─ 12 ʿ

157 71 14
                                    

Kini, mereka—San, Seonghwa, Yunho bahkan Yeosang sedang berkumpul di dalam kamar San.

"Ceritakan semuanya."

"Baiklah."

San bingung mau memulai dari mana dan ia menjadi ragu—apakah memberitahu temannya akan mendapat keuntungan bagi dirinya?

Akhirnya, San menceritakan semua perihal dirinya dengan Mingi. Saat Mingi pertama kali muncul dan mengatakan hal yang aneh dan kejanggalan-kejanggalan lainnya tanpa terkecuali.

Termasuk kejadian beberapa waktu yang lalu. Itu masih terbayang di benaknya.

Mereka semua mendengarkan dengan antetif. Terkadang mereka bingung dan bertanya—apa masalahnya?

Terkecuali untuk satu orang ini yang memang sudah tau kebenarannya. Ia tidak terlalu tertarik mendengarnya. Dirinya bahkan menggulum bibir ke dalam, menyembunyikan tawa di balik wajah kebingungannya.

Mendengar cerita San membuat Yunho ingin bercerita—menurutnya itu tidak jauh berbeda dari cerita San.

"Aku juga ingin jujur."

Beberapa pasang mata langsung menatap Yunho.

"Akhir-akhir ini aku mendapat terror. San, ingat ketika ada yang memberiku sebuah kotak? Isinya adalah bola mata manusia asli. Aku bersumpah, itu benar-benar asli." Ucap Yunho meyakinkan.

Mereka yang mendengar penuturan Yunho langsung bergidik ngeri. Pelakunya benar-benar gila.

"Bola mata siapa itu?" tanya San penasaran.

Yunho menghedikkan bahunya. "Aku tidak tau, tapi ada secarik kertas yang bertuliskan jika itu bola mata teman kita dan di bawahnya ada huruf L, aku tidak tau siapa itu L."

Mendengar hal itu membuat otak San berpikir. "Teman kita tidak ada yang berinisial huruf L." Gumamnya.

"Maksudmu?"

"Lupakan, lanjutkan saja."

"Jongho.. dia terus datang padaku. Dia juga mengatakan hal-hal yang aneh, itu membuatku meragukannya. Mendengar ceritamu, aku berpikir jika Mingi dan Jongho berusaha memberitahu kita soal pelakunya, tapi mereka tidak bisa."

brak!

San menggebrak nakasnya dengan keras, itu membuat yang lain sedikit terperanjat.

"Kau ini kenapa si?!" seru Seonghwa.

Tanpa menghiraukan ucapan Seonghwa, San malah menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan ekspresi wajah yang berubah serius, dirinya mengucapkan sesuatu,

"Mingi bilang kepadaku jika pelakunya ada di antara kita.."

Lantas mereka saling melirik satu sama lain. Yang tersisa hanyalah mereka, itu membuat rasa ingin menuduh membuncah seketika.

"Mengakulah kalian, pasti di antara kalian pelakunya!" seru Yunho.

"Kau kali pelakunya. Bisa saja kan, Jongho yang terus-terusan datang padamu karena dia masih tidak terima dibunuh olehmu?" terka Yeosang.

Sontak Yunho menggelengkan kepalanya ribut. Tidak mungkin dirinya dengan tega membunuh sahabat yang sudah menemaninya sejak kecil hanya untuk mendapat hal yang tidak memungkinkan.

Yunho mengusap wajahnya gusar dan mengutuk Yeosang dalam batinnya.

"Bukan aku pelakunya! Kau kali, Yeosang!"

"Kalian saling menuduh seperti ini tidak akan mengembalikan keadaan." Cibir Seonghwa.

"Pada akhirnya kita semua akan mati, jangan terlalu banyak drama. Mati ya mati, bisa-bisanya kalian percaya pada hantu? Bagaimana jika itu hantu jahat yang menyamar dan menyesatkan kalian. Mungkin memang itu takdirnya mereka mati." Lanjutnya dengan amarah yang ia tahan sedari tadi.

highway to hellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang