Howl ;OO2

1.1K 203 26
                                    

Kota Sumeru itu indah, terutama ketika melihatnya dari atas. Apakah dirinya akan memberikan kematian dengan menjatuhkan [Name] dari ketinggian setelah menikmati pemandangan negara kebijaksanaan?

Kunikuzushi tiba - tiba menariknya lalu membawa [Name] menuju langit. Tangannya melingkar sempurna menahan agar [Name] bisa terbawa terbang dengannya. Ragu - ragu sang Kitsune ingin melingkarkan tangannya pada pundak Kunikuzushi, ralat Wanderer.

“Kitsune bodoh, kau ingin jatuh ya?” tidak semua orang paham dengan maksud baiknya, dan [Name] adalah yang paling beruntung karena mengerti cara Wanderer berbicara selalu berbeda dengan niat aslinya.

Walaupun merasa ragu, tapi tidak apa 'kan? Mungkin saja ini terakhir kalinya [Name] bisa berada di dekat Wanderer seperti dulu. Maka ia melingkarkan tangannya pada bahu dan mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Wanderer.

Entah kemana ia membawanya pergi, Wanderer menurunkannya di atas jamur besar berwarna ungu dan batangnya biru. Lagi - lagi [Name] terpukau dengan Sumeru, atau hanya pengalihannya?

“Dari sekian banyaknya waktu yang ada, kenapa kau memakainya untuk mencari sesuatu yang tidak berguna,” Wanderer berkata tiba - tiba. “Padahal kau diberi kesempatan untuk hidup lebih damai.”

“Apa kau beranggapan jika aku melupakanmu akan hidup dengan nyaman? Kau memilih ikut dengan pria itu karena mengira aku melaporkan keberadaanmu pada Raiden Shogun dan memberi tuntutan sebagai pelaku kejadian di Tatarasuna. Ku akui itu kesalahan ku karena mengabaikan orang - orang Snezhnaya, aku juga tidak menduga Raiden Ei sebodoh itu menerima kerjasama mereka karena sibuk mengejar keabadian.”

“Diantara banyaknya masalah pada saat itu aku hanya bersyukur desa Higi mau menerima Kitsune yang penuh kutukan seperti ku. Dan juga aku tidak menyesal membawamu tinggal bersama, aku menikmati hari - hari denganmu Kunikuzushi. Atau harus ku sebut Wanderer?”

Tidak ada balasannya, [Name] menatap dimana Wanderer berdiri tepat membelakanginya dengan kepala yang menunduk. Ia tidak berharap apapun, sekali lagi [Name] tegaskan, melihat Kunikuzushi sudah cukup baginya.

“Seharusnya masalah kita sudah selesai 'kan? Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku tidak akan menunjukan wujudku lagi dihadapan mu jika kau mau.”

Tanpa jawaban, [Name] benar - benar harus merelakan Kunikuzushi, ia harus melepasnya. “Siapa yang menyuruhmu untuk pergi Kitsune bodoh? Aku masih punya hutang yang belum dibayar.”

Keningnya menyerit kebingungan akan hutang yang dimaksud. Dua pasang tangan melingkari tubuh [Name] menariknya dalam pelukan yang ia dambakan sejak dulu, ketika Kunikuzushi masih ada disisinya. Tangannya bergerak mengusap surai miliknya dengan lembut seolah membelai makhluk kesayangannya.

Hehh, tidak tau untung sekali kau, padahal sudah ku peluk,” kekehan kecil keluar dari labium pucat [Name]. Tanpa merasa ragu lagi, ia melingkarkan tangannya pada pinggul Kunikuzushi dan membenamkan wajahnya di ceruk leher. “Kau dilarang melepas pelukan ku sampai matahari terbenam mengerti?”

“Yes sir,” Kunikuzushi tersenyum puas lalu memberikan kecupan kecil pada pucuk kepala [Name]. “Wanderer, boleh aku bertanya?”

“Kau boleh memanggilku dengan panggilan lama.”

Kunikuzushi membawanya duduk di atas jamur besar setelah beberapa saat berpelukan sembari berdiri. Posisi [Name] berubah membelakangi Kunikuzushi dan bersandar di dadanya. “Kenapa aku melupakanmu? Aku yakin ini bukam fenomena biasa hingga harus menyelami alam bawah sadar.”

Pekukannya semakin mengerat, Kunikuzushi menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher [Name]. “Aku mencoba menghapus diriku lewat Irminsul, tapi seperti yang kau lihat sekarang eksitensi ku masih ada, Irminsul hanya menghapus tentang keberadaan ku di Teyvat. Sekarang semua orang tidak ingat dengan Kunikuzushi atau Kabukimono bahkan The Balladeer. Bahkan ingatanku juga terhapus, jika bukan karena Pengembara dan Lesser Lord Kusanali aku tidak akan mengingat siapa diriku.”

“Apa yang membuatmu ingin menghilang dari dunia?”

Hening, kedua bahu Kunikuzushi mulai bergetar. Isakan kecil terdengar dari samping. “Karena mengetahui kematian Niwa dan kejadian sebenarnya saat aku meninggalkan Yashiori.”

Kunikuzushi semakin mengeratkan pelukannya. “Orang itu yang membunuh Niwa, dia mengambil jantungnya dan aku membuangnya,” tangisannya mulai terdengar jelas, bahkan burung tidak berani bercicit disekitar mereka. “Aku melihatmu menangis didalam pelukan Yae Miko, tapi aku justru enggan melihat kebelakang dan memilih pergi dengan orang itu.”

“Lalu semua yang ku lalui, menjadi boneka uji coba, dilempar kedalam Abyss, membantai Raiden Gokagen, membunuh nyawa yang tidak bersalah. Semuanya terjadi karena kebodohan sesosok boneka yang tidak diharapkan lahir seperti ku.”

[Name] membiarkan Kunikuzushi menumpahkan segala bebannya lewat air mata. Tanpa mengeluarkan suara, ia tidak berniat memberikan kata - kata semangat, Kunikuzushi juga tidak membutuhkan sekata dua kata seperti itu.

Cukup dengan pelukan dan kecupan kecil di dahi bisa membuat Kunikuzushi merasa ada seseorang yang menyayanginya.

Cukup dengan pelukan dan kecupan kecil di dahi bisa membuat Kunikuzushi merasa ada seseorang yang menyayanginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hepibesdey kekasih ku belahan jiwa ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hepibesdey kekasih ku belahan jiwa ku

Semoga pas rerun mau pulang yh syg

𖤃𝐇𝐎𝐑𝐍𝐀𖤛𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐄𝐑ᬉᩧ࣭࣭ᰰ•̩̩͙ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang