[11] Mata-mata

390 80 31
                                    

Berlian menurunkan ponsel yang sejak tadi ditempelkannya ke telinga ketika suara operator lagi-lagi yang menyahuti panggilan telepon yang baru saja dilakukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlian menurunkan ponsel yang sejak tadi ditempelkannya ke telinga ketika suara operator lagi-lagi yang menyahuti panggilan telepon yang baru saja dilakukannya. Tidak ada tanggapan, bahkan ini adalah panggilan ke 10 yang dirinya lakukan pagi ini. Namun Vincent tak kunjung juga mengangkat panggilannya.

Dia melipat kedua tangannya di bawah dada, memilih menyerah untuk menghubungi suaminya itu. Dia termenung menatap kosong ke depan. Pikirannya bercabang, memikirkan percakapannya tadi bersama mertuanya —Adiratna, juga Vincent yang jarang sekali pulang ke rumah. Pikiran dan hatinya semakin dibuat kacau, rasanya ingin menangis kendati sulit pula baginya menunjukkan sisi lemahnya itu. Dia tak bisa, meski hanya pada diri sendiri.

Berlian semakin tak yakin bisa bertahan lebih lama lagi dalam pernikahan ini, sejujurnya sudah sejak lama dirinya lelah. Hampir empat tahun semuanya berjalan, tak ada sama sekali perkembangan. Berlian begitu merindukan hubungan harmonis pernikahannya dulu. Hubungan rumah tangganya berubah drastis sekarang. Vincent berubah, dia merasa lelaki itu seolah mendorongnya untuk menyerah dan pergi.

Dia semakin risau kala mengingat praduganya belakangan ini berkenaan dengan suaminya itu. Dia merasakan ada yang ganjil dalam hubungan mereka  belakangan ini. Hatinya bergemuruh kacau, tersugesti oleh pikirannya yang menjurus pada sikap aneh pria itu. Dia tak ingin mempercayai tapi dugaannya tentang Vincent yang berselingkuh di belakangnya terasa benar adanya. Meskipun dia tak memiliki bukti, tapi dia bisa merasakannya melalui kepekaannya terhadap gerak-gerik suaminya itu. Insting seorang istri yang kuat.

“Tidak, itu tidak mungkin. Tidak mungkin Vincent berselingkuh dan mengkhianatiku. Dia sangat mencintaiku, dia bahkan sudah berjanji takkan pernah berkhianat,” gumam Berlian berusaha meyakinkan diri dan mengenyahkan pemikiran negatifnya barusan.

Untuk selingkuh rasanya itu kemungkinan kecil, Vincent bukan lelaki seperti itu. Vincent itu setia, dan semua itu ditunjukkannya sebelum mereka menikah. Secepatnya dia harus segera mencari tahu jawaban atas praduganya akhir-akhir ini. Berlian kemudian mengetikan beberapa jajar kata kepada kontak milik Raihan, lalu mengirimnya.

⚛️⚛️⚛️

Vincent Dario Agler, orang mengenalnya mungkin sebagai putra dari seorang arsitek dan desainer interior terkenal sekaligus pendiri dan pemilik PT C.C Mandiri Karya, yakni perusahaan yang bergerak dalam bidang kontruksi dan konsultan konstruksi yang sering terlibat dalam berbagai pembangunan proyek penting pemerintah. Dia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, keturunan belasteran Amerika dan Indonesia. Terlahir sebagai putra dari Noah Syam Agler, membuatnya hidup berkecukupan sejak kecil. Tak pernah kekurangan sedikit pun jika mengenai materi, semua orang menghormatinya.

Namun, untuk Vincent sendiri. Semua hal tersebut tak selalu menjadi sebuah keberuntungan, dia berkecukupan harta tetapi minusnya kekurangan kasih sayang dari orangtua. Dia memang bisa membeli semua yang diinginkannya tapi dia kesepian. Keluarganya tak sehangat keluarga kebanyakan. Orangtuanya selama ini sibuk pada pekerjaan dari profesi yang mereka tekuni, mereka hanya tahu menekan anak-anaknya agar sempurna. Terlebih Ibunya —Adiratna yang memiliki segudang ambisi membuat putra putrinya di masa depan bisa menjadi anak-anak unggulan yang tak bisa disaingi.

TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang