Brum brumm
Suara motor bising di kepala. Mereka sudah berada di sirkuit balap di pinggiran kota. Sirkuit kepunyaan keluarga Denandra alias Gilang.
"Masih berani nongol aja nih si kulkas buntung" Menatap Eric. Gema membulatkan matanya, tangannya mengepal, siap menonjok muluk sampah milik Gilang.
"Udah udah ngga usah di ladenin" Ucap Eric sambil menahan tubuh Gema.
"Bakal ada kulkas buntung lagi nih guys" Teriaknya sambil tertawa menggelikan.
"Bacot"
Gema dan Gilang sudah berada di garis start. Mereka bertatapan.
"Ngga asik kalau kita tanding, terus ngga ada taruhannya"
"Lo mau apa?"
"Kalau gua menang, lo harus jadi anak buah gua begitu sebaliknya"
"Deal" Gema cukup yakin akan dirinya. Mereka siap memegang setir. Menerpa malam yang sunyi itu. Dingin menyeruak membawa suasana semakin panas.
"Okey ready. Go!"
"Gema!"
"Gilang!"
Kedua motor mereka melaju kencang, menerjang jalanan berliku. Salip menyalip antar keduanya.
Sampai pada sebuah tikungan di menit menit terakhir, Gilang mencoba melancarkan aksinya.
Ia sengaja mepet pada Gema, membuatnya seakan hilang keseimbangan. Dia tidak tahu siapa sebenarnya monster yang sedang ia tantang. Bukannya Gema yang terjatuh, malah Gilang yang tersungkur. Ia sangat geram, semua penonton di garis start panik melihat hanya satu motor saja yang melaju.
"Itu Gema!" Seru Daniel.
"Gema!"
Anak buah Gilang dengan wajah tegang mencari keberadaan Gilang yang sudah tersungkur.
Mereka semua lega, memeluk Gema bersamaan.
"Kalah di kandang sendiri ni ye" Ejek Gema.
"Kasihan banget"
"Oh iya, gua ngga butuh geng sampah punya lo"
Gema dan kawan kawannya meninggalkan sirkuit milik Gilang. Disana Gilang merasa di caci, ia akhirnya berpikir rencana jahat.
"Dia punya pacar kan"
"Yoi bos"
"Cari tahu soal pacarnya"
"Siap"
•
•
•
•
•
•
"Selamat datang di smile florist, ada yang bisa saya bantu""Kami mau pesan bunga" Suara berat dari laki laki.
"Oh baik, atas nama siapa?"
"Gilang Denandra"
"Baik, mau pesen buket bunga apa ya kak?"
"Red rose"
"Baik, mau di antar atau di jemput sendiri?"
"Antar ke alamat yang saya kasih"
"Baik kalau begitu, sore ini akan saya antarkan"
"Terimakasih"
"Lo pikir, lo bisa idup tenang Gem" Senyum kejamnya terlihat sangat menyeramkan.
"Gema, mah berapa lama lo galau begini"
"Ngga tau" Sambil memainkan handphonenya.
"Bajingan, lo pulang kek anjing"
KAMU SEDANG MEMBACA
My lover florist
Fiksi Remaja"Who's you?" "I'm yours" "Really?" "kiss me on the cheek" Cup "Good boy". Buat kalian yang suka cerita ringan bisa baca ini :) Berisi adegan tidak baik, jangan di contoh di baca aja.