Haii, happy reading and enjoy guys 🔥
-
-
-
"Eughh, dingin ... gue di mana?"
Sadar dari pingsannya, Razella mengamati sekeliling. Walaupun pandangannya terasa buram dan berat, ia dapat merasakan suasana yang dingin dan lembab lewat kulitnya. Ruangan tempatnya berada sekarang memiliki ciri-ciri berdebu dan minim pencahayaan, mirip dengan adegan sekap-menyekap dalam sebuah film.
Saat sadar bahwa dirinya duduk di sebuah kursi dalam keadaan tak bisa bergerak, Razella menghentakkan tangannya yang terikat tali tambang. Berharap tali tersebut putus dan ia bisa cepat melarikan diri.
"Kenapa gue bisa ada di sini? Mana dingin banget lagi." Batin Razella, udara dingin dalam ruangan membuatnya sedikit menggigil, walaupun mulutnya di tutup kain. Ia bisa melihat udara panas yang mengepul keluar dari kain tersebut dan lepas dengan bebas di ruangan.
Beberapa kali Razella mencoba menghentakkan tangannya agar tali bisa terlepas, namun tak membuahkan hasil apapun, Razella malah merasakan perih.
"Siapapun yang kurung gue di sini, siap-siap masuk rumah sakit, lo!" Razella berteriak kesal dalam hatinya.
"Tunggu-tunggu, kenapa gue bisa pingsan?" Tak ada satu 'pun yang Razella ingat, terkecuali sebuah bisikan, bisikan yang mengisyaratkan sesuatu. Seakan seseorang yang berbisik itu tau bahwa ia sedang diikuti.
Namun lebih parahnya lagi, Razella sendiri tidak tau bagaimana kronologis kenapa ia bisa terbangun di ruangan ini. Bagaimana ia bisa pingsan, apakah karena suntik bius? Atau hal lain yang dapat membuat seseorang pingsan tanpa menyentuhnya.
Brak!
"Diem lo di sini!"
Brugh!
Mata Razella seketika terbelalak, seorang siswa peserta seleksi fisika yang baru saja ia masukkan dalam daftar tersangka, kini sama-sama terkurung dengannya.
"Gue udah masuk perangkap!"
"Wow! Hepahin hue!"
(Woy! Lepasin gue!)"Lo?" Sadar bahwa tak sendiri pria itu melirik Razella. "Lo Razella, kan?" tanyanya setengah sadar.
Razella mengangguk dengan binar mata penuh harapan.
"Hepahin hue, hekahang!"
(Lepasin gue, sekarang!)Tanpa menunggu lagi, pria yang Razella tahu berasal dari kelas XI MIPA satu tersebut bangkit, ia tergopoh-gopoh dan sedikit meringis.
Minimnya cahaya membuat Razella seketika terbelalak saat pria itu mendekat, luka-luka lebam menghiasi wajahnya. Name tag bertuliskan Christiano Petter, samar-samar Razella membacanya.
"Makasih."
"Iya, lo ... kenapa bisa ada di sini? Lo nggapapa, kan?"
"Gue ngikutin lo sejak lo masuk ke gang sempit, sumpek, gelap sama lembab tadi. Lo nggak sadar?" Razella bertanya balik dengan raut wajah kesal.
Penampilannya yang kacau dan berantakan, apa itu tidak cukup menggambarkan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja?
Memang tidak semua orang peka.
Cristiano terlihat menggeleng. Wajahnya terlihat bingung. "Gue masuk ke gang? Lo nggak salah?"
"Maksud lo?"
"Sori, ya, gue bukannya nggak percaya. Tapi gue nggak masuk ke gang mana 'pun, setelah keluar dari kelas tadi gue dibawa sama seseorang. Dia tiba-tiba mukulin gue, dan gue yakin kalo yang lo ikutin tadi itu bukan gue," jelas Cristiano.
YOU ARE READING
Einstein's gang [TERBIT]
Mystery / ThrillerIni kisah tentang sekumpulan anak-anak jenius dengan IQ tinggi yang namanya sudah terkenal di semua sekolah tingkat menengah atas. Kisah sekumpulan manusia dengan sifat ambisius yang akan mempertaruhkan segalanya demi nilai dan peringkat. Bersaing s...