Haii, happy reading and enjoy guys 🔥
-
-
-
"Bapak berharap besar pada kalian semua."
Mesin mobil travel hiace dinyalakan, satu persatu peserta OSN yang akan bertanding bersalaman dengan guru pembimbing dan teman-teman yang hadir untuk mengantarkan ke tempat tujuan.
Sembilan siswa-siswi yang terpilih dari seleksi, siap bertanding membawa nama sekolah. Persiapan yang mereka lakukan bersama guru pembimbingnya sudah matang. Begitu juga dengan sistem seleksi yang sangat ketat dan sengit dengan perbedaan skor yang tak berselisih jauh.
Jika biasanya setiap sekolah akan melaksanakan upacara apel untuk meresmikan para peserta OSN sebagai perwakilan sekolah.
Maka kali ini tidak, tak ada upacara yang dilakukan karena sekolah belum membuka kembali pembelajaran secara offline, kasus pembunuhan yang dikabarkan telah menewaskan empat orang siswa dan siswi belum juga terpecahkan. Namun hal itu tidak menjadi penghambat dilaksanakannya OSN.
"Jika saja kasus pembunuhan ini selesai, mungkin sekolah kita akan menjadi tuan rumah untuk yang ke empat kalinya," ucap Pak Aryo, tangannya menepuk pundak Nathan. Satu-satunya murid yang paling akrab dengan Pak Aryo.
"Nggakpapa, Pak. Kita semua memaklumi kejadian yang menimpa sekolah, dengan meliburkan sekolah artinya bapak juga mementingkan keselamatan kami," sahut Finn mewakili kesembilan siswa-siswi peserta OSN.
"Terima kasih, baiklah, saya dan guru-guru akan segera menyusul. Kalian harus datang lebih awal, saat mengerjakan soal jangan terlalu terburu-buru."
Razella mendekati Jessica yang berdiri di belakang guru-guru. Gadis itu sengaja datang dengan antusias untuk mengantarkan dirinya hingga ke tempat di mana OSN akan diberlangsungkan.
"Jess, makasih udah mau nganterin gue. Makasih juga dukungan lo selama ini," ucap Razella membuat Jessica menyimpan handphone yang tadi tengah ia mainkan.
"Zel, gue bakal kangen, huhu!"
Gadis dengan pakaian bebas itu memeluk Razella erat. "Gue di sana nggak nyampe dua hari, loh."
"Tapi tetep aja, gue nggak bisa lihat muka lo besok. Udah jarang ketemu karena lo sibuk seleksi waktu minggu-minggu kemarin, sekalinya ketemu ngasih kabar baik dan pamit dua hari," papar Jessica melepaskan pelukan.
"Masih mending gue kasih kabar baik, kalo kabar buruk gimana?"
"Setidaknya lo nggapapa, Zel. By the way, hubungan lo sama Zayn gimana? Anak itu nggak marah, kan?"
Razella menggeleng.
Zayn tereliminasi di seleksi OSN terakhir, membuat Razella memenangkan seleksi yang ketat dan sengit tersebut. Walaupun ia tau bahwa Zayn pasti merasa kecewa karena gagal untuk mewakili sekolah di tahun ini, tapi pria itu terlihat baik-baik saja. Zayn bahkan akan ikut mengantarkan ketiga sahabatnya.
"Syukur kalo dia nggak marah, setidaknya effort dia udah patut diacungi dua jempol," sahut Jessica.
"Gue masih nggak nyangka lo-"
"Sttt, udah diem. Sekarang lo harus fokus buat kompetisi yang sebenarnya. Jujur gue juga nggak nyangka sih, lo udah ada cincin tunangan." Jessica tersenyum kecil.
Razella memasang wajah datarnya. "Udahlah, lo mending balik sana. Nggak perlu repot-repot nganterin gue segala. Huss." Kedua tangan Razella bergerak meminta Jessica pergi.
"Anjir, tega banget lo."
"Iya, gue orangnya emang nggak tega-an. Balik sana nggak perlu nganterin gue." Razella mendorong baru Jessica untuk segera menjauh.
"Razella!"
Tawa Razella meledak, wajah Jessica yang sudah terlihat kesal membuatnya tertawa. Itu adalah wajah konyol sahabatnya, ia menghampiri Jessica lalu menarik tangannya memasuki mobil travel hiace.
Sebelas orang siswa-siswi termasuk Jessica dan Zayn memasuki mobil tersebut, satu supir dan seorang pembimbing yang menjadi perwakilan. Mobil itu perlahan meninggalkan sekolah, dan segera memasuki jalanan yang ramai.
