"Haha.. Haha.. My baby monster"
Ia menyeringai, menatap lukisan tubuh Gema melalui imajinasinya. Tampak tubuh besarnya itu, dengan ukiran sangat detail di segala sisi.
Itu adalah lukisan ke-53 miliknya. Yang ia buat untuk memuaskan dirinya. Sebuah ruangan di apartement dekat dapur.
"So cute" Ia memajang kanvas itu diantara gambar lainnya. Badan Gema sangat terlihat jelas, bahkan ia menggambar penis Gema dengan detail. Walau tidak pernah melihatnya, semua hanya imajinasi.
Ia melepas apronnya, keluar kamar dan mengambil handphone. Hari ini, sudah memasuki waktu libur semester satu.
SMA GARTARA memutuskan untuk libur lebih dulu. Ini adalah akhir tahun yang menyenangkan. Ian mendapat hadiah Natal yang mengejutkan. Dari mulai tante Krisan yang akhirnya bangun, dan Fakta bahwa Gema adalah teman masa kecilnya.
"Gua suka sama lo gem" Ia meneguk soda dan merebahkan pundaknya di punggung sofa. Menatap balkon yang terbuka.
"Lo bakal jadi punya gua"
Sementara Gema dan teman temannya sedang berpesta di cafe milik Ardan.
"Si Ian kenapa ngga di ajak sih?" Tanya Ardan. Gema sedang fokus bermain biliard.
"Tau tu si Gema" Saut Dika.
"Kan lucu dia bikin kita jadi semangat ya ngga sih" Ucap Alex. Gema menyodok bola, kemudian matanya menatap Alex yang tertawa padanya.
"Ngomong lagi coba" Tangannya meraih kerah milik Alex.
"Eh eh lepas lepas, marahan lo" Alex menatap mata dingin Gema.
"Ck" Ia berdecak, dengan mood yang rusak ia keluar cafe.
"Mau kemana lo?"
Seperti biasa, temannya diabaikan. Gema memiliki hati yang sensitif. Tapi kenapa dia marah? Memang Ian seberharga itu?
Ardanta
[Gua di depan]
Ian membuka pintu apartement dan melihat Gema. Dalam hatinya sangat senang. Padahal sebentar lagi ia akan jalan dengan teman temannya. Alhasil ia batalkan semua janjinya.
"Kenapa lo, suntuk amat"
"Males sama anak anak"
"Kenapa emang, cerita sini" Gema duduk di samping Ian. Ia merebahkan tubuhnya, meletakkan kepalanya di paha Ian. Dengan lembut tangan Ian mengelus kepalanya.
"Mau cerita?"
"Ngga"
Mereka lanjut menonton film frozen. Sambil menyuapi pop corn ke mulut Gema.
Bayangin aja tidak ada hubungan khusus, tapi dateng tiba tiba clingy. Gimana hati Ian tidak tergoyahkan. Apalagi dia sudah menyimpan perasaan itu.
Makanya, pas ketemu sama Gema rasanya tidak asing. Perasaan yang sebelumnya terkubur seperti perlahan timbul kembali.
"Yan, besok main ke villa deket pantai punya papa yo"
"Sama temen temen?"
"Berdua aja"
"Takut lo cabulin kalo berdua" Ucap Ian tertawa kecil. Niatnya bercanda pada Gema.
"Kalau niat udah gua cabulin kemarin kemarin lo" Saut Gema.
"Berani lo?"
"Nantang ha?"
Mereka tertawa, kembali pada TV. Suara bel apartement berbunyi. Gema tampaknya tidak suka. Ia menegakkan duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My lover florist
Teen Fiction"Who's you?" "I'm yours" "Really?" "kiss me on the cheek" Cup "Good boy". Buat kalian yang suka cerita ringan bisa baca ini :) Berisi adegan tidak baik, jangan di contoh di baca aja.