Beberapa hari sudah berlalu. Besok para murid kembali masuk sekolah. Mereka yang sebelumnya pulang ke rumah sudah kembali ke asrama.
Berita tentang tiga orang tewas yang terjadi di asrama mereka dan dua orang yang dikabarkan hilang menjadi perbincangan hangat. Mereka selalu takut jika melewati kamar Wooyoung, Yeosang ataupun Jongho.
Terkadang mereka mengaku diganggu oleh arwah Jongho ataupun yang lainnya, entah itu hanya untuk menakut-nakuti atau memang benar adanya.
San, Seonghwa dan Yunho benar-benar jarang bertegur sapa. Mereka seperti tidak mengenali satu sama lain. Hubungan pertemanan mereka menjadi renggang.
Rasa saling mencurigai selalu ada dalam benak mereka. Terutama Seonghwa yang paling dendam pada San dan Yunho.
San berada di kamarnya, ia benar-benar bosan karena mendekam di dalam dengan waktu yang cukup lama. Ia pun memilih beranjak dari ranjangnya dan mengambil jaket yang tersampir di atas nakas.
Baru saja dirinya membuka pintu, San sudah dikejutkan dengan keberadaan Serim yang ada di depan pintunya.
"Sedang apa kau di depan kamarku?" tanyanya.
Serim tertawa canggung, tangannya menyodorkan sebuah novel yang berada di genggamannya.
"Aku meminjam ini pada—ekhem, Wooyoung. Dan bisakah kau kembalikan ke kamarnya? Kau yang paling dekat dengannya 'kan? Pasti kau memiliki kunci kamarnya." Jelas Serim.
"Telat, kamar itu sudah kosong, bukan milik Wooyoung lagi." Ujar San ketus.
"Kalau begitu, tolong kembalikan pada orang tuanya."
Serim terlihat memaksa, San tidak tau kenapa orang yang ada di hadapannya seperti takut akan sesuatu.
"Kenapa harus? Simpan saja, lagi pula Wooyoung tidak membutuhkannya di alam kubur sana."
Serim menoleh ke sana kemari, lalu atensinya kembali pada San. Dirinya melangkah lebih dekat pada pemuda itu.
"Wooyoung menyuruhku untuk mengembalikan novel ini.." ucap Serim sedikit berbisik.
Dirinya langsung kabur ketika San sudah menerima novel yang ia sodorkan.
San menatap sebentar pada novel tebal itu, ia tidak tau jika Wooyoung penggemar novel bergenre horror—terlihat dari sampul buku dan judul yang cukup menakutkan.
San kembali masuk ke dalam kamar—berniat menyimpannya di atas nakas den mengambil ponselnya.
Baru saja San memasukan ponsel pada saku jaket, benda pipih itu bergetar—notifikasi masuk ke dalam ponselnya.
-
unknown
: sudah menerima novel itu?
bukalah halaman 212-
San mengernyitkan dahinya bingung. Mengapa nomor yang tidak dikenal itu tau jika dirinya menerima sebuah novel.
"Pasti ini Serim!" terka San.
Walaupun dirinya menuduh Serim, ia tetap mematuhi perintah yang di suruh. San langsung membuka halaman 212 dan ia menemukan secarik kertas yang terselip di sana.
Kau ingin tau jawaban yang sebenarnya?
Datanglah ke kamar Jongho dan jangan terkejut jika kau mengetahui siapa pelakunya.
Kebenaran akan terungkap di sana,
cepatlah datang sebelum ada korban selanjutnya.— L6NG
San membutuhkannya, ia membutuhkan jawaban dari segala pertanyaan yang bersarang di benaknya. Dan inilah waktunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
highway to hell
Mystery / Thriller۫ . ⟡ [ 𝗮teez ] . ‹ ᝬ ❝kita berada di jalan sesat.❞