°°°
Menyimpan tasnya yang terasa berat Razella merebahkan tubuhnya di atas kasur. Setelah melewati perjalanan yang memakan waktu sekitar dua jam, ia akhirnya sampai di sebuah SMA yang menjadi tuan rumah OSN tahun ini.
Diberi fasilitas berupa kamar di sebuah asrama serta konsumsi untuk asupan gizi. Razella mendapatkan kamar yang berisikan untuk empat orang. Dua kasur bertingkat sederhana yang dapat menghilangkan penatnya sesaat.
"Tidur boleh nggak, ya? Gue ngantuk banget." Eily, siswi yang mewakili sekolah dalam OSN mata pelajaran geografi itu merebahkan tubuhnya di kasur.
"Jangan, tadi kalo gue nggak salah denger. Kita bakal school tour. Sebelum ngelaksanain OSN kita dikasih hiburan berupa school tour sama acara makan bersama."
"Halah, acara gitu mah pemanis doang. Cara ngebuktiin kalo sekolah ini itu pantes jadi tuan rumah, makanya diadain school tour sama makan bersama," celetuk Eily.
Razella menghela nafas. Teman baru yang ia miliki ini ternyata memiliki sifat yang tak jauh berbeda dengan Jessica, tak bisa diam. Kecuali Caca, siswi yang mewakili OSN mata pelajaran astronomi. Gadis itu cenderung sangat tertutup, dewasa, dan berbicara jika ada perlu saja.
"Menurut lo gimana, Ca, tentang sekolah ini?" tanya Eily.
"Kayaknya satu pendapat, setiap sekolah yang dijadiin tuan rumah buat ngelaksanain OSN, KSN, ataupun lomba lain baik akademik, non akademik. Mereka pasti pengen kalo sekolah mereka itu pantas, termasuk sekolah kita sendiri. Kayak tahun kemarin aja, sekolah kita adain school tour, upacara penyambutan, quiziz doorprize, makan bersama, karaoke. Semuanya demi reputasi," jelas Caca.
Razella menelan salivanya, baru pertama kali ia mendengar Caca mengatakan puluhan kata tanpa jeda.
"Jangan-jangan lo kerasukan jurig di asrama ini, Ca. Tumben lo ngomong lancar bener kayak kereta."
Caca tertawaan kecil. "Gila, ya lo. Minta pendapat giliran dijawab ngatain gue kerasukan."
"Soalnya aneh, lo ngomong banyak. Tumben banget, selama gue kenal lo nggak pernah tuh denger lo ngomong sepanjang itu," ucap Eily bangun dari posisi terlentangnya.
Tok tok tok
Razella segera beranjak ke arah pintu. "Biar gue yang buka." Diputarnya knop pintu, hingga terbuka lalu menampakkan Nathan dengan Finn dan Adnan di kedua sampingnya.
"Ada perlu apa lo bertiga ke sini? Ini asrama cewek, ya, mohon maaf," ucap Razella.
"Disuruh kumpul di depan asrama, katanya mau school tour," beritahu Adnan.
"Yaelah, males banget," keluh Eily kembali merebahkan dirinya di atas kasur.
Kegiatan school tour tidak akan lepas dari jalan-jalan mengelilingi sekolah, lalu berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara penyambutan tamu.
"Panas gini nggak mungkin, kan, ada upacara penyambutan. Kulit gue bisa-bisanya gosong," celetuk Razella menolak dengan gayanya.
"Ya ... gimana lagi, kita disuruh ngasih tau kalian. Di sini cewek yang ikut OSN cuman tiga, kan?"
Caca dan Eily mengangguk.
"Kalo gitu gercep aja ke depan, kita mau pinjem Razella bentar," sambung Finn.
Nathan menarik tangan Razella dan membawanya entah ke mana.
"Cowok-cowok Einstein's gang itu nggak bejat, kan?" tanya Caca menatap Eily, namun ditanggapi kedikan kedua bahu.
-
-
-
See you again 💗
YOU ARE READING
Einstein's gang [TERBIT]
Mystery / ThrillerIni kisah tentang sekumpulan anak-anak jenius dengan IQ tinggi yang namanya sudah terkenal di semua sekolah tingkat menengah atas. Kisah sekumpulan manusia dengan sifat ambisius yang akan mempertaruhkan segalanya demi nilai dan peringkat. Bersaing s...