[Pemirsa, Nekoda Elihu masih belum ditemukan pihak berwajib. Kasus pencucian uang terbesar dalam sejarah Indonesia ini apakah bisa diselesaikan? Tujuh ratus Triliun Rupiah lenyap di Bahamas. Rakyat menunggu kepastian ini]
Berita pagi itu masih seputar Nekoda Elihu, pemilik perusahaan Kode ODVN Indonesia, selaku perusahaan trading cryptocurrency terbesar di dunia ini tiba-tiba menyatakan pailit setelah menghilangkan semua aset penggunanya.
Pemiliknya menghilang layaknya hantu, meninggalkan para pengguna yang menangis karena tabungan mereka hilang dalam semalam. Kini polisi dan interpol sudah mulai bekerja, termasuk ayahku yang tengah menyelidiki transaksi-transaksi yang ada.
"Ah, mata uang kripto ini memang sedap"
Ini adalah penemuan yang bisa mengubah ekonomi dunia, sayang sekarang teknologi ini malah dipakai untuk ponzi dan permainan uang.
Aku biasanya memang mengawali hari dengan menonton TV sambil melihat-lihat beranda sosial media, siapa tahu ada info bagus hari ini.
Mata uang kripto menggunakan prinsip kriptogrtafi ini dalam penggunaannya. Di mana data asli disebar dalam jaringan tak terpusat itu dan di enkripsi dengan algoritma yang kuat. Tak heran banyak negara yang menerapkan aturan yang ketat agar terhindar dari pencucian uang di sana.
"Kring Kring Kring"
Ponselku berbunyi, tampaknya ibu menelepon sekarang, tumben-tumbennya dia melakukan ini.
"Halo?"
"Hallooo... Vasco sudah dapat teman?"
"Ah, hahaha.. mama tak ada pertanyaan lain apa?"
"Hahaha, Anak mama kan sudah beberapa bulan masuk SMA. Masa belum dapat teman juga?"
"Sebelum itu, ini Roaming bukan?"
"Ya, mama telpon pakai jaringan Australia"
"Ya tuhan, itu kan mahal mamaaaa"
"Ah, biasa itu. Kemarin mama telepon papa dua jam-an, kayaknya sekarang bisa lebih hihihi. Vasco mau nemenin?"
"Gak, gak.. aku mau sekolah!"
Aku mematikan telepon itu dan langsung menyambar tas untuk dibawa ke sekolah. Bisa panjang urusannya jika mesti teleponan sama kedua orang itu. Lagi pula hari ini ada yang lebih menarik, siapa tahu Haliman akan membawa sesuatu yang menarik juga. Koin yang ada dikantong yang jatuh itu contohnya.
"Eh?" aku dibuat kaget melihat orang yang sudah menunggu di depan pintu rumah. Orang yang tak asing, dia berkulit sawo matang, walau sebenarnya hanya karena efek sinar matahari. Dia sama tinggi denganku, bedanya otot lengan dan kakinya tampak lebih terurus. Aku agak iri saat membandingkannya dengan tulang lunak yang kumiliki.
"Ka, kau kenapa kesini?"
Rumah kami memang di jalan yang sama, tapi mestinya dia bisa langsung masuk ke persimpangan menuju sekolah tanpa mesti kesini. Ini sama saja dengan berjalan dua kali.
"A, aku menjatuhkan sesuatu kemarin" ujarnya.
Sikap gugupnya itu masih sama seperti sebelumnya. Tampaknya itu hanya hilang saat dia menemukan topik menarik untuk dibahas.
"Maksudmu ini?"
Aku menunjukkan kantong berisi koin yang kupungut kemarin. Matanya menatap dengan curiga, ah tampaknya ia tahu kalau aku sudah memeriksanya.
"Maaf, aku membukanya kemarin"
Aku kira dia marah ternyata sebaliknya, dia tersenyum dan mengatakan bahwa ia sebenarnya ingin memperlihatkan itu padaku namun tak punya keberanian untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Kode #1: Kriptografer Kematian
Misterio / SuspensoVasco sangat menyukai kriptografi, pertemuannya dengan Halim dimulai dengan misteri pesan rahasia dari perang dunia itu. Mereka berdua akhirnya terseret pada misteri kode-kode masa lampau dengan teknik penyandian khusus. Hal ini membawa mereka pada...