[Frisca_cha :: Bunda]

242 22 0
                                    

Song: Bunda by Melly Goeslaw
............................................................
Aku menatap langit yang berwarna abu ini. Angin berhembus perlahan seolah menyapaku dalam kesendirian ini. Aku menghela napas pasrah. Ku gerakan tanganku, kumasukan headshet kedalam telingaku. Aku memejamkan mataku. Ingin rasanya mendalami lagu ini. Lagu yang dulu tidak pernah aku dengarkan sampai aku hayati. Lagu yang aku benci karena isinya tidak penting.

Pikirkupun melayang

Dahulu penuh kasih

Teringat semua cerita orang

Tentang riwayatku

Riwayatku .... Riwayat buruk yang aku ciptakan sendiri, sejak hari itu. Aku bukanlah anak yang baik lagi. Aku adalah anak yang jahat. Hari dimana aku membenci semua orang. Hari dimana aku membenci seseorang yang sangat menyayangiku, aku membenci ibu.

"Aku benci Ibu! Aku ingin jadi anak orang lain saja!!" aku mengurung diriku di kamar. Aku tidak keluar dan makan selama seminggu. Hanya karena, ayah pergi dengan wanita lain, dan ibu tidak mencengahnya.

"Ma-maafkan Ibu sayang ..., Ibu memanglah bukan-"

BRAK! Pintu kamarku ku banting dengan keras. Aku mengendong sebuah ransel yang berisi beberapa baju dan juga tabunganku. "Aku muak di sini! Aku ingin melupakan kejadian ini," aku melirik tajam Ibu,"dan juga melupakan Ibu dan ayah."

Ibu ku hanya diam, Ia menangis dalam diam. Aku emosi. Aku berpikir dari pada aku terus mengingat kejadian itu, lebih baik aku ,menjauh dari semua orang yang terlibat di dalam hidupku. Mempunyai kehidupan baru yang lebih baik.

Aku menunduk. Menatap sebuah makam seseorang yang ingin aku lupakan. "Ibu ...," ucapku lirih.

Seseorang yang ku benci. Seseorang yang selalu ku persalahkan, meski sebenarnya dirinya tidak salah. Seseorang yang aku jauhi. Seseorang yang amat menyayangiku. Aku menatap nama yang tertera jelas di sana.

Kata mereka diriku slalu dimanja

Kata mereka diriku slalu dtimang

Aku tersenyum. Di manja, di timang, penuh dengan tawa. Haruskah berakhir dengan duka? Semua ini kesalahanku. Karena kebodohanku.

Oh bunda ada dan tiada dirimu

Kan slalu ada di dalam hatiku

Aku tertunduk. Tersenyum tapi menangis. Entah apa yang merasuki anak nakal seperti diriku, tapi aku menyesal. Aku menyesal tidak menjaga dan selalu berada di sisi ibu.

"Ibu ..., Aku akan selalu mengingatku, mau seberapa kali pun aku berusaha melupakan dirimu, aku tidak bisa melupakanmu ..., berapa kali pun aku mendengarkan berbagai lagu, lagu yang engkau nyanyikan yang paling aku sukai,"aku memejamkan mataku. Aku meletakan kepalaku di atas tanah yang masih basah itu. Kuburan Ibuku.

Angin dingin menyelimutiku. Air mataku satu persatu turun. Kesedihan yang tidak berujung untuk diriku. Aku ingin ini semua hanya mimpi. Kecelakan yang Ibu ku alami hanya mimpi. Aku akan terbangun dan langsung menangis memeluk Ibuku. Ingin rasanya itu terjadi.

Nada-nada yang indah

Selalu terurai darinya

Aku memejamkan mataku dan ikut bernyanyi. Menghayati setiap lirik yang ada. Pepatah itu benar, peyesalan selalu datang belakangan. Aku tersenyum dan membuka mataku.

"Aku tahu, Bu, semua ini mungkin terlambat dan aneh," aku mengusap air mataku kasar, "tapi ..., izinkan aku berharap," aku tersenyum, mengelus perlahan batu nisan dengan nama Ibu ku,"Ini hanyalah mimpi ..., aku minta maaf atas semua perbuatan jahat yang aku lakukan."

Aku bangkit. Mengenakan jaket yang sendari tadi aku pegang. Aku berjalan perlahan melintasi kota yang padat. Debu dan udara kotor menyapaku di siang penuh duka ini. Penuh duka dan penyesalan untuk diriku.

Lagu yang sendari ku putar terhenti. Aku mencabutheadshet yang menempel di telingaku. Aku menatap langit kelabu. Ku rasakan tetesan air mulai turun perlahan. "Hujan ...," gumamku senang. Aku senang, aku bisa menangis dan air mataku akan tersamarkan oleh air hujan.

"Ra ..., gue turut berduka ya," ucap seseorang.

Aku menoleh. Dia sahabat baik ku. Aku tersenyum, meski air mata masih terus menentes. "Iya."

Aku melangkah perlahan menuju jalan raya. Pulang ke rumah dan membawa rasa bersalah ini selamanya. Lagu Bunda sudah ku putar sebanyak 10x hari ini. Jika bukan karena Ibu ku sangat suka menyenandungkan lagu itu dulu, aku tidak akan pernah tertarik untuk mendengarnya.

Suara ibu yang indah itu kini seolah memanggilku. Aku bisa melihatnya tersenyum di ujung jalan itu. Aku mengusap air mataku kasar. Aku segera berlari. Aku ingin memeluk Ibu. Aku ingin menyampaikan rasa maafku untuk dirinya. Aku ingin bilang, bahwa aku mencintainya.

"Ibu!!!" teriak ku bahagia.

"Kamu kenapa sayang?"

Aku tidak menjawabnya. Aku menangis bahagia. Ini hanyalah mimpi belaka. Ibu tidak benar-benar pergi. Malah ia ada di dekatku saat ini. Aku memeluknya erat dan menangis di dalam pelukannya.

"Bagaimana Ibu bisa di sini?" tanyaku bingung.

"Kau lupa ya? Sekarang kita bisa bersama-sama selamanya, kita bisa memulai hidup baru selamanya," kata Ibu sambil mengusap kepalaku lembut.

"Maksud Ibu kita sudah-"

Ibu tersenyum. Jari telunjuknya menempel pada mulutku. "Kita akan memulai hidup baru, Ibu juga minta maaf, kamu tidak akan merasakan sedih lagi."

Aku merasakan cahaya menyelimuti diriku. Detik berikutnya aku menjadi seorang anak berumur 5 tahun bersama seorang Ibu muda yang sangat cantik.

Kesedihanku terhapus dan aku mulai hidup yang baru. Karena kasih sayang seorang Ibu yang tidak ada batasnya. I Love You, Mom, ucapku pelan.

......
END

SongFict: Pilu Senada LaguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang