bagian 2

294 163 6
                                    

•••SELAMAT MEMBACA•••

"Mencintaimu bukan tentang seberapa lama hidup di dunia,tapi memikirkan cara bagaimana aku masih pantas mendampingimu dikehidupan kekal nanti"
(Rey Mbayang)

~~~

Setibanya dirumah...

"Assalamu'alaikum,bun ayahh" Ucapku

"Wa'alaikumsalam,sini nak bunda sama ayah mau bicara sebentar" ucap bundaku

"Nanti deh ya bun,arini mau mandi dulu habis dari luar"

"yaudah setelah mandi,nanti kesini lagi ya nak,ada yang perlu diomongin" Bunda Laras

Aku berjalan memasuki kamarku yang berada di atas,dan langsung membersihkan tubuhku..
Setelah mandi,aku menuju kebawah untuk menemui ayah dan bunda..

"Ayah sama bunda mau bicara apa?" Tanyaku

"Sekarang umur Arini udah berapa tahun?" Tanya ayahku

"Udah 22 tahun yah,kenapa?" jawabku dengan perasaan yang tidak enak

"Jadi gini,ayah sama bunda niatnya mau jodohin kamu sama anak temen ayah dia anaknya baik ko,jadi pasti cocok buat jadi imam kamu" jawab ayah dengan lembut

"Hah! Dijodohin? Ah gamau gamau emang ini masih dizaman Siti Nurbaya? Engga lah yah, Arini mana mau dijodohin" Ucapku dengan muka yang cemberut

"Ini keinginan Ayah nak,ini juga demi kebaikan kamu"
Aku yang merasa tidak enak kepada ayah dan bunda akhirnya menutujui keinginan mereka walaupun ada rasa sedih dalam hati. "Yaudah Arini mau kalo emang itu yang terbaik buat arini"
Bunda dengan lembut membelai pucuk kepalaku
"Bismillah ya nak"

***

Macet,rutinitas yang tak pernah dapat aku hindari setiap paginya. jarak kampus yang seharusnya ditempuh selama dua puluh menit, namun gara-gara macet waktu yang dibutuhkan menjadi hampir satu jam.

"Hufttt, telat nih kayaknya"
Aku berlari menuju ke kelas setibanya dikampus. "Permisi,maaf pak saya telat" ucapku dengan perasaan panik

"Keluar kamu,saya tidak ingin mengajar murid yang tidak disiplin" ucapnya dengan nada dingin

"Tapi pak,cuman telat 5 menit doang kok"

"Saya tidak suka jika ada murid yang menawar,lebih baik kamu keluar atau nilai kamu saya kasih jelek".
Dengan perasaan yang malu aku keluar dari ruang kelas,
"Hiih dasar dosen galak,kalau bukan kamu zak udah aku jambak tuh rambut"

Sekarang Arini memilih duduk di cafe dekat kampus,dia tidak berani jika pulang kerumah bisa bisa diamuk sama bundanya.

Setelah jam kuliah berakhir terlihat dari dalam cafe para mahasiswa dari fakultasnya keluar dari kampus,yaps lebih tepatnya mereka pulang. Sebelum mata kuliah itu berakhir aku sudah menchat digrup sahabatku untuk menemuinya dicafe dekat kampus.

"lo kenapa si rin,tumben telat" tanya zila

"Biasa macet banget jalannya" jawabku. Sebenarnya aku mengajak mereka untuk berkumpul agar membahas tentang perjodohanku..

"Aduh mulai dari mana aku jelasinnya"(batin arini)

"Guys,jadi maksud aku kumpul disini tuh ada yang perlu diomongin ke kalian"

"Apa rin?" jawab mereka

"Sebenarnya aku dijodohin sama ayah dan bunda,aku bener bener bingung antara mau menerima atau aku menolaknya,kalaupun aku menolak pasti ayah bisa kecewa sama aku" ucapku.

"hah,siapa siapa calonnya" Tanya hilda dengan rasa penasarannya
" aku juga belum tau itu"

"Kalo kata aku mah ya,selagi itu baik buat kamu ya gapapa sih rin turutin aja kemauan bokap. Kalaupun hati kamu masih gelisah mending sholat istikharah deh minta petunjuk" ucap nisna

"Bener tuh" Cibir zila

"Mmmm,makasi sahabat-sahabatkuuu,setidaknya aku lebih sedikit tenang"

JANGAN LUPA VOTE,Sebagai rasa dukungan. Terima kasih..

𝘼𝙗𝙤𝙪𝙩 𝙮𝙤𝙪 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang