08. PENCULIKAN

39.6K 1.8K 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading




Pagi-pagi buta seperti ini, mereka berdua dikejutkan dengan temuan sebuah benda yang tidak pernah mereka lihat. Benda dengan corak dan juga darah kering berada di benda itu.

Terlihat wajah Karin yang ketakutan akan benda yang dia pegang saat ini, Sedangkan Mutia, gadis itu masih tetap fokus dengan benda yang sedang Karin pegang.

"Ini pisau siapa?" tanya Karin seraya tangannya bergetar melihat benda tajam itu.

Mutia menggeleng. ia masih terpaku melihat pisau itu.

"J-jangan b-bilang i-itu pisau cowok itu, bukanya lo bilang dia pernah anter lo sekolah. Bisa aja lo salah ambil waktu itu." jawab Mutia dengan wajah yang panik.

"Seriusan, Mutia?" Karin menyodorkan pisau itu kedepan wajah Mutia.

"Heh, gila, lo. pulangin cepetan, keburu yang punya dateng kerumah ini." tampak bibir Mutia bergetar, Mutia benar-benar mulai panik.

"Dia mana tahu rumahku,"

"Bisa aja, nanti kalau dia bunuh lo gimana, Rin."

"Kamu doa-in aku mati? Jahat!"

Mutia menggeleng, "bukan gitu, gue takut aja lo kenapa-kenapa."

Karin terduduk lemas di meja belajarnya, ia mengingat-ingat kejadian sebelum dan sesudah bertemu Jaegar dan menumpang di mobil Jaegar, ia menceritakan semuanya.

Mutia syok dengan tangannya memukul pelan paha Karin.

"Kan, bener, lo salah ambil. bukanya potongan kuku, eh, ternyata. pisau kek gitu yang lo bawa."

"Aku nggak tau, Mutia. aku pikir potongan kuku yang aku bawa," sahut Karin dengan sendu.

"Terus gimana aku balikin-nya, aku aja takut lihat dia," tanya Karin pada Mutia.

"Lo nanya gue, gue aja nggak tahu. siapa tadi nama cowok ganteng itu?"

"Jaegar,"

"nah, Jaegar. pasti dia kesini buat ambil pisaunya itu. tapi, keknya bagus, ya, pisaunya." ucap Mutia seraya cengengesan untuk memudarkan suasana yang tegang.

Karin mengangkat pisau yang berada ditangannya, "bagus darimana? Serem gini juga."

Mutia mendongakkan kepalanya menatap jam dinding. Ia mengandeng tangan Karin. "Setengah tujuh? Sekolah dulu aja, ayo. nanti itu dipikirin lagi."

Karin ikut menatap jam dindingnya. Gadis itu mengangguk. "Pisau ini gimana?"

"Simpen aja, kita sekolah dulu baru nanti kita pikirin. harus fokus sekolah ini." ajak Mutia. Gadis itu tersenyum seraya mencubit pelan pipi Karin.

WHAT'S GOING ON WITH ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang