LFTL 4

366 246 58
                                    

Every single day is a new chance to try again.
______________________________________

"Lo kenapa mewek disini? Ga mampu nyewa tempat mewek?" Pertanyaan itu berhasil membuat wajah Alisa mendongak ke atas dan mendapati seorang laki-laki songong bernama Haidar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo kenapa mewek disini? Ga mampu nyewa tempat mewek?" Pertanyaan itu berhasil membuat wajah Alisa mendongak ke atas dan mendapati seorang laki-laki songong bernama Haidar.

Alisa bangkit dari duduk dan mengelap wajah nya kasar. Gadis itu tidak menghiraukan omongan Haidar, ia lebih memilih untuk pergi meninggalkan tempat itu karena lagi malas berdebat.

Alisa berjalan gontai keluar gerbang sekolah, perasaan nya kembali hancur saat melihat Yoshua memasangkan helm ke Jenar dengan senyum lebar yang terpapang jelas di wajah nya. Bahkan Yoshua tidak pernah tersenyum seperti itu ke Alisa, Laki-laki itu lebih sering memberikan tatapan sinis ke Alisa.

Tanpa disuruh, Air mata gadis itu kembali turun dengan deras dari kelopak mata nya. Suara isak tangis pun mulai keluar dari mulut Alisa, ia tidak perduli dengan tatapan aneh dari orang yang berlalu lalang disana. Yang jelas saat ini jika ada yang berani menyuruh Alisa berhenti menangis, Alisa akan langsung sigap menumbuk wajah orang itu.

Dan benar saja, baru saja Alisa merapalkan sumpah ingin menumbuk wajah orang yang berani mengganggu tangis nya. Tak lama seseorang menepuk pundak Alisa. Alisa membalikan badan dengan wajah sembab dan tatapan tajam.

"INALILLAHI WAINAILAHIROJIUN LILIS ARE YOU STILL GWENCHANA?!" Joni terkejut karena melihat tampak kucel Alisa dengan mata bengkak, menatap tajam ke arah mereka. Joni mencolok-colok pipi Alisa. "11 12 kunti njir."

Ooh, ternyata yang menepuk pundak Alisa adalah sekumpulan bujang sengklek atau bisa dibilang sahabat satu frekuensi Alisa sejak baru brojol. Yaudah, ga jadi numbuk orang hari ini.

"Lo pada ngapain ngumpul-ngumpul gini? Mau pada ke taman banci yak?"

Tiwai mengelus dada dramatis seraya menggelengkan kepala tak habis pikir. "Ya ampun sister fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan."

"Ya terus lo pada mau kemane?" Tanya Alisa lagi sambil mengelap wajah nya yang basah karena air mata.

"Ya biasalah, kita mau bikin perayaan orang ganteng karena memb kita nambah satu." Sahut Atuy menunjuk dagu ke arah seseorang disebelah Haikal.

Jaelani! Eh, ralat maksud nya Jay. Kok bisa mereka langsung akrab dalam sehari, mencurigakan.

"Sama kita juga mau minta penilaian lo buat foto baru geng kita nih Lis. Ten! Kasih tunjuk ke Alisa." Babang Tenang menyerahkan Handphone nya ke Alisa, seketika wajah Alisa yang serius berubah menjadi menahan tawa karena hasil foto editan mereka.

Meanwhile ekspresi nahan ngakak Alisa:

Meanwhile ekspresi nahan ngakak Alisa:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trouble Maker ● HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang