"Kak Petra."
Pemilik nama yang terpanggil karena sebuah suara itu pun perlahan menampakkan pasang belia almond indahnya yang beberapa kali melewati proses mengerjap. Mata itu tergerak mengamati sekeliling, dan mendapati sang tubuh tengah terbaring.
Hamparan ladang bunga Lily yang begitu luas.
Ah, memori benaknya teringat sesuatu. Pemandangan dan tempat ini, ia pernah berada disini sebelumnya. Semuanya terlihat putih, terkecuali hamparan ia berpijak.
"Kak Petra."
Gadis bernama Petra itu tertegun melihat wajah seorang bocah laki-laki yang memiliki warna rambut coklat madu, mirip seperti dirinya. Dan tak butuh waktu lama ia sangat mengenali siapa itu.
Seseorang yang begitu ia cintai, sang adik, Revan Rall.
"Revan. Ini kali keduanya kau muncul dalam bagian mimpi ku di hamparan ladang Lily."
Bocah itu hanya tersenyum girang menampakkan deretan gigi putihnya. "Kakak benar! Kau tahu? Aku sangat sangat sangat merindukanmu!"
Bibir ranum sang gadis bergetar. Perlahan air mata membasahi wajah cantiknya. Kedua tangan pucatnya terulur, dan kali ini berhasil menggapai tangan kecil Revan.
Petra menarik tubuh kecil adiknya ke dalam pelukannya, begitu erat. Sang adik tersenyum seakan mengerti bahwa dirinya pun ingin seperti ini sebentar.
Seakan keduanya saling menyalurkan rasa penuh kehangatan.
"Aku juga.. aku juga selalu merindukanmu, Revan."
Revan terkekeh sembari tangan mungilnya mengusap lembut wajah sang kakak. "Jangan khawatir. Aku selalu dalam keadaan baik, begitu juga dengan rumahku."
Tangan Petra terulur untuk mengelus pelan pucuk surai Revan. "Baiklah. Lalu.. kenapa kau kembali mengajakku kesini?"
"Kakak sudah bebas!"
"Hm? Apa maksudmu, Revan?"
"Iya! Kakak sudah bebas sekarang. Setidaknya kakak sudah bisa sedikit tenang sekarang." Bocah itu beranjak berdiri dan mulai berlari sembari sesekali melompat kegirangan di hamparan bunga Lily itu. "Tidak ada.. kekuatan itu yang mengekangmu lagi."
Betapa Petra tercengang, apakah yang dimaksud sang adik adalah kekuatan pengendali Titan? Darah Titan yang mengalir dalam dirinya? Kekuatan Titan di dunia?
Seakan ditimpa perasaan ringan yang begitu besar, Petra mengangkat kedua tangannya. Matanya mengedar memperhatikan sekujur tubuhnya. Entah kenapa pikiran dan tubuhnya terasa ringan, bak sehelai daun hijau segar yang melayang kesana kemari dan perlahan terjatuh ke tanah dengan tenang.
Dan ia tertegun begitu menyadari sedaritadi telah menangis kembali. Bahkan ia tidak mengerti mengapa alasannya?
"Apa yang terjadi? Aku.. tidak mengerti."
"Jawabannya ada nanti saat kakak bangun. Kakak akan mengerti dan percaya. Sekarang aku hanya bisa memberitahumu sebatas itu."
Revan kemudian memakai kaki mungilnya untuk berdiri mantap dihadapan Petra. Sembari menyunggingkan senyum lebar dan matanya menyipit ia berkata, "Levi.. adalah orang yang sangat kakak cintai, kan? Seperti kakak mencintai aku, Ibu, dan Ayah."
Sungguh tidak tahu sudah berapa kali gadis itu dibuat terkejut dengan semua perkataan adiknya yang tidak salah.
"Kau.. mengetahuinya? Bagaimana bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟐
Fanfiction"𝙰𝚙𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊𝚖𝚞? 𝚂𝚊𝚢𝚊𝚙 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝚍𝚒 𝚙𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐𝚖𝚞, 𝚊𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝙰𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚞 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊, 𝙻𝚎𝚟𝚒." -𝙿𝚎𝚝𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚕𝚕 "𝙰𝚙�...