"Ayo semuanya pada makan" Seru Bita yang menata makanan di meja.
Semua yang berada di ruang tamu berjalan mendekat. Gema menghampiri Ian di kamar. Disana juga ada ketiga teman Ian.
"Disuruh makan sama sibawel" Ke empatnya mengangguk.
"Lo kalo masih lemes ngga usah maksain" Di saut anggukkan oleh Ian.
Gema keluar kamar, ketiga teman Ian menatap tajam pada Ian.
"Kenapa?"
"Lo berdua pacaran?"
"Ck ngga" Walau sebenarnya dalam hati Ian ia senang di kira pacarnya Gema.
"Dia perhatian gitu?"
"Ya ngga tau"
Ketiganya keluar, disusul Ian yang pelan pelan ke ruang tamu. Ia cukup terkejut melihat teman teman Ian dan Gema berkumpul dan berbincang satu sama lain sambil bercanda.
"Sini yan makan dulu" Ucap Bita yang duduk diantara Dika dan Vernan. Mereka berdua seperti sedang mendekati Bita.
"Iya" Ucap Ian kemudian duduk di samping Gema.
"Makan yang banyak lo"
"Iya"
Ian tersenyum melihat semua temannya akur. Walau beberapa diantara mereka belum menganggap teman pada Ian.
Ian makan dengan cukup lahap. Dia bukan tipe yang malas makan ketika sakit.
Setelah selesai anak buah Gema dan teman teman Ian berpamitan. Hanya tinggal Gema dan Ian disana. Dia membersihkan sisa sisa kerusuhan.
Saat Ian ingin membantu, Gema menatap tajam dan menyuruhnya duduk."Yan, mulai sekarang kita temenan ya" Ucapnya sambil duduk kembali di samping Ian.
"Gua udah nganggep lo temen sejak kemarin kemarin"
"Makasih" Gema tersenyum manis sampai terlihat gigi taring dan lekukan di pipinya.
Gema sadar, ia yang tak pernah mengucap terima kasih, maaf atau tolong itu mendadak bisa bersikap sopan.
"Lo ngga pulang gem?"
"Lo ngusir gua?" Menatap Ian dengan memicingkan kedua alisnya.
"Ngga gitu, takut bokap atau nyokap lo nyariin"
"Ngga bakal" Gema menunduk dan berjalan kearah balkon.
"Mau lompat lo?"
"Mau rokok bangsat"
Ian mengangguk, menatap punggung lebar Gema dari belakang. Rambutnya diterpa angin malam. Tak terasa hari hari mereka semakin dekat.
"Woi bocah bunga cepetan gua di depan" Ucapnya di telepon.
"Srukk.... Srukkk... Iya Gema bentar"
Ian berlari menuju lift dan tidak lupa menyapa penjaga lobi.
"Lama amat sih"
"Iya iya sorry" Ian menuju kearah parkiran.
"Mau kemana lo, nih helm" Gema melempar helm. Dengan sigap tangan Ian menangkapnya.
"Naik" Ian tersenyum dan naik di bagian belakang.
"Tumben bawa motor lo"
"Lagi pengen aja"
Bohong! Sebenarnya Gema ingin Ian berpegangan padanya. Dilihat lihat keduanya ini seperti terjebak friendzone. Kemarin Gema pulang karena Ian menyuruhnya. Walau Gema menolak pun Ian akan tetap mendorongnya keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/330199913-288-k185096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My lover florist
أدب المراهقين"Who's you?" "I'm yours" "Really?" "kiss me on the cheek" Cup "Good boy". Buat kalian yang suka cerita ringan bisa baca ini :) Berisi adegan tidak baik, jangan di contoh di baca aja.