-Six

62 2 0
                                    

Panti Asuhan Crescentia, Distrik Waltraud, Kota Liberio Barat
(04.00 PM)

Bentang langit sudah menampakkan jingganya, begitupun dengan seorang gadis yang juga masih setia menampakkan wajah cemas dan mata sayunya. Sudah sedaritadi ia menunggu satu tubuh wanita yang berbaring dihadapannya untuk terbangun, dengan harapan bagus yang senantiasa mengitari isi kepalanya. 

Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang mulai terasa kaku karena duduk terlalu lama. Pikirannya terus larut dalam harapan sosok dihadapannya segera sadar, tak lebih.

Padahal.. ini sudah biasa terjadi.

Namun, tetap perasaan dedikasi dirinya untuk seseorang dihadapannya tidak pernah pudar. Tidak akan pernah.

Digenggamnya perlahan tangan lemas itu. Tangan yang telah menolong dirinya dari tempat itu. 

Tempat penyiksaan yang mengerikan, hingga membuatnya trauma.

Suara runtuhan terdengar dengan jelas memekakkan telinga, diikuti suara ledakan dimana-mana. Guncangan akibat reruntuhan mulai terasa menggetarkan tanah tempat berpijak. Sayup-sayup suara seruan beberapa orang yang terdengar panik dan ingin segera menyelamatkan diri pun turut mendukung suasana kala itu.

Tapi, tidak dengan seorang gadis yang masih setia memeluk lututnya di sudut ruangan.

Pintu jeruji besi itu bagai pembatas dirinya dengan dunia luar. Ia merasakan semuanya, namun seakan tak peduli dengan apa yang tengah terjadi saat ini.

"Lagipula, aku memang ingin mati. Akhirnya impianku terwujud," gumamnya.

Mati. Mati saja. Biarkan jika dirinya hancur bersama tempat ini. Itu pikirnya.

Tak lama, sebuah suara lagi yang lebih dekat dengannya mengalihkan perhatian. Tampak seorang pria memutar mata kunci dan membuka pintu besi itu.

Tidak ada niat pada gadis itu untuk sekadar bertanya 'apa yang terjadi sebenarnya?'. Namun, ia hanya merasa kesal, kenapa orang ini  menghacurkan impiannya untuk mati segera?

"Kau! ikutlah deng-"

JRAASSHH!!

Setelah itu, yang ia lihat adalah tumpahan darah segar yang berasal dari perut pria itu. Tarikan tusukan pisau segera membuat tubuh pria itu tumbang dan menampakkan sosok wanita berambut coklat muda perlahan mendekatinya.

Gadis itu sedikit terkejut setelah ia dapat menyimpulkan sesuatu.

Wanita dihadapannya adalah tahanan sama seperti dirinya, terlihat dari pakaian berwarna putih yang dikenakannya, namun sudah ternodai dengan banyak darah.

Apa yang telah wanita ini lakukan?

Tapi, yang lebih membuatnya terkejut bukan hanya itu, melainkan uluran tangan yang wanita itu lakukan kemudian.

Kenapa? Apa yang dia inginkan?

"Ayo, ikutlah bersamaku. Tempat ini akan segera hancur." Begitu katanya.

Sekarang ia mengerti. Wanita ini ingin menyelamatkannya. Dan itu berarti, ia akan segera menyambut dunia luar.

Tatapan wanita itu begitu kosong dan redup, namun begitu lamat. Tubuhnya begitu kurus, sama seperti dirinya, lagi.

Kenapa.. dia masih mempedulikan orang lain? Tidak, kenapa dia masih ingin hidup? Tidak seperti dirinya yang ingin mati.

Dan entah kenapa ia menyambut uluran tangan itu, tanpa tahu alasannya. 

𝑨𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝑩𝒆 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑼 [𝑳𝒆𝒗𝒊 𝒙 𝑷𝒆𝒕𝒓𝒂] 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝟐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang