Chapter 07 | Disunity

17 3 0
                                        

"Sialan, buruk sekali."

Muncung senjata Noah menyentuh leher perempuan itu. Seluruh tubuhnya melembek dan membiru. Wajahnya terheran sekaligus jijik saat menyentuhnya. Padahal dia baru saja mati, mengapa tubuhnya sudah layu seperti membusuk.

"Menurutmu, harus kita apakan dia?" tanya Noah.

"Tinggalkan saja. Mengapa kita harus repot-repot mengangkut mayat bodoh ini?"

James berucap acuh. Ia mengangkut ranselnya depan belakang. Keduanya sudah penuh dan melekat di tubuhnya. Ia menarik napas sebelum bangkit.

"Ayo pulang. Ada yang menunggu kita di rumah. Kau takkan mengikuti ide bodoh Noah mengangkat mayat ini ke rumah 'kan, Austin?"

Austin menggelengkan kepala. "Aku akan bicara hal ini pada Kirey nanti," ujarnya.

"Well, jadi dia benar pacarmu, heh?"

Pria itu menggedikkan bahu. Tangannya melempar dua chunky bar yang sempat ia masukkan ke dalam kantong pada keduanya bergantian. Austin membalikkan badan dengan raut mengejek.

"Haha, bajingan ini!" Noah melempar balik Austin menggunakan bungkus chunky bar tadi.

Mereka mulai berjalan keluar dari supermarket. Banyak bekas darah memercik di dinding. Juga ada yang menyeret di sepanjang lorong kemudian berhenti. Ketiganya berjalan dengan kewaspadaan tinggi setelah kejadian yang dialami Austin tadi.

Tidak ada yang bisa memastikan tempat ini aman. Insting mereka mungkin saja berbohong demi melawan rasa takut. Untungnya, Noah tidak menyebalkan seperti sebelumnya. Lelaki dengan tindik di telinga itu tau tempat serius dan bercanda.

Sejenak, Austin mulai berpikir tentang Margharet—perempuan yang terinfeksi itu ia rasa bukan tergigit. Austin tak melihat satu gigitan pun di tubuhnya. Tanda di pergelangan tangannya juga menimbulkan tanya.

Itu tak asing sama sekali.

"Kau tau? Aku mengambil banyak kornet daging tadi. Aku akan masak burito untuk kita bertiga. Masih ada sisa acar ... kalau kalian suka akan kutambahkan juga."

Noah yang tiba-tiba berucap merusak lamunannya. Ia melirik Austin, pria itu mengangguk saja. James yang memang bukan tipe pemilih makanan jelas setuju. Burito setelah perjalanan panjang bukan hal buruk.

"Tidak ada yang kau ketahui dari gadis itu?"

"Jelas dia bukan yang tergigit. Tubuhnya ...," Austin mengingat-ingat, "berbeda. Tidak ada yang mengisut seperti itu sebelum-sebelumnya."

"Ya, aku belum pernah jumpa yang seperti itu," kata James heran.

"Kau mungkin mau melihat koleksi James."

James menyikut Noah. Menyadari bahwa ia kelepasan, mulutnya terkatup rapat.

"Koleksi apa?"

"Makhluk itu," sambung Noah pelan.

"Kau mengurung mereka? Bagaimana bisa? Kau—mengapa? Mereka agresif! Kau tau itu!"

Pertanyaan Austin menyerang James bertubi-tubi. Austin naik pitam. Orang gila mana yang sengaja menyembunyikan hal yang berbahaya. Ia melihat James kelimpungan sendiri. Wajahnya seperti frustrasi karena tersudut.

RUN OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang