Selamat membaca chapter kedua! Jangan lupa vote dan komen, cerita ini akan di update setiap hari. Enjoy gaiss🔥
-
-
-
Mengikuti ajakan sahabatnya yang bernama Finn, saat ini Adnan dan Zayn berada di kantin sekolah. Aroma bumbu mie ayam, salah satu menu favorit makan siang menjadi satu-satunya bau paling menyengat dan sukses membangkitkan selera makan.
Membuat perut yang keroncongan mengirimkan sinyal ke otak dan membangkitkan zat serupa hormon, memberitahu bahwa tubuh sedang lapar dan butuh asupan.
"Si Nathan ke mana?" Satu pertanyaan lolos dari mulut Zayn saat menyadari bahwa mereka datang ke kantin hanya bertiga, kekurangan satu orang.
"Dia lagi nyamperin adiknya yang cewek di gedung kelas sepuluh," jawab Finn menuntun kedua temannya ke sebuah meja.
SMAN Lentera atau yang lebih dikenal dengan SMANTERA termasuk sekolah elite, yang menyediakan gedung khusus untuk setiap angkatan. Lengkap dengan kantin, dan toko buku. Dengan fasilitas tersebut, siswa-siswi yang bersekolah di sini tak perlu menunggu lama jika membeli sesuatu, dan tentunya sangat mempermudah.
"Oh iya, bukannya lo naksir sama adiknya si Nathan, ya?" Finn menaik turunkan alisnya, menatap Zayn menggoda.
"Siapa sangka tukang lawak Einstein's gang ini suka sama adiknya si Nathan." Adnan ikut menggoda Zayn agar sahabatnya itu mengaku.
"Ck! Lo pada ngapain sih, itu alisnya naik turun kayak bencong pinggir jalan aja. Jantan dong!" Adnan dan Finn langsung tertawa, Zayn tak perlu mengaku saja keduanya sudah tau. Lagi pula siapa yang tak akan tertarik dengan adiknya Nathan?
Puas meledek Zayn dengan tertawa terbahak-bahak, Finn akhirnya memesan tiga mangkuk mie ayam untuk makan siang hari ini. Sambil menunggu Nathan yang belum menampakkan batang hidungnya di kantin.
Tak berselang lama setelah mangkuk mie ayam ketiganya kosong, terdengar bell istirahat berbunyi, kantin mulai dipenuhi siswa dan siswi kelas sebelas yang sudah siap untuk mengisi perutnya.
"Kayaknya kita terlalu nyubuh makan siangnya," cetus Zayn menyeruput jus jeruknya.
"Mana ada makan siang terlalu nyubuh, ngaco lo!" ketus Adnan menyumpal mulut sahabatnya dengan gorengan yang tersaji milik Finn.
Finn terkekeh melihat tingkah sahabatnya sekilas, ia beralih menatap pintu kantin. Nathan yang ditunggu-tunggu belum juga datang, tidak mungkin berjalan dari gedung kelas sepuluh hingga gedung kelas sebelas memakan waktu hampir tiga puluh menit.
Jarak antara tembok gedung kelas sepuluh dan sebelas, hanya sekitar enam meter. Tidak mungkin sampai selama ini. Jika menaiki anak tangga, kemungkinan waktu yang diperlukan hanya dua belas menit saja.
"Bengong liatin apa sih lu? Ada gebetan?" Finn menggeleng mendengar pertanyaan Zayn.
"Kalaupun dia lagi liatin gebetan, atau istilahnya suatu saat nanti dia kasmaran. Kita harus sungkem sama ceweknya." Zayn mengangguk, sangat setuju dengan apa yang diucapkan Adnan.
Finn yang mendengar percakapan kedua sahabatnya hanya menggelengkan kepala. "Nathan nggak ngabarin kalian? Ini hampir setengah jam tapi dia belum dateng," ucap Finn mengalihkan topik pembicaraan Zayn dan Adnan.
"Nggak ada." Adnan menggelengkan kepala setelah mengecek handphone miliknya yang tergeletak di samping mangkuk mie ayam kosong.
"Mungkin aja dia ada urusan mendadak jadi nggak sempet ngabarin kita," ucap Zayn.
"Coba lo cek handphone lo, kali aja dia ngabarinnya ke lo," cetus Adnan karena belum melihat Zayn memegang handphonenya sejak kelas jam pertama dimulai.
Mengikutinya ucapan Adnan, Zayn meraih handphone yang ada disaku seragamnya.
"Eh iya anjir, bener. Katanya dia lagi di ruang kepsek, kita juga disuruh ke sana." Zayn tersenyum kikuk pada kedua sahabatnya yang sudah memasang tatapan horor.
°°°
Sesampainya di depan ruang kepala sekolah, ketiganya sudah dapat mendengar sedikit percakapan antara Pak Aryo - kepala sekolah SMANTERA dan Nathan.
Tok tok tok
"Permisi ... boleh kita masuk, Pak?" tanya Finn membuka pintu ruangan dan menyembulkan kepalanya.
"Saya juga hadir, Pak!" Kepala Zayn dan Adnan ikut menyembul.
"Tentu, silahkan masuk, kalian memang sudah ditunggu," jawab Pak Aryo.
Mendengar sudah diberi izin, Finn memasuki ruangan berudara sejuk AC tersebut lalu disusul Adnan juga Zayn dibelakangnya.
"Syukur kalian kemari, Bapak ingin membicarakan soal seleksi OSN." Pak Aryo menjeda ucapannya dengan berdehem kecil. "Bapak rasa kalian berempat akan kembali bertanding, walaupun kalian dipastikan akan lolos seleksi. Tapi Bapak ingin memberikan kesempatan pada murid lain agar mereka dapat menumbuhkan jiwa kompetisi lebih tinggi lagi." Pak Aryo menjelaskan secara rinci, keempat serangkai Einstein's gang itu saling menatap kemudian mengangguk.
"Walaupun memberikan kesempatan pada murid lain, tetap saja kalian tidak boleh mengalah dalam seleksi nanti, ya. Berikan yang terbaik, kalian juga dianjurkan untuk mengajak teman yang sekiranya mampu dan layak untuk mengikuti seleksi. Bantu mereka yang masih malu-malu untuk percaya diri."
"Siap, Pak!" seru Zayn.
Mendapat respon positif dari murid emasnya, Pak Aryo bangkit dari duduknya. Pria berkacamata itu melangkah menuju sebuah lemari yang didalamnya terdapat banyak berkas.
"Ini berkas pendaftaran seleksi untuk kalian berempat." Pak Aryo kembali duduk dengan tangan menyodorkan satu map coklat pada Nathan.
"Seleksinya dimulai kapan, Pak?"
"Bulan depan. Sebelumnya Bapak juga punya permintaan untuk kalian," jawab Pak Aryo, membuat alis keempat pria berseragam sekolah itu mengerut.
"Kalian jangan dulu memberitahu murid lain soal seleksi OSN ini, karena Bapak berencana untuk memberitahukan para guru terlebih dahulu, lalu diumumkan pada seluruh siswa-siswi besok," jelas Pak Aryo.
Perasaan keempat kini bercampur aduk setelah mendengar ucapan Pak Aryo, bukannya ini sangat aneh?
Apakah Einstein's gang saat ini sedang diistimewakan? Kabar tentang seleksi OSN bahkan lebih dulu sampai kepada keempatnya dibanding guru-guru. Apa ini semacam taktik mencuri start yang dikhususkan Pak Aryo?
°°°
Sepulang sekolah, Nathan mengajak ketiga anggota Einstein's gang untuk berkumpul dirumahnya. Merayu Adnan dan Zayn dengan camilan enak agar mau datang dan tidak pergi ke bioskop memang cukup mudah.
"Ini camilannya, Den." Salah satu pembantu Nathan menyimpan beberapa piring dan toples berisi camilan.
"Makasih, Bi."
"Sama-sama."
"Jadi ... kita mau ngapain di sini? Lo sampe ngebatalin acara nonton gue, penting banget?" Zayn meraih sebuah toples berisi keripik kentang lalu menyimpannya dipangkuan.
Nathan mengangguk. Tujuannya mengajak berkumpul di sini memang sangat penting, ada beberapa point yang harus dibahas secara offline.
"Penting, sebenarnya gue di sini pengen ngebahas beberapa hal yang janggal dipikiran gue, dan mungkin kalian juga."
"Tentang seleksi OSN?" tanya Finn menebak-nebak kemungkinan. "Gue sebenarnya ngerasa aneh, kok bisa kita duluan tau daripada guru-guru."
Nathan mengangguk mengiyakan, point pertama yang akan dibahas adalah soal seleksi OSN yang terasa aneh, dan mengganjal di pikiran.
-
-
-
See you 💗
Jangan lupa vote dan komen!
YOU ARE READING
Einstein's gang [TERBIT]
Mystery / ThrillerIni kisah tentang sekumpulan anak-anak jenius dengan IQ tinggi yang namanya sudah terkenal di semua sekolah tingkat menengah atas. Kisah sekumpulan manusia dengan sifat ambisius yang akan mempertaruhkan segalanya demi nilai dan peringkat. Bersaing s...