Tiga orang tampak maju ke panggung depan. Mereka dibekali dengan sebuah laptop dan tampaknya para panitia dan pengawas mulai mendekat ke tempat itu. Tak terkecuali Halida, sang CEO PT penyelenggara perlombaan ini. Dia tampak turun dari lantai dua dan mendekat ke arah Vasco dan lainnya yang akan presentasi itu.
"Tampaknya kelompok pertama sudah menyelesaikan teka-teki ini. Sekarang mari kita dengarkan penjabaran mereka, siapa yang menjadi perwakilan untuk menjelaskan?" pembawa acara itu tampak menengok kerah kelompok Vasco.
"Dugg"
Devan dengan tanpa rasa bersalah mendorong Vasco ke depan dan mau tak mau harus menerima mikrofon yang diberikan oleh pembawa acara itu.
"Sial" maki Vasco dalam hati.
Sekarang mau tak mau dia harus menjelaskan ini secara baik. Padahal ia baru memahami teknik penyelesaiannya beberapa waktu lalu. Ini sama saja dengan langsung ujian setelah belajar beberapa menit.
Di belakangnya Halim juga tampak memberikan jempol sambil menahan tawa seolah hendak berkata "Mampus, semangat ya"
"Oke, perkenalkan saya Vasco dan akan menjelaskan perihal kode ini. Pertama kode berupa angka itu"
Saat Vasco berbicara layer proyektor itu sudah berganti menampilkan kode berupa angka nol dan satu secara acak itu. Tampaknya kak Devan yang menjadi operator presentasi kali ini.
[10101101101000010000000100010000 NEKODA]
"Angka ini adalah bilangan biner, jika diubah ke dalam bentuk ASCII maka akan menjadi karakter berikut"
Vasco menunjuk pada layar presentasi yang berubah dan menampilkan tulisan sandi rahasia itu.
[PasswordNya10110]
"Nah, di sini ada sesuatu yang menarik" lanjutnya.
"Ada satu kode lagi di bawah dan ini artinya misteri ini belum sepenuhnya terjawab"
Layar presentasi kembali berubah menampilkan kode acak itu. Vasco tampak menarik nafas dalam sambil sedikit memejamkan mata berusaha mengingat apa yang ia pelajari tadi.
"Kode di bawah ini disebut sebagai AES ECB, kode ini menggunakan kunci seratus dua puluh delapan bit dengan panjang karakter minimal enam belas karakter. Jadi kunci yang dipakai bukanlah 10110 melainkan seluruh teks [PasswordNya10110] adalah kuncinya"
Penjelasan Vasco ini membuat kelompok lain tampak mengangkat alis mata mereka.
"Oke, aku tak akan jelaskan detail bagaimana cara kerja AES ECB ini, kalian bisa menggunakan decryptor yang tersedia secara online. Dengan kata lain jika kode acak itu dibuka menggunakan kunci dari kode pertama maka kita akan mendapatkah hasil seperti berikut"
[MDc1MzQyMTY3]
Proyektor menampilkan huruf acak lainnya namun dengan versi yang lebih pendek. Tapi tetap belum memiliki arti apa pun.
"Hhh, dan seperti yang Anda lihat hasilnya masih berbentuk kode. Namun jangan takut karena kode ini cukup mudah. Kita bisa menggunakan base64 untuk mengubahnya. Aku rasa aku juga tak perlu menjelaskan cara kerjanya, Anda cukup mencari decryptor online terkait base64 ini" terang Vasco. Dia butuh beberapa tarikan nafas untuk menyelesaikan kalimat panjang ini.
"Dan hasilnya adalah sebagai berikut"
Layar presentasi kembali berubah dan kali ini menampilkan angka-angka misterius.
[075342167]
"Inilah hasil akhir dari kode itu, apakah ada pertanyaan?" ujar Vasco menutup presentasinya itu.
"Saya"
Seorang pria gemuk dengan kacamata tebal mengangkat tangannya. Dia adalah anggota kelompok satunya lagi.
Tampilan orang ini agak unik, dia menggunakan jaket hitam dengan kaos putih di dalamnya. Meskipun badannya bisa dianggap besar, namun penampilannya tak kalah menarik dengan orang-orang yang ada di sekitar sana. Dengan kata lain dia pandai menentukan gaya yang cocok dengan bentuk tubuhnya itu.
Kulitnya juga tampak mulus dan terawat serta rambut yang tertata rapi seperti itu. Berbeda sekali dengan Devan yang rambutnya berwarna kuning acak-acakan. Orang ini tampak tertata dan sangat memperhatikan penampilannya.
"Aku paham dengan penjelasan tadi, dan tampaknya memang benar. Namun ada satu hal yang belum kalian jelaskan. Kenapa ada tulisan [NEKODA] di sana?"
"Yah, kami juga bingung dengan hal ini. Sehingga kesimpulan sementara kami ini hanya sebatas missdirection untuk mengalihkan fokus pada inti masalah yang ada" jawab Vasco.
Ini adalah jawaban paling masuk akal di otaknya sekarang. Karena tulisan [NEKODA] itu memang tak memiliki manfaat apa pun dalam teks-teks tersebut. Tak ada andil [NEKODA] dalam memecahkan kode ini.
"Baik, sepertinya sudah tak ada yang bertanya sekarang kami serahkan pada CEO untuk memberikan komentar" ujar pembawa acara itu.
Halida tampak beranjak dan mengambil mikrofon. Gayanya sangat anggun dan lenggokkan itu sangat menawan. Tak mungkin ada pria yang bisa mengalihkan pandangannya pada tubuh molek tersebut.
"Bisa ulangi lagi jawabannya?" ujar Halida dengan lembut. Tak hanya parasnya, suaranya pun terdengar sangat cantik. Tak heran walau dengan jargon aneh sarat akan hinaan itu dia masih memiliki puluhan juta pengikut di dunia maya.
"Jawabannya adalah 075342167"
Vasco mendikte jawaban itu dan Halida tampaknya mengetikkan sesuatu di ponselnya. Tampaknya ia tengah memeriksa apakah jawaban itu benar atau tidak.
"Mohon ditunggu karena tim sedang memeriksa jawabannya" ujar Halida sambil tersenyum ke arah Vasco.
"..." Vasco tak menjawab dan hanya mematung. Ia merasa ada yang salah dengan wanita cantik ini. Senyumannya indah namun seolah terasa kosong.
Ada lima menit Halida menunggu jawaban. Dia tampak agak gelisah walaupun berusaha menyembunyikannya.
Mata orang biasa mungkin akan tertipu, namun berbeda dengan mereka yang biasa mengamati detail-detail kecil setiap harinya.
Ada tiga orang yang merasa heran dengan gerak gerik Halida. Mereka adalah Vasco, Devan dan pria gemuk yang bertanya tadi.
Selang berikutnya Halida tampak tersenyum puas. Tampaknya ketakutannya itu sudah lenyap dan kali ini senyum lebar mengiasi wajahnya.
"Terima kasih sudah menunggu, tim sudah memeriksa dan menyatakan bahwa jawaban dari kelompok yang tampil adalah jawaban yang benar"
"Selamat" lanjutnya lagi.
Tepuk tangan meriah terdengar dari semua penyelenggara dan pengawas yang hadir di sana. Confetti itu ditambahkan satu persatu secara meriah mengeluarkan kertas warna-warni itu menyelimuti ruangan.
"Pertandingan sudah usai dan sekarang sisa enam hari lagi bagi tamu sekalian untuk menikmati resort milik PT kami" ujar Halida.
"PT mereka lagi? Sekaya apakah perusahaan ini?" pikir Vasco dalam hati.
"Oh ya, untuk hadiah akan langsung dikirimkan ke rekening masing-masing" lanjut Halida sebelum beranjak pergi.
Dia tampak terburu-buru, sepertinya ada sesuatu hal penting yang haus ia lakukan sekarang. Dia meninggalkan para peserta bersama panitia pengawas dan para pelayan pribadi sebelumnya.
"Tampaknya Ibu CEO memiliki urusan penting lainnya, jadi simbolis pemberian hadiah akan dilakukan oleh pengganti. Kedua kelompok harap maju kedepan" ujar pembawa acara itu.
Total ada enam orang di sana, dan mereka diberikan sterofoam yang sudah ditempel kertas berisikan nominal hadiah mereka.
"Gilaa" Halim tampak tanpa sadar berbicara cukup keras saat melihat nominal angka tersebut.
Tiga orang itu mendapatkan masing-masing lima miliar rupiah, sedangkan tiga tim yang kalah masing-masing mendapatkan satu setengah miliar.
Ini jelas bukan jumlah kecil karena kalah saja masih mendapatkan uang sebanyak itu. Dengan uang segitu mereka sudah bisa membeli rumah mewah selagi bukan di kawasan ibu kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Kode #1: Kriptografer Kematian
Mystère / ThrillerVasco sangat menyukai kriptografi, pertemuannya dengan Halim dimulai dengan misteri pesan rahasia dari perang dunia itu. Mereka berdua akhirnya terseret pada misteri kode-kode masa lampau dengan teknik penyandian khusus. Hal ini membawa mereka pada...