"Buatlah pendapatmu sendiri, jangan dengarkan mereka, mereka penipu, mereka penjilat, mereka pembunuh!"
Yunho tersentak dalam tidurnya. Ia membuka mata. Peluh membasahi dahinya. Mimpi itu lagi. Sudah tiga hari Yunho memimpikan Jongho yang terus berkata seperti itu.
Matanya melirik pada jam dinding.
Pukul 03.00 dini hari.
Selain memimpikan Jongho, ia juga akan terbangun di pukul segitu.
Biasanya jika ia sudah terbangun akan susah untuk kembali tidur. Yunho beranjak dari ranjangnya, ia berencana untuk membuat mie instan saja.
Tidak bohong, perutnya sangat lapar, kemarin ia hanya makan sekali.
Di tengah kesibukannya yang sedang berkutat dengan alat masak, tiba-tiba telinganya mendengar keran wastafel yang ada di kamar mandi menyala.
Seingat Yunho, ia tidak menyalakan keran wastafel.
Tungkai Yunho melangkah ke dalam kamar mandi. Ia langsung menutup keran dan kembali keluar.
Suara air mengalir kembali terdengar.
Alis Yunho menukik. Ia merasakan hawa yang tidak enak berada di sekitarnya. Badannya sampai merinding.
Bayang-bayang mengerikan muncul di otak Yunho. Kalau sudah begini, ia akan semakin takut.
"Jangan membayangkan hal mengerikan!" gerutunya.
Ia menarik nafasnya dan kembali ke dalam kamar mandi untuk menutup keran.
Yunho tidak sengaja menatap cermin. Retinanya melebar kala menangkap bayangan hitam berdiri tepat di belakangnya.
Yunho menutup matanya, ia menelan salivanya lamat.
"Jangan dengarkan omongan mereka, Yunho. Mereka itu pendusta, percayalah padaku.."
Suara Jongho kembali berbisik di telinganya.
Yunho masih tidak mau membuka matanya. Semenjak hari dimana arwah Jongho menampakan wujudnya—Yunho menjadi takut pada Jongho.
Entah mengapa ia merasa itu bukan Jongho. Jongho yang satu ini agak sedikit liar—meskipun Yunho meyakini Jongho menjadi arwah penasaran.
"AAAAAAAAA"
Yunho terperanjat ketika telinganya mendengar jeritan yang begitu keras. Ia membuka matanya dan langsung keluar dari kamar—ingin mencaritahu.
Ngomong-ngomong, bayangan itu sudah tidak ada lagi.
-
Yunho tiba di kamar San. Ia mengetuk pintunya dengan tidak sabar, Yunho takut jika San kenapa-kenapa.
"San, kau kenapa?!"
Karena terus tidak mendapat jawaban, Yunho menghempaskan diri ke sana, menggunakan seluruh berat tubuhnya untuk membuka pintu.
Berhasil!
Yunho langsung menghampiri San ketika melihat pemuda itu bersimpuh di lantai dan sebelah tangannya menutup telinga.
"San, kenapa kau berteriak?"
Yunho melihat bercak darah. Ia semakin panik dibuatnya.
San mendongak, ia menatap Yunho. Tangannya mulai menjauh dari telinga yang tadi ia tutupi.
Mata Yunho melebar sempurna.
"T-telinga mu?!"
Daun telinga San terputus dan darah terus mengalir dari sana. Yunho sampai bergidik ngeri, membayangkan rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
highway to hell
Mystery / Thriller۫ . ⟡ [ 𝗮teez ] . ‹ ᝬ ❝kita berada di jalan sesat.❞