Seekor Titan yang diketahui berjenis Cart Titan menampakkan eksistensinya yang begitu menonjol, pun juga tengah membawa seorang pria yang masih menyandang status sebagai komandan prajurit Marley kala itu.
Pria itu menatap lamat keberadaan dua manusia dihadapannya, bisa dibilang sebagai manusia bernyali tinggi.
"Tujuanku adalah membunuh Zeke. Tujuanku searah dengan tujuan kalian, Theo Magath, Pieck Finger."
Dua orang pemilik nama itu hanya terdiam mendengar ucapan sang kapten Survey Corps, sembari menatapnya sejenak.
"Levi Ackerman. Katanya kau punya kekuatan yang bisa menyaingi sembilan Titan, tapi dalam keadaan seperti itu, bagaimana caramu menghindari peluruku?"
"Aku tidak bisa menghindari peluru. Tapi, aku berani muncul di depan musuh dalam kondisi seperti ini." Levi tetap tidak menurunkan pandangan tajamnya. "Mau tembak atau dengar? Semuanya terserah kalian."
Magath menghela nafas, "Kau ingin membunuh Zeke, tapi dimana dia sekarang?"
Lemparan pertanyaan itu membuat wanita berkacamata yang sedari tadi hanya terdiam mengamati suasana pun ikut menimpali. Ia tahu dirinya ingin berasumsi sesuatu.
"Kemungkinan besar, Eren menyerap Zeke agar dia bisa memanfaatkan darah rajanya. Tidak, maksudku Titan Perintis."
"Profesor Titan sepertimu.. pasti tahu semuanya ya? Bahkan, lebih tahu dari kami. Apa kau sudah melihatnya?" tanya Pieck.
Hanji mengusap dagunya sembari mulai mendeskripsikan. "Ukurannya sangat besar, dan kita tidak bisa melakukan apa-apa terhadapnya. Karena itu kita harus menyatukan kekuatan kita."
Tatkala setelah Hanji berucap, tidak ada lagi yang melanjutkan obrolan. Bahkan, suara angin yang begitu kencangnya mampu terdengar, mengiringi keempat orang yang tengah berpikir itu.
Dengan semua cetakan sejarah yang telah berlalu dan sekarang tengah dialami..
Apakah mereka akan sukarela untuk bekerja sama?
• • •
Sekumpulan esensi manusia tengah melangkah, mengikuti kemana tujuan sang pemimpin. Kendati di tubuh mereka masing-masing sudah terpasang Manuver 3D, tak lupa membawa handgun dan amunisi.
Selalu bersiap dengan keadaan seperti itu jika mereka ingin menyelesaikan sebuah tugas.
Pertanyaannya apakah tugas yang diberikan dan diinginkan oleh ketua mereka sama seperti sebelumnya?
Rasa penasaran kemudian membuat salah satu dari gerombolan itu menginterupsi bertanya.
"Ketua, kali ini kita tidak akan hanya berburu kelinci dan hewan lainnya, kan?"
Seseorang yang merasa terpanggil dan ditanya menoleh, namun bukan kepada penanya.
"Annelise, bahan-bahan di dapur sudah habis, kan?"
"Benar, Ketua. Sudah habis."
Sang ketua pun tersenyum, "Emma, sepertinya kau harus terbiasa membaca kalender lagi. Ini sudah dua minggu, jadi memang sudah waktunya bahan makanan habis. Apa perlu kuajari cara membaca kalender, hm?"
Suara mengaduh pun terdengar, dan nyatanya itu adalah suara gadis bernama Emma itu yang memasang wajah cemberut kesal karena kepalanya telah dipukul.
"Joshua, sakit tahu!"
"Rasanya otakmu nanti akan kubedah. Tapi, kalau otakmu kubedah, kasihan sekali kau akan terbunuh sia-sia."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟐
Fanfiction"𝙰𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊𝚖𝚞? 𝚂𝚊𝚢𝚊𝚙 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝚍𝚒 𝚙𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐𝚖𝚞, 𝚊𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝙰𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚞 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊, 𝙻𝚎𝚟𝚒." -𝙿𝚎𝚝𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚕𝚕 "𝙰𝚙�...