PROLOG

6 1 1
                                    

Satu tahun berlalu setelah kecelakaan itu keceelakaan yang menelan banyak korban termasuk gadis bernama Anis ini gadis periang sederhana buah hati dari Bunda Ines.

"Yu kamu masih ke sini aja tiap pagi"

"Iya donk bun kan mau sarapan"

"Emang masakan mamah kamu kenapa?"

"Masakan tante Wina gak enak bun!"

"Heh mamah gue ya lo" Raden

Raden dan Ayu teman dekat Anis sejak kecil ciri khas mereka adalah senjata mulut nya yang sangat tajam dan pedas mereka salah satu temannya yang sangat kehilangan Anis. Ines adalah wanita berumur 40 tahun ia hanya tinggal sendiri di rumah nya.

'Mau ngapain kamu nelfon saya?'

'Gak usah pd kamu saya cuma mau nanyain Anis'

'Anis sudah meninggal, buat apa kamu tanyain Anis?!'

'Baguslah berarti saya gak usah biayain dia lagi kan'

'Dasar laki-laki bodoh!'

Sambungan telfon pun terputus Ardi mantan suami Ines yang sangat ia benci bagaimana tidak sejak Anis lahir pria itu tak peduli padanya hanya sekedar uang dan uang lagi tanpa kasih sayang.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"Pagi pak"

"Pagi Yu tumben dateng awal biasanya kalian ngaret!"

"Kan sekarang gak ada yang bikin kita ngaret lagi pak"

"Bener tuh Raden"

"Nis nis padahal bapak nungguin origami burung kamu"

Udin namanya wali kelas bertahan sejak mereka SMP beliau adalah guru kesayangan Anis begitupun sebaliknya origami burung adalah satu janji Anis sejak SMP katanga ia akan buat 100 lipat burung untuk gurunya itu.

"Hahahaha puas banget gua denger tu cewek mati" Beni

"Gak usah di bully juga udah mati dia cemen banget" Raka

"Shuttt gak sopan tau!" Zahra

"Lo gak usah munafik Ra bukannya lo juga gak suka sama si Anis" Lion

"Udah deh lo berdua kan saling suka jangan beda pe dapat donk" Aldi

Zahra terdiam kikuk gadis ini yang ramai di bicarakan sekolah tentang cinta pertama Lion

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Hari itu berlalu dengan cepat tak terasa gelapnya malampun datang malam dingin itu di isi dengan pikiran frustasi seorang lelaki muda.

"AGRH ANJING LO NIS!!"

"Lion kamu kenapa sayang?"

"Mah Anis mah anis masih hidup!"

"Jangan ngaco kamu nak dia udah meninggal"

Setiap hari setiap malam inilah yang terjadi padanya rasa takut frustasi yang setia menghantuinya, lalu kenapa
momen itu menghantuinya?

"Udah ya jangan di pikirin lagi sekarang kamu istirahat besok ada upacara kan?"

"Iya mah"

"Anak itu kenapa lagi?" Zain

"Mas kamu jangan ngomong gitu Lion anak kamu lho!" Kian

"Cih anak, anak yang mana saya gak punya anak pembunuh!"

Zain lelaki yang hampir menginjak usia 40 nya itu menekan kata pembunuh semenjak tragedi Anis hubungan keluarga mereka mulai renggang.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"Di sini saya berdiri di hadapan semuanya untuk memberi satu dua patah kalimat untuk semuanya SMA primasatya adalah SMA yang di harapkan banyak orang..........."

"Hoahhh ngantuk gua dengerin kepsek" Aldi

"Gue juga cabut yuk?"

"Tumben jalan otak lo"

Aldi dan Beni pergi ke toilet mengeluarkan satu batang rokok untuk di nikmatinya.

"Katanta satu dua patah kalimat tapi panjang amat!"

"Tau yu kaki gua udah melhoy gini"

"Belum lagi abis ini kita latihan biologi Den"

"Gelo pisan ieu mah!"

"Woi lo berdua bisa diem gak?, berisik!"

"Heh ketut gua capek berdiri sok amat lo" Raden

Kemail sekretaris kelas yang super-super taat peraturan dan menyebalkan

"Dengan ini saya tutup pembicaraan kita terimakasih semuanya wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!"

"Akhirnye sejam gua berdiri"

"Lebay lo Ka"

"Eh sadar diri badan lo enteng gitu Ra lah gua"

"Cabut gak ngajak - ngajak gua"

"Siapa Li?"

"Tu bocahnya si Aldi sama Beni"

"Sorry yaaaaa kan gua mau berduaan ama Beni"

"Anjir geuleuh jauh - jauh lo"

Kelas Raden dan Lion memang berbeda jadi saat ini ketika kelas X3 berfikir keras dan menghindari pandangan maut bu Sumi sedang kelas O1 bercanda riang karna jam kosong.

"Ini apa yang ini apa yang itu yang ini semuanya apaaaaaaa!"

"Berisik lo Yu" Winda

"Gua gak belajar"

"Mampus"

"Ayu!! sedang apa kamu cepat jangan mengobrol!"

"I...iya bu iya"

'Seandainya ada Anis pasti dia ngasih contekan sesat nya ya setidaknya tangan gua gak mentok alias kertas gua ke isilah' pikirnya dalam hati

*TROTTTTTTTTTTT*

Suara bel memnuhi sekolah semua siswa keluar menuju surga gerobak suara para murid berburu telinga para penjual"

"PAK BASO 1"

"MIE AYAM 3"

"GAK PAKE BASO MIE AJA!"

"EH SIALAN GUA DULU PAK SAYA DULU"

"BU KAREDOK NYA YANG MATENG"

"PAK minta sambel LAGI!"

"ESTEH10NOLNYAILANGINBUK"

*pletak*

Ibu kantin itu memukul kepala sang murid Raden pelakunya dia salah satu anak ketika membeli makanan pasti sangat istimewa.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

"Sedep banget tempelengan ibu kantin kemaren"

"Salah lo sendiri sih"

"Eh Yu besok kita ke makam yuk"

"Ayok aja gua mah kangen juga"

"Kalian mau ke makam nya Anis?"

"Iya tan besok sama Bunda nya juga"

"Tante ikut ya Den?"

"Ngapain mah nanti capek lagi istirahat aja ya"

"Aduh Yu mamah bosen banget di rumah gak ngapa - ngapain di kursi rodaaaa aja"

"Yaudah tante Ina ikut aja"

"Serius ya"

"Iya mah"

Esok nya mereka pergi ke makam itu angin pagi yang sejuk melengkapi suasana ini mereka merapalkan do'a untuk mendiang.

"Gua kangen Anis Den" Ayu

"Gua juga"

LION!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang