[ SasqiaDN :: Masih Cinta]

180 12 0
                                    

Song: Masih Cinta by Kotak
...................................................
Perkenalkan namaku, Nursari. Panggil saja aku, Sari. Aku sedang duduk di bawah pohon rindang. Tatapan ku tak lepas dari seorang lelaki yang sedaritadi aku tunggu-tunggu, dia sedang berjalan terburu-buru di koridor, dengan tas yang menyangkut di bahunya. Bilfaqih. Dia adalah kekasih ku, ia lebih tua setahun dari aku. Bilfaqih berjalan menuju gerbang, aku beranjak dan terburu-buru jalan menuju gerbang. Aku melewati jalan pintas dan ya benar saja aku sampai terlebih dahulu daripada Bilfaqih.

Ketika Bilfaqih lewat di hadapan ku, Aku menarik tangannya. "Bil, kita perlu bicara. Kamu nggak bisa terus-menerus menghindar dari aku, kamu nggak bisa begini terus, Bil. Aku nggak tau salah aku apa sama kamu, tiba-tiba kamu menghindar, kamu nggak ada kabar. Kalau aku ada salah, bilang sama aku, Bil. Jangan begini caranya. Aku juga butuh kepastian. 2 minggu kamu begini terus, Bil."

Bilfaqih melepaskan tangannya dariku. "Maaf...." Satu kata yang keluar dari mulut Bilfaqih dan berlalu begitu saja, tanpa memedulikan aku yang tak mengerti maksud dari kata Maafnya itu apa.

***

"Sar, ayo, kita ke kantin. Aku laper." Reynaldi adalah kekasih baru Aku, setelah Bilfaqih memutuskan mengakhiri hubungannya dengan ku.

Aku mengangguk dan tersenyum kepada Reynaldi, tangannya Reynaldi sudah merangkul ku dengan mesra. Tiba, di kantin Aku melihat Bilfaqih bersama seorang perempuan. Dia sepantaran dengan Bilfaqih, dia juga sekelas dengan Bilfaqih, namanya Silvi. Perempuan yang kabarnya dekat saat aku masih menjalin hubungan dengan Bilfaqih. Bahkan, dia sering jalan-jalan atau malam mingguan dengan Bilfaqih. Menyedihkan memang, pacarannya sama siapa, jalannya sama siapa. Ha.Ha.

"Sar, kamu kenapa nggak makan, makanan kamu? Apa kamu nggak lapar?" Reynaldi menatap piringku yang masih ada Nasi gorengnya, belum sama sekali aku sentuh makananya.

"Eh? Lapar, kok," Aku menyantap makananku dan melihat Reynaldi yang sedang tersenyum ke aku.

"O,ya. Maaf, nanti malam sepertinya kita nggak jadi jalan, Sar. Aku ada urusan penting yang harus aku selesaikan." Reynaldi tersenyum. Namun, aku melihat ada kesedihan di matanya.

"Urusan apa? Mengapa kamu terlihat begitu sedih, Rey? Ceritalah sama aku. Siapa tau aku bisa bantu kamu."

"Aku nggak sedih, kok, Sar. Nanti kamu juga akan tau dengan sendirinya. Yaudah, kita ke kelas, yuk, dikit lagi bel masuk." Reynaldi tersenyum dan menggenggam tanganku erat seakan-akan ini hari terakhirnya berada di dekatku.

***

"Kamu masih menyimpan perasaan ke Bilfaqih, Sar. Kamu sadar nggak sih? Kalau kita lagi jalan berdua, pikiran kamu itu ke mana-mana. Ya, memang kamu sedang bersama aku. Tapi, nggak dengan pikiran kamu, yang selalu kepikiran tentang Bilfaqih.' Reynaldi berucap tanpa emosi, matanya terus memandangku.

"Aku udah nggak ada perasaan lagi sama dia, Rey. Aku udah benci sama dia, aku nggak mau mendengar namanya." Bantah ku

"Mata kamu tak bisa berbohong, Sar. Dan dengan kamu menyangkal seperti itu, menambah keyakinan aku kalau kamu belum bisa move on dari dia. Aku tau, kamu diam-diam memerhatikan dia, kamu diam-diam memikirkannya, kamu diam-diam ..."

Aku memeluk Reynaldi erat bersamaan dengan menetesnya airmata. Aku menangis di dalam pelukannya. "Stop! Aku mohon berhenti. Iya, aku masih cinta. Aku belum bisa melupakannya." Aku pun terisak.

Reynaldi melepaskan pelukannya dan menyeka airmataku. Ia tersenyum. "Kalau gitu, kita nggak bisa melanjutkan hubungan ini karena hati kamu bukan untuk aku. Dan kejarlah dia, jangan sampai dia jatuh ke pelukan perempuan lain lagi. Walaupun, kita bukan lagi sepasang kekasih tapi aku akan tetap menjadi sahabat kamu yang setia mendengar keluh kesahmu, Sar."

***

Untuk kesekian kalinya aku berpapasan dengan Bilfaqih, namun diantara kami tak ada yang saling menyapa ataupun basa-basi lainnya. Hanya saling menatap satu sama lain dan dia selalu lebih dulu melengos. Aku masih cinta dia.

Hingga saat ini aku tak mengerti, apa salah aku sama Bilfaqih? mengapa dia terlihat begitu benci sama aku? Aku ke studio music yang berada di ujung lorong lantai 2. Aku duduk di depan piano, jemariku menari-menari di atas tuts piano.

Tik ... tik ... tik waktu berdetik, tak mungkin bisa ku hentikan
Maumu jadi mauku, pahit pun itu ku tersenyum
Kamu tak tau rasanya hatiku saat berhadapan kamu

Aku teringat ketika dia mendiamkan ku selama 2 minggu sama sekali tak ada kabar, tiba-tiba saat aku pengin tidur malam Bilfaqih menelepon ku dan mengakhiri hubungan kita tanpa alasan yang jelas. Aku tersenyum miris saat ingat dia sedang dekat dengan Silvi.

Tik... tik... tik. Airmataku biar terjatuh dalam hati
mau ku tak penting lagi, Biar ku buat bahagia mu
Kamu tak tau rasa nya hatiku saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya jadi diriku
Yang masih cinta ...

Berulang kali aku menanyakan mengapa dia mengakhiri hubungan kami, dia hanya menjawab "Kita udah nggak cocok lagi," Keesokan harinya aku melihat Bilfaqih berangkat dan pulang sekolah bersama Silvi, bahkan ke kantin pun selalu sama dia dan lebih menyakitkan bagi aku adalah... dia terlihat bahagia.

Kamu tak tau, hancurnya hatiku saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya jadi diriku
Yang masih cinta

Aku merasakan ada seseorang yang menepuk bahu ku, aku membuka mata. Tanpa sadar ternyata sedaritadi aku bermain piano dan bernyanyi menestakan airmata. Aku menyeka airmata ku dan melihat Reynaldi yang berdiri disamping ku.

"Kamu terlalu menghayati lagu itu, hingga kamu menangis, Sar."

Aku mengangguk setuju. "Ya, aku terlalu menghayati karena lagu itu, aku banget, Rey. Masih cinta. Masih cinta sama seseorang yang sudah jelas-jelas mengabaikan kehadiranku."

"Aku ingin kasih tau kamu sesuatu, ternyata mereka telah berpacaran. Bilfaqih dan Silvi, mereka menjalin hubungan, Sar."

Aku tersenyum miris, entah sudah berapa kali aku mengeluarkan airmataku hanya untuk dia. Dia yang sekarang sudah bersama orang lain, dia yang sekarang sudah mengabaikanku, dia yang sekarang sedang bersenang-senang dengan perempuan lain, dia yang sekarang sudah melupakan kenangan kami.

Dia pergi meninggalkan aku yang masih setia mempertahankan perasaan ini. Dia pergi meninggalkan aku yang masih cinta. Masih cinta. 2 kata yang saat meyakitkan untukku saat ini.
.........
END

SongFict: Pilu Senada LaguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang