📹 Last Year Memories

141 14 0
                                    

Ditahun baru kali ini, dihari terakhir ini dan sore terakhir 2022, Jeran menangkup kepalanya dikedua lutut, Jeran kini berada diatas rumahnya menyaksikan matahari yang akan terbenam.

Di liriknya bahan bahan untuk tahun baru yang telah dia siapkan dengan perasaan sedih, bagaimana tak sedih sahabat yang bagaikan keluarga untuknya tak bisa datang menemuinya. Padahal Jeran ingin tahun terakhirnya bersama orang-orang yang spesial untuknya.

Jeran tahu dirinya kekanakan, bukan Jeran tak mengerti tapi dirinya sudah dilingkupi rindu, bukan hanya itu yang membuatnya kesal segala ujian telah membuatnya pening bukan main, lelah hati dan pikiran. Dalam otaknya Jeran hanya ingin bertemu karena merekalah obatnya, bersama mereka semua masalah seakan hilang yang terpikir hanya tawa dan senang.

Tapi mengingat tak bisa bertemu, Jeran merasa ingin menangis, air mata telah mengumpul dipelupuk matanya, dalam hati Jeran menyuruh untuk jangan berkedip agar air mata tak jatuh, Jeran tak ingin menangis.

Namun sekuat apapun benteng yang telah Jeran tahan tak dapat terbendung lagi, pada akhirnya Jeran menangis bersama matahari yang mulai terbenam, langit pun kehilangan cahayanya.

Menghela nafas dan mulai berhenti menangis, baru saja akan menunduk kembali, tangan yang memegang kembang api muncul didepannya begitu saja. Terkejut Jeran terjengkang kebelakang, Jeran tambah terkejut saat dibelakangnya ada tangan besar yang menahan Jeran agar tidak jatuh.

"Untung gak jatoh"

Jeran mendongak mendapati Bagas yang tersenyum, disertai Raja dan Felio yang ada disamping kanan dan kiri tak lupa Hanan yang memegang kembang api kini tengah tertawa kencang melihat ekspresi Jeran yang menurutnya kocak abis.

"HAHAHA SAYANG BANGET GAK KE VIDEO"

Emosi Jeran memupuk dia bingung harus senang atau marah.

"KATANYA GAK BISA PULANG!" Akhirnya Jeran malah teriak kesal.

Raja dalam hati semoga gak dimarahin tetangga, karena menurutnya Jeran, Hanan, Alin jangan sampai dibiarkan teriak.

"Yeu.. Gak pulang ngambek pas pulang dimarahin gimana si lu cil" Sinis Raja

"BERISIK TUKANG PHP!"

"Udah udah jangan berantem ntar gw kasih milkita"

Gurau Hanan niat bercanda tapi sayang mereka cuma natap datar Hanan.

"Gak jelas" Kata Felio.

"WOY YANG DI ATAS! SINI TURUN! BANTUIN NAPA!"

Jeran menengok ke bawah ternyata ada Alin, Asta dan Bisma. Dahinya mengerut bingung menyadari dibawah ada bahan-bahan yang dia sediakan tadi, benar saja saat menengok kesamping semuanya sudah menghilang.

"Tadi dibawain ama bang alin kebawah" Kata Felio tersenyum seolah menjawab keheranan Jeran.

Jeran dan Felio dengan riang turun kehalaman diikuti Bagas, Hanan dan Raja di belakangnya.

"Untung kita semua bisa dateng, gw kaget lho Nan liat lo tiba-tiba ada depan rumah"

Raja menyenggol bahu Hanan menggodanya, melihat senyum menyebalkan Raja, Hanan menatap sinis.

"Susu gw! Suka suka gw lah!"

Walaupun Hanan yang awalnya menolak ajakan Jeran bahkan sampai membuat Jeran marah, Hanan sama sekali gak mau liat adek satu satunya sedih. Ingat Jeran selalu ceria, Hanan tak dapat membayangkan sekecewa apa Jeran saat akhir tahun ini tak bertemu.

Raja paham akan pemikiran Hanan, walau sering bertengkar, Raja paling mengerti dengan jalan pikir Hanan, justru karena pertengkaran itulah Raja jadi mudah memahami Hanan. Raja senang mereka menyayangi adik satu satunya bahkan rela membuang kepentingan mereka demi Jeran.

To Masa Depan (Anak Tersesat)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang