─ 05 ʿ

202 73 4
                                    

Malam semakin larut. Hawa asrama semakin mencekam dan lampu-lampu mulai meredup. Yeosang menyusuri koridor asrama sendirian, hanya suara langkah kakinya yang terdengar.

Di seberang sana, Yeosang melihat Yunho sedang berdiri di depan kamar Jongho. Yunho terlihat memaksa masuk kamar Jongho. Kepala Yunho terus berpaling ke sana kemari, seperti sedang mengawasi sesuatu, tak lama kemudian Yunho berhasil masuk ke dalam kamar Jongho.

Yeosang berjalan menghampiri, ia ingin melihat lebih dekat. Yeosang mengintip di balik dinding. Yunho sepertinya sedang mencari sesuatu.

Setelah menemukan sesuatu yang Yunho cari, Yeosang buru-buru pergi dari sana, tapi pergerakannya terlihat oleh Yunho.

"Sedang apa kau di sini, Yeosang?" tanya Yunho.

Yeosang menoleh, "hanya berjalan-jalan biasa, aku tidak bisa tidur. Lalu apa yang sedang kau lakukan di kamar Jongho?" kini Yeosang bertanya.

Yunho terlihat panik, otaknya memikirkan jawaban yang tak mengundang kecurigaan bagi Yeosang.

"Tidak sengaja lewat." Yunho hanya menjawab seadanya.

Yeosang menaikkan sebelah alisnya, "sangat tidak sengaja dan sampai masuk ke dalam kamar Jongho? Itu tidak sopan.." ucap Yeosang dan langsung pergi dari sana, ia sedang malas ribut dengan Yunho.

Diam-diam San memperhatikan mereka dari jauh. San sedang menguntit Yeosang, kecurigaannya datang ketika siang tadi di pemakaman.

Tingkah laku Yeosang sangat berbeda, dia bahkan tidak terlihat sedih, San juga tak sengaja melihat Yeosang tersenyum ketika peti mati Wooyoung di masukan ke dalam lubang kubur.

Tidak mungkin seorang teman akan terlihat senang ketika melihat temannya dikuburkan. San curiga jika Yeosang ikut terlibat dalam membunuh Wooyoung.

Meskipun San sudah melihat rekaman CCTV yang menangkap Mingi terpampang jelas di sana, tapi apa salahnya jika dia mencurigai Yeosang juga?

San tidak tau apa yang sedang terjadi antara Yeosang dan Yunho. Tapi ia yakin jika salah satu dari mereka menyembunyikan sesuatu.

San tidak berhenti mengikuti Yeosang dari belakang. Yeosang nampaknya akan pergi ke suatu tempat dan itu mengarah pada gudang yang ada di bawah tanah.

"Apa yang akan dia lakukan di sini?" gumam San.

Yeosang masuk ke dalam gudang, San mengikutinya dengan mengendap-endap. Gudang begitu gelap, San tidak bisa melihat apapun. Ia berencana keluar dari sana dan berhenti mengikuti Yeosang.

BUGG

Sesuatu memukul belakang kepala San dengan keras, membuat San tidak sadarkan diri.

"Jangan menjadi penguntit, itu sangat menakutkan. Kau sama seperti mereka, San."





-





"Aku akan memberitahumu di suatu tempat." Suara itu berhasil membangunkan San.

San bangun dengan kepala yang sangat pusing, ia memegang belakang kepalanya. San tidak tau benda apa yang memukulnya, tapi yang jelas itu membuat kepalanya sakit.

San berdiri dengan perlahan, nampaknya ia cukup lama tidak sadarkan diri sampai hari sudah cerah lagi. San berjalan keluar dari gudang.

Bayangan hitam lewat dengan cepat tepat di depan matanya. San langsung lari mengikuti bayangan itu, entah mengapa hatinya menyuruh San mengikuti bayangan itu.

Bayangan itu tidak terlihat lagi, tapi San melihat seseorang di sana. "Mingi!"

Wajah Mingi terlihat sendu. San menghampiri Mingi dengan langkah kaki yang tegas. Ia langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi pada wajah Mingi, amarahnya memuncak.

highway to hellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang