[15] Sadar Diri Bukannya Jatuh Hati

530 109 58
                                    

Berlian melihat satu persatu foto-foto yang baru saja diberikan Raihan padanya, cetakan foto hasil tangkapan lelaki itu kini benar-benar memuaskan rasa penasarannya terhadap sosok wanita yang menjadi selingkuhan suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlian melihat satu persatu foto-foto yang baru saja diberikan Raihan padanya, cetakan foto hasil tangkapan lelaki itu kini benar-benar memuaskan rasa penasarannya terhadap sosok wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.

"Dia seorang mahasiswa?" tanya Berlian. Dia mencoba untuk tegar dan terlihat baik-baik saja di depan Raihan.

"Namanya Jisa Elenora, dia seorang mahasiswi. Tetangganya bilang dia sudah sekitar dua tahun lebih tinggal di sana dengan suaminya," kata Raihan.

"Suami?" ulang Berlian dengan alis mengerut tajam.

"Tetangganya bilang seperti itu," sahut Raihan.

"Jadi maksudmu suamiku menikah diam-diam dengan wanita itu," ucap Berlian sedikit sewot.

"Ya ... Memang apalagi? Kumpul kebo? Tinggal dalam satu atap yang sama layaknya suami istri tanpa status," ujar Raihan.

Berlian menahan napas sejenak ketika sesak kembali dirasakannya. Disimpannya kembali foto-foto itu ke dalam amplop. "Aku ingin menemuinya, apa kau bisa mendapatkan nomor ponselnya," ujarnya.

"Daripada menghubunginya lewat daring, kenapa kau tak menemuinya secara langsung ke tempatnya. Aku tahu alamat rumah dan kampusnya," ujar Raihan.

⚛️⚛️⚛

Viona mengambil kain-kain yang tergelar di atas mejanya. Ini merupakan bahan untuk pembuatan busana yang akan dibuatnya.

"Waw, aku suka semuanya, Yuki. Sepertinya aku akan mengambil semua sample kain yang kau bawa hari ini," kata Viona.

"Baiklah, beri aku waktu untuk membereskannya. Mungkin baru besok bisa kukirim," sahut wanita bernama Yuki itu.

"Yang ini sepertinya sangat cocok untuk desainku yang ini," ucap Viona seraya mencocokkan kain tersebut dengan gambar desain pakaian di buku desainnya.

Yuki hanya memperhatiakan kegiatan temannya itu dalam diam. Sampai sesuatu terlintas dibenaknya, mengingatkannya pada satu hal yang beberapa waktu lalu sempat ingin ia sampaikan pada wanita di depannya itu. "Oh ya Viona."

"Ya?" sahut Viona tanpa menatap si lawan bicaranya.

"Beberapa waktu lalu, maksudku kemarin lusa aku melihat Kakak iparmu ada di Bar elit di daerah Jakarta Pusat bersama seorang laki-laki," ujar Yuki.

Viona seketika langsung menghentikan kegiatannya. Dia menatap sahabat yang merangkap menjadi rekan bisnisnya itu. "Kakak iparku?" ulangnya bertanya.

Yuki, wanita berambut pirang itu mengangguk nampak agak ragu. "Ya, aku yakin jika yang kulihat adalah Kakak iparmu. Kebetulan aku hang out dengan beberapa rekanku di sana malam itu, dan tak sengaja melihatnya keluar dari sebuah ruangan dipapah seorang pria," katanya.

TreasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang