LFTL 19

150 28 12
                                    

"Kenapa kalian harus adu mulut, sedangkan Allah menciptakan kedua tangan untuk baku hantam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kalian harus adu mulut, sedangkan Allah menciptakan kedua tangan untuk baku hantam."

Happy reading~

Pagi ini Alisa, Tahel dan Mark sudah terlihat sibuk daripada peserta study tour yang lain, yaiyalah sibuk nama nya juga panitia :)

Tahel sedari tadi sibuk mengecek kelengkapan murid dan barang bawaan mereka, sedangkan Mark sibuk membantu BangChris mengurus persiapan bis.

Dan Alisa kini sedang sibuk merapikan barisan siswa sesuai dengan kelas mereka, ia harus segera mengabsen kehadiran murid yang akan berangkat study tour hari ini.

"Baris yang bener, heh! Felix lo agak kesinian dikit. LINO! lo ngapain kayang disitu, maju kedepan! Tio barisan lo agak miring tuh, Yasmin! Jangan ngerumpi terus!" teriak Alisa yang sibuk merapikan barisan siswa.

Namun, teriakan Alisa tidak dihiraukan sama sekali. Semua siswa-siswi masih sibuk dengan kegiatan mereka. Mereka menganggap Alisa seperti patung, mereka tidak menggubris perkataan Alisa sama sekali.

Alisa yang melihat itu pun sontak naik pitam, mungkin karena faktor kelelahan dan hari yang sangat panas ini. Ditambah juga Alisa yang sedang kedatangan tamu bulanan, membuat nya dengan gampang tersulut emosi.

"HEH!! GUE DARI TADI NGOMONG PELAN GA ADA YANG NGEGUBRIS YE! GUE MANUSIA BUKAN PATUNG! EMANG LO SEMUA PIKIR ENAK KENA PEANUTS HAH?!!!" teriakan lantang binti nyaring itu pun berhasil keluar dari mulut Alisa.

Semua siswa-siswi mendadak diam saat melihat wajah marah Alisa dengan rahang yang mengeras. Mereka membisu seketika.

"Oke, jangan ada yang bersuara ya!! Gue udah mau mulai mengabsen kalian!!" titah Alisa, lantang.

"... Jesicca Somina,"

"Ada."

"..." Alisa terdiam kaget saat melihat satu nama yang sangat ia kenali, bukan kah kata nya dia tidak ikut study tour?

"Hadir~" ya satu nama itu adalah Jenar, dengan santai nya ia mengangkat tangan nya ke udara. Padahal Alisa belum menyebutkan nama nya.

Alisa menghela nafas panjang saat melihat Jenar, Alisa kembali melanjutkan kegiatan absensi nya tanpa menyebut nama Jenar, toh ia sudah bilang hadir.

"Yap, bu Wendy. Semua nya sudah lengkap." ucap Alisa sambil menyerahkan buku absensi.

"Terima kasih Alisa, sekarang kamu bisa masuk kedalam barisan." Alisa mengangguk dan membungkukkan badan nya hormat kepada bu Wendy.

Ia berjalan memasuki barisan kelas nya, Alisa berhenti tepat ditengah antara Yaya dan Entin. Dia mengelap peluh nya yang bercucuran karena terik nya matahari hari ini.

Entin menotice Alisa yang sedari tadi memegang perut nya, "Lis, perut lo keram? Udah nyiapin pembalut ga?" tanya Entin kepada Alisa.

Alisa hanya mengangguk menjawab pertanyaan Entin, ia tampak sangat lemas dengan wajah yang pucat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trouble Maker ● HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang