Howl ;OO4

1K 185 22
                                    

Bulan perlahan menggeser posisi matahari, mengganti warna langit yang semula terang menjadi gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan perlahan menggeser posisi matahari, mengganti warna langit yang semula terang menjadi gelap. Kunjungan Pardis Dhyai sudah selesai, kini keduanya memutuskan untuk kembali ke Santuary.

“Kau tau? Air yang tenang selalu menyimpan rahasia,” [Name] melangkah lebih cepat lalu menghadang jalan Wanderer. “Jadi katakan pada ku tuan pengembara yang terhormat, apa ada sesuatu yang mengganggu mu hingga sepanjang hari berjalan bibir manis mu itu terus bungkam.”

[Name] itu orang yang cukup sensitif dengan lingkungan sekitar, jika ada yang terasa janggal ia bisa menyadarinya dengan mudah. Pada awalnya, ia berpikir Kunikuzushi hanya bertingkah seperti biasa, tidak bicara jika tidak perlu atau merasa kurang tertarik. Tapi seharian penuh? Sungguh aneh, setidaknya keluarkan sedikit kalimat tajamnya itu.

“Baru sadar sekarang Kitsune bodoh? Kenapa tidak kau sendiri saja yang memikirkan jawabannya.”

“Kau yakin?” Wanderer menyeritkan dahinya bingung. “Kau ini. . . Kau cemburu karena aku sibuk berbincang dengan pria lain 'kan.”

“HAH?! Kau bermimpi terlalu jauh Kitsune bodoh! Untuk apa iri dengan manusia lemah seperti mereka jika aku sudah memiliki mu.”

“??? Kau baru saja mengklaim diriku sebagai milikmu?” kelopak mata Wanderer terbuka lebar, bibirnya gemetar kikuk karena pernyataannya sendiri. Sementara [Name] tersenyum manis dengan rona merah muda menghiasi pipinya. “Jadi, Kitsune manis ini milik tuan Wanderer?”

“Tutup mulutmu.”

“Tidak mau~”

Wanderer menggeram kesal menahan rasa malunya yang berada di ujung tanduk. Ia mengusap wajahnya dengan kasar sebelum menyeringai manis, ia baru saja mendapatkan kalimat yang bagus untuk serangan balik.

“Kau benar. [Name] adalah milik ku, karena itu sudah seharusnya kau menuruti tuanmu, Kitsune bodoh,” Wanderer menarik dagu [Name] agar mendekat dengannya.

Hilang sudah senyuman manis berganti dengan ekspresi gugup hingga bibirnya bergetar. “Wahaha, kau melunjak. . .”

“Jawabannya adalah iya atau Yes sir, selain itu diluar opsi pilihan dan tidak akan ku terima.”

“Menyebalkan.”

“Itu tidak ada di pilihan. Atau kau ingin hukuman disini? Di tempat yang umum orang lewati dan melihatmu mendapatkan hukuman dari tuannya, menjadi tontonan masyarakat secara gratis.”

Wanderer bahkan lebih parah dibandingkan Yae Miko terhadap [Name]. Walaupun ia yakin 100% jika Yae Miko akan tetap menang kalau Wanderer berhadapan dengannya. [Name] masih dengan senyuman gugup dan bibir yang bergetar.

Y, yes sir.”

Barulah Wanderer melepaskan tangannya dari dagu [Name] dan lanjut berjalan, meninggalkan Kitsune miliknya yang membeku dibelakang sembari menutupi mulut dengan tangannya. Diam - diam ia tersenyum aneh dan rona pipinya semakin memerah.

𖤃𝐇𝐎𝐑𝐍𝐀𖤛𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐍𝐃𝐄𝐑𝐄𝐑ᬉᩧ࣭࣭ᰰ•̩̩͙ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang