Rencana Pernikahan - 2

192 15 8
                                    

Disclaimer Naruto by Masashi Kishimoto.

Fanfiction by Agnes Kristi. Main pair SasuFemNaru.

Happy reading.

===========================================================


(Picture from Pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Picture from Pinterest. Credit to owner)

Hari masih pagi saat Tsunade dan Mito masuk ke kamar Naruto dengan membawa setumpuk katalog gaun pernikahan. Dia dipaksa duduk di antara kedua neneknya, meletakkan katalog di atas pangkuannya dan mulai memilih dengan antusias tinggi. Rin yang juga ikut datang hanya bisa tertawa.

"Naru, gaun ini cantik." Tsunade menunjuk sebuah gaun panjang berwarna biru langit di dalam katalog.

"Ah, ini juga cantik." Sekarang Mito yang ikut menunjuk gaun di dalam katalog.

Naruto menghela napas saat Rin berusaha menahan tawa. Pernikahan akan digelar di Istana Kiri satu bulan lagi. Tsunade dan Mito sudah begitu bersemangat mempersiapkan segala sesuatunya.

"Bisakah aku tidak memilih?" kata Naruto kemudian. Dia sebenarnya ingin mengenakan gaun pengantin milik mendiang sang ibu tapi kedua neneknya tidak setuju.

"Kau tidak ingin memilih?" Tsunade menatap cucunya tidak percaya.

Naruto menggeleng. "Aku akan menurut pada pilihan Obaa-sama."

"Tapi ini pernikahanmu." Mito tampak tidak setuju.

"Ini memang pernikahanku dan aku akan merasa bahagia jika Obaa-sama juga bahagia, itu lebih dari cukup." Naruto menggenggam tangan Tsunade dan Mito di atas pangkuannya. "Jadi silakan Obaa-sama tetapkan semuanya, aku akan menurutinya." Dia tersenyum.

"Kau ... yakin?" tanya Tsunade.

"Ya, Obaa-sama," Naruto pun menatap bibinya yang tampak heran. "Maaf jika aku akan membuatmu repot Oba-sama. Mohon bantuannya."

Rin ikut tersenyum. "Kau ini bicara apa, aku sangat senang bisa membantumu."

Tanpa sadar Tsunade dan Mito menghela napas bersamaan.

"Naru-chan, apa kau bahagia dengan rencana pernikahan ini?" Mito tiba-tiba berpikir kalau mereka telah memaksakan semuanya.

Tentu saja Naruto merasa bingung mendengar pertanyaan itu. Dia pun menatap neneknya yang kini berwajah sendu. "Kenapa Obaa-sama berpikir aku tidak bahagia?"

"Kau tidak bersemangat dengan pernikahanmu sendiri, bagaimana mungkin kami tidak berpikir seperti itu?" Tsunade menimpali.

Naruto berdeham dan menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang tersipu. "A-aku bahagia," lirihnya. "Hanya saja-," dia menghela napas pelan, "a-aku justru terlalu bahagia hingga tidak tahu harus berbuat apa. Memintaku untuk menentukan pilihan gaun, acara, bunga dan segalanya, hanya akan membuatku semakin bingung. Jadi-," dia kembali berdeham, "-aku memilih untuk duduk dengan tenang. Membiarkan Obaa-sama dan Oba-sama yang mengaturnya. Aku hanya ingin memiliki waktu untuk mempersiapkan mental menghadapi pernikahanku. Maksudku Sasuke, -ehem, i-ini pertama kalinya aku benar-benar menyukai seseorang dan penikahan mendadak ini membuatku merasa sedikit ... takut."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nami CafeWhere stories live. Discover now