Desiran angin menyapu wajah seluruh insan yang tengah berkumpul saat itu, masih berkutat dengan suasana diam satu sama lain. Langit yang telah berubah menjadi malam turut menemani. Sinar api unggun yang cukup menerangi malam itu cukup menyorot seluruh wajah yang ada disitu. Hembusan angin pula ikut menggerayangi.
Tak terkecuali dua manusia yang tengah saling berhadapan sekarang, namun dengan jarak yang tidak berdekatan.
Dua pasang safir yang tengah saling menelisik. Hingga salah satu dari pemilik netra biru itu membuka mulut.
"Regumu?"
Satu kata yang keluar dari mulut gadis pemilik Titan Wanita itu terdengar seperti memastikan, seolah ia ingin membuka sebuah topik.
"Kau.. yakin mereka sudah tewas?"
Tak ayal bahwa beberapa orang yang ada disana, termasuk Levi terkejut. Bohong jika mereka yang mengenal Pasukan Elite dibawah pimpinan Kapten Levi saat itu tidak dikuasai rasa penasaran.
Pasukan Elite terdahulu yang sangat mereka kenali.
Eld Jinn. Gunther Schultz. Oluo Bozado. Dan Petra Rall.
Mereka yakin bahwa Annie tengah membicarakan "regu" Elite yang itu.
Seketika suasana menjadi dingin dan menegang, seakan peristiwa mengenaskan itu hendak diungkit kembali dalam memori.
Sudah empat tahun lamanya mereka mengubur rentetan kejadian "Ekspedisi ke-57" yang menelan banyak korban.
Termasuk kematian Pasukan Elite terdahulu dibawah pimpinan Levi yang bertugas melindungi Eren hingga akhir hidup mereka.
Empat tubuh yang tidak pernah ditemukan karena tewas termakan Titan lain.
"Kau bicara apa?"
Pria berpangkat kapten itu memutuskan untuk angkat bicara, dengan nada yang pelan namun terdengar mengintimidasi. Tanpa sadar tangan kiri pria itu sudah terkepal erat di samping tubuhnya.
Annie memejamkan mata sejenak, lalu mengembuskan nafas panjang.
"Bagaimana jika aku berkata mereka masih hidup? Apa kau mau memberi jawabannya? Melihat sebagai musuh atau teman?"
SRINNGG!!
Mikasa dengan cepat menerjang dan mengacungkan pedang Manuver nya tepat di depan wajah Annie, hingga membuatnya terjatuh ke tanah. Gadis bersurai blonde itu hanya menatap datar begitu Mikasa tak segan mendekatkan pedang di lehernya.
"Jangan bicara omong kosong. Tangan itu.. tangan milik Nona Rall."
"Hanya tangan, tapi tidak dengan tubuhnya. Apa aku salah? Apa kalian pernah menemukan tubuh mereka?"
Levi tercekat. Kedua matanya melebar. Seakan pikirannya dipenuhi banyak pertanyaan.
Sudah jelas hanya dirinya dan Mikasa yang tahu jelas kejadian itu.
Hampir saja tubuhnya terjatuh jika Hanji tidak segera memapahnya. Niatnya untuk menghampiri dan menarik kerah gadis bermarga Leonhart itu telah didului oleh Mikasa.
Ia ingin tahu sebuah jawaban dari pertanyaan yang menggerogoti benaknya selama ini.
Pertanyaan janggal yang tersimpan selama ini tanpa pernah ia menerima jawaban atas hasil kesimpulan yang dibuatnya sendiri.
Nyatanya ia tidak pernah menerima bahwa tubuh mereka telah dibawa Titan berukuran 3 meter yang ia temui jejaknya waktu itu, sebelum ia melihatnya sendiri secara nyata.
GREBB!!
"Mereka ingin melindungi Eren! Kau membunuh mereka!"
Seolah tengah melampiaskan seluruh emosi, pukulan demi pukulan Mikasa berikan. Cipratan darah menghiasi kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟐
Fiksi Penggemar"𝙰𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊𝚖𝚞? 𝚂𝚊𝚢𝚊𝚙 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝚍𝚒 𝚙𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐𝚖𝚞, 𝚊𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝙰𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚞 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊, 𝙻𝚎𝚟𝚒." -𝙿𝚎𝚝𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚕𝚕 "𝙰𝚙�...