"Banyak sekali pasien masuk hari ini."
Kata Kirey—seorang perempuan muda yang menjadi relawan di rumah sakit itu. Ia membolak-balikkan kertas yang berisi deretan nama pasien. Mulutnya bergumam kecil, membacakan satu persatu nama disana.
"Kudengar ada pasien yang menyerang petugas." Amber bergidik ngeri membayangkan kata-katanya selanjutnya. "Anehnya, setelah menggigit, pasien itu kembali tenang. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelumnya." ujarnya menjelaskan.
Kirey mengernyitkan dahi. Ia setengah tidak percaya perkataan temannya itu. Bagaimana bisa pasien menyerang seorang petugas?
"Hei, kalian yang berada disana! Segera pulanglah sekarang."
Seorang penjaga rumah sakit menegur mereka dari seberang. Kirey menoleh kemudian menunjuk dirinya sendiri. Lelaki itu mengangguk lalu berjalan menuju mereka.
"Memangnya ada apa?"
Belum sempat pria itu menghampiri keduanya, beberapa pasien dari samping menubruknya dengan kencang. Pakaian putih mereka sudah berwarna merah. Darah bersimbah dimana-mana. Mereka mulai menyerang lelaki itu—semuanya seperti yang diceritakan Amber.
Kirey membelalakkan matanya, begitu pun dengan Amber yang sudah berteriak histeris di sampingnya. Naasnya, teriakan Amber memancing mereka mendekat dan menyerang Amber di depan matanya.
"Amber!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN OUT
Science FictionPenyakit flu burung mulai menjangkiti masyarakat satu persatu. Banyaknya unggas yang mati secara bersamaan seperti membuktikan kekhawatiran para dokter. Mereka memperkirakan para pasien akan merasakan dampak yang lebih parah dari sebelumnya. Beberap...