12. MAHKOTA KESUCIAN

64.8K 1.8K 38
                                    

Jaegar datang sendirian, wajah cowok itu penuh oleh luka dan juga darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaegar datang sendirian, wajah cowok itu penuh oleh luka dan juga darah.
Karin terlihat menunduk saat melihat darah yang sedang menetes itu. Jaegar melihat sekilas Karin. setelah itu, dia duduk disamping Karin dan memukul kepala Karin dengan kotak obat.

"Obati dulu, Rin." ucapnya dengan memegang luka di sudut bibirnya. terlihat wajah kesakitan dari Jaegar.

Karin mengangguk, ia ambil kotak obat itu lalu dengan pelan-pelan membersihkan area wajah Jaegar yang kotor dan penuh dengan darah.

Meskipun Karin mendengar makian yang terucap, ia masih tetap fokus pada luka itu meskipun hanya segores.

Saat Karin mengambil Betadine, Jaegar justru menyuruh Karin untuk mengambil alkohol.

"ambil alkohol jangan Betadine."

"alkohol kak? tapi nanti bakalan sakit banget daripada betadine."

"Pake aja alkohol, nanti gue tahan!"

Saat Karin menuangkan sedikit alkohol pada luka Jaegar, Jaegar terlihat menahan luka yang sangat amat pedih. Jaegar sendiri yang menyuruh Karin untuk memberikan lukanya dengan alkohol saja.

Karin yang tahu alkohol jika terkena luka terbuka akan sangat amat pedih itupun terlihat panik, Karin segera meniup-niup pipi Jaegar.

"Aku tadi sudah bilang, ini akan pedih." tutur karin seraya meniup pipi Jaegar, meskipun tidak ada kemajuan, Jaegar tetap menyuruh Karin untuk meniup lukanya.

"Lo diem aja, yang ngerasain lukanya gue, bukan lo" jawab dingin Jaegar.

Setelah selesai, Jaegar mengembalikan kotak obat itu ke dalam laci, ia melihat wajahnya di cermin, pelan-pelan dia melihat luka itu. "Brengsek! enak aja bikin wajah gue luka, awas kalian, gue teror kehidupan kalian sampe akhir hayat." ancam Jaegar seraya berkaca pada cermin panjang.

Jaegar berjalan dan tidur di tempat ranjang yang ditiduri oleh Karin. Karin spontan kaget dan ingin keluar dari ranjang itu.

Tapi, tangan Jaegar segera memeluk perut Karin, "aku tidur di sofa aja, kamu tidur disini." ucap Karin seraya berusaha untuk melepaskan pelukan Jaegar pada perutnya.

Bukanya tangan Jaegar melepas, tangan itu semakin kencang memegang perut Karin. Karin merasakan hirupan napas hangat dari lehernya. Jantungnya berdegup kencang, napasnya memburu, keringatnya bercucuran.

Ia bingung harus bagaimana lagi, gigit? jangan, nanti dia yang digigit Jaegar.

Tangan Jaegar mulai meraba pipi kiri Karin, "I love you." kata Jaegar, cowok itu masih menutup matanya.

Karin tidak menjawab, ia semakin memperkuat kekuatannya untuk lepas dari pelukan cowok biadab ini.

"Lo mau pulang, Rin." tanya Jaegar kepada Karin.

Karin mengangguk, "Iya, mau pulang, kak." ucapnya berbinar-binar, ia terlihat senang akan ucapan Jaegar barusan.

Jaegar mengangguk, "jadi pacar gue dulu!"

WHAT'S GOING ON WITH ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang