka yang bermain game didepan kelasnya dan aku yang menatapnya. Itu terakhir kali kami eye contact setelah itu tidak ada lagi interaksi diantara kita. Hanya aku yang memperhatikannya ketika dia lewat didepan kelas bersama teman-temannya. Aku berusaha untuk tidak lagi bertemu dengannya agar aku tidak menyukai lelaki setampan dia, sepopuler dia jelas aku akan kalah sebelum perang."Hm Zea gue duluan ya!"
"Tumben lo cepet pulang biasanya nunggu parkiran sepi, udah les ngeluarin motor lo sekarang?" Ledeknya menatapku.
"Les apaan ege, gue mau ngantar bunda kerumah tante gue"
"Oh yaudah, emang lo bisa ngeluarin motor lo?"
"Gatau gue coba aja dulu"
"Iya gue gabisa bantu soalnya piket nih"
"Iya gapapa gue duluan Ze"
"Hm hati hati"
Aku melangkah menuruni tangga, tepat di tangga terakhir aku melihat Razka didepan perpustakaan dengan Ajeng, Ajeng adalah teman seangkatanku, aku mengenalnya karna memang dia populer karna cantik, ramah, dan juga friendly tapi sepertinya dia tidak mengenalku.
Aku hanya menatapnya sekilas lalu melanjutkan langkahku. Sudah kuduga mana mungkin aku bisa memiliki lelaki seperti dia, mungkin sebentar lagi mereka akan pacaran. Mereka terlihat serasi."Astaga, padahal gue udah taro dipaling ujung biar gampang keluarnya, eh malah ni motor segede gaban diletakin disini mana mepet bgt lagi" ujarku kesal.
"Gimana ya, apa tunggu aja bentar lagi? Tunggu bentar deh bel kan juga udah bunyi" Aku memilih duduk dikursi panjang dibawah pohon didekat parkiran sambil mendengarkan musik lewat headset.
Ternyata duduk disini adem banget ya, angin sepoi sepoi tak kupa ikan warna warni dikolam di depanku. Tenang damai tentram. Aku mulai memejamkan mata menikmati ketenangan ini sambil bersandar dikursi. 10 menit aku menunggu orang pemilik motor Nmax itu belum juga pulang.
Aku merasakan ada seseorang duduk disampingku ditandai dengan getaran kursi. Namun aku tidak tertarik membuka mata.
"Ata"
"Ata"
"Hei" Seseorang itu terus memanggil Ata, entah siapa aku tidak peduli.
"Hei Anata, lo tidur?" Ujarnya sambil mencolek sedikit bahuku. Mau tak mau aku membuka mata dan menoleh ternyata dia Razka lelaki yang ku berusaha hindari.
"Lo manggil gue?" Tanyaku menyergit ke arahnya.
"Iya, siapa lagi?"
"Kok ata?" Tanyaku heran.
"Kan nama lo Gyuri Anata, makanya gue panggil lo Anata"
"Orang lebih sering manggil gue Gyuri atau Yuri"
"Gue maunya panggil lo Anata, gapapa kan?" Tanyanya sambil menatapku lamat, yang balas ku tatap.
"Kenapa mau manggil gue Anata?" Tanyaku masih dengan menatapnya.
"Karna gue mau, biar beda dari yang lain,gaboleh ya?" Dia terkekeh pelan dan itu terdengar sangat merdu di telingaku.
"Terserah aja" jawabku.
"Gue hampi ga ketemu lo hampir sebulan ini, lo libur?" Tanyanya. Haha padahal aku setiap hari melihat dia lewat didepan kelasku. Ku pikir. Setidaknya dia pernah melihatku sekali didalam kelas selama hampir sebulan ini ternyata tidak sama sekali ya.
"Ga, gue sekolah kok, dikelas doang"
"Oh gitu, sesekali keluar dong biar gue bisa liat lo" Apa maksudnya dia bicara begitu, apa dia tidak tahu ucapannya yang seperti itu malah membuat aku berdebar.
"Biar apa?" Tanyaku.
"Biar bisa liat lo, Anata" Ujarnya santai seraya menatapku.
" Eh tunggu" Dia mempersingkat jarak diantara kita dan tangannya merusak rambutku yang dikuncir kuda. Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat dengan jelas, betapa tampannya lelaki ini.
"Ini ada daun di rambut lo" Dia membuang daun itu.
"Makasih" Ucapku sambil merapikan rambutku menutupi kalau aku sedikit salah tingkah. Jujur baru kali ini aku sedekat ini dengan lelaki. Mendebarkan tapi juga candu.
"HEH RAZKA PULANG WOI PACARAN MULU LO, ANAK SIAPA LAGI SI ITU" Teriak segerombol laki-laki yang sepertinya teman kelas Razka. Razka hanya mengacuhkan.
"Lo ga pulang?" Tanyaku.
"Iya, gue liat lo duduk sendiri makanya gue samperin? Susah ngeluarin motor ya?"
"Iya, gue nunggu agak sepi dulu"
"Biasanya lo nunggu dikelas aja?"
"Iya" jawabku seadanya.
"Yaudah sini gue bantu" Ucapnya sambil berdiri dan berjalan kearah parkiran. Aku mengikutinya dari belakang melihat dia mengeluarkan motorku dan juga motornya.
"Udah nih, yuk pulang" Ajaknya sambil memakai helm dan aku juga mulai memasang helm ku.
"Makasih Azka" Ujarku sambil menatapnya begitu juga dengannya. Dia hanya diam tidak menjawab tapi terus menatapku lama, mungkin 15 detik.
"Sama sama Anata, Sampai ketemu besok" Ujarnya sambil tersenyum lalu pergi.
"Akankah aku bisa menahan diri agar tidak menyukai kamu?"
Hi!
Terima kasih sudah membaca sejauh ini🥺💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorit
Dla nastolatkówTentang kehidupan Gyuri Anata si gadis introvert yang tidak pernah beruntung dalam hal percintaan. Dan Tentang Razka Fahreza Langitara, Lelaki yang perasaannya begitu abu abu. "Azka kamu itu selalu menjadi manusia favorit aku" "Iya, Anata" Apakah ak